Rabu, 04 Juni 2014

Pendidikan Seks di Sekolah Dasar



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Berbicara mengenai seks merupakan topik yang sangat menarik, terutama bagi kaum remaja dan dewasa. Sebenarnya, bukan hanya remaja dan orang dewasa saja yang perlu diberi pengetahuan mengenai pendidikan seks, pendidikan seks perlu diberikan sedini mungkin, bahkan sejak usia anak-anak. Terkait maraknya kasus-kasus pelecehan seksual pada anak dibawah umur maupun dewasa, dunia prostitusi, seks bebas di kalangan remaja maupun dewasa, bahkan di kalangan anak-anak dibawah umur yang kerap terjadi baru-baru ini. Oleh karena itu, pendidikan seks sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan generasi muda kita supaya tetap waspada dan berada di jalan yang benar, bertindak sesuai nilai moral, agama dan budaya yang berlaku.

Selama ini, jika kita berbicara mengenai seks, maka yang terbersit dalam benak sebagian besar orang adalah hubungan seks/ senggama. Padahal, seks itu artinya jenis kelamin yang membedakan pria dan wanita secara biologis. Kebanyakan orang pasti akan menganggap tabu jika membicarakan tentang seks, dianggapnya sex education akan mendorong remaja untuk berhubungan seks. Sebagian besar masyarakat masih berpandangan stereotype dengan pendidikan seks (sex education) seolah sebagai suatu hal yang vulgar. Padahal, pendidikan seks sangat penting untuk dikenalkan sedini mungkin, agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan seksual nantinya.
Pendidikan seks (sex education) adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia. Informasi itu meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan.
Cara penyampaian tentang pendidikan seks juga harus disesuaikan dengan usia, jangan sampai mengecohkan pikiran mereka. Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai dalam penyamapaian mengenai pendidikan seks, hal tersebut dilakukan supaya mereka mudah dalam menerima dan memahami apa yang mereka pelajari. Sebelum kita mengajarkan mengenai pendidikan seks kepada anak didik kita, seyogyanya kita terlebih dahulu mengetahui dan memahami tentang pendidikan seks itu sendiri.
Dengan adanya pendidikan seks tersebut, diharapkan para pelajar memahami dan mengerti dengan peran jenis kelaminnya. Paling tidak, perilaku seks menyimpang hingga menimbulkan kehamilan di luar nikah juga bisa dicegah karena mengetahui dampak buruknya.

B.     Rumusan Masalah
1.        Apakah pengertian pendidikan seks/ sex education?
2.        Apakah tujuan dari pendidikan seks?
3.        Bagaimana pentingnya pendidikan seks?
4.        Bagaimana dan kapan pendidikan seks diberikan?
5.        Karakteristik Pendidikan Seks
6.        Teknik Pendidikan Seks?
7.        Apa saja yang termasuk ke dalam penyimpangan seksual?
8.        Apa saja dampak dari seks bebas?
9.        Bagaimana mitos tentang seks di kalangan remaja?

C.    Tujuan
1.        Mengetahui pengertian pendidikan seks/ sex education.
2.        Mengetahui tujuan dari pendidikan seks.
3.        Mengetahui pentingnya pendidikan seks.
4.        Mengetahui kapan pendidikan seks diberikan.
5.        Mengetahui karakteristik pendidikan seks.
6.        Mengetahui teknik atau cara pendidikan seks
7.        Mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam penyimpangan seksual
8.        Mengetahui dampak seks bebas
9.        Mengetahui bagaimana mitos tentang seks di kalangan remaja


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendidikan Seks
Definisi mengenai pendidikan seks menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
a.         Menurut Calderone, pendidikan seks adalah pelajaran untuk menguatkan kehidupan keluarga, untuk menumbuhkan pemahaman diri dan hormat terhadap diri, untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan bersosialisasi dengan orang lain secara sehat, dan untuk membangun tanggung jawab seksual dan sosial. 
b.        Menurut Dr. J. L. Ch. Abineno, pendidikan seks merupakan ”pendidikan yang diberikan kepada anak tentang pengetahuan seks dan bagaimana menggunakan seks dalam hidupnya.” 
c.         Menurut Syamsudin, pendidikan seks adalah sebagai usaha untuk membimbing seseorang agar dapat mengerti benar-benar tentang arti dan fungsi kehidupan seksnya, sehingga dapat mempergunakannya dengan baik selama hidupnya.
Adapun kesimpulan dari beberapa definisi di atas, bahwa yang dimaksud dengan pendidikan seks adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan dan membentuk manusia-manusia dewasa yang dapat menjalankan kehidupan yang bahagia, dapat mempergunakan fungsi seksnya serta bertanggung jawab baik dari segi individu, sosial maupun agama.
Kebahagiaan yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan dirinya dengan partnernya, dengan masyarakatnya, dan dengan lingkungannya. Tanggung jawab diartikan sebagai hubungan yang tidak mempunyai efek yang merugikan bagi dirinya, partnernya, masyarakatnya serta kesadaran mengatur dorongan seksualnya dengan nilai-nilai moralitas yang berlaku.


B.       Tujuan Pendidikan Seks
Pendidikan seks atau Pendidikan Kehidupan Keluarga (family Life Education) bertujuan untuk memberi bekal pengetahuan, wawasan dan kesadaran akan arti menjaga kesucian untuk (mempersiapkan diri) menghadapi kehidupan berkeluarga yang sakinah, sehat bahagia, mawadah warohmah.
Dengan kata lain, tujuan pendidikan seks adalah membentuk manusia yang mempunyai kemampuan menyesuaikan dirinya dengan partnernya, dengan masyarakat, dan lingkungannya, serta mampu menjalin hubungan yang harmonis dan tidak menimbulkan efek yang merugikan bagi dirinya, partnernya, dan masyarakatnya dalam menjalankan kehidupan seksualnya.
Menurut pendapat Suraji, tujuan pendidikan seks yang diberikan kepada anak-anak (sebagai generasi penerus) meliputi beberapa hal:
1.        Membantu anak untuk merasakan bahwa seluruh anggota jasmani dan tahap-tahap pertumbuhannya sesuai dengan yang diharapkan 
2.        Menjadikan anak mengerti tentang proses berketurunan. 
3.        Mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi akibat pertumbuhannya 
4.        Menjadikan anak bangga dengan jenis kelaminnya 
5.        Membantu anak mengetahui bahwa perbuatan seks harus didasarkan atas penghargaan yang tulus terhadap kepentingan orang lain. 
6.        Menciptakan kesadaran bahwa masalah seks adalah salah satu sisi positif konstruktif dan terhormat dalam kehidupan masyarakat. 
7.        Mempersiapkan anak agar mampu membina keluarga dan menjadi orang tua yang bertanggung jawab.
Tujuan-tujuan tersebut ditetapkan berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:
1.             Anak mempunyai kecenderungan ingin mengetahui segala sesuatu, lebih-lebih apabila sesuatu tersebut dirahasiakan oleh orang-orang dewasa. Adanya kecenderungan tersebut menjadikan anak ingin selalu berusaha untuk mendapatkan informasi tersebut. 
2.             Anak akan mengalami perubahan-perubahan fisiknya menginjak usia puber. Dalam menghadapi adanya perubahan tersebut, mereka perlu persiapan lahir dan batin agar dalam menghadapi kenyataan tersebut mereka tidak kaget lagi. 
3.             Anak cenderung meniru segala sesuatu yang ada dilingkungannya, terlebih lagi apabila sesuatu tersebut dianggapnya sebagai sesuatu yang aneh atau unik. 
4.             Mulai umur sembilan tahun, antara laki-laki dan perempuan telah mulai merasa bahwa mereka berbeda, maka mereka memiliki perasaan malu terhadap lawan jenisnya. 
5.             Anak akan mulai melakukan berbagai macam tindakan yang pada intinya semua tindakan tersebut dilakukan dalam rangka ingin memperoleh perhatian dari lawan jenisnya.

C.      Pentingnya Pendidikan Seks (Sex Education)
Pendidikan seks akan membantu peserta didik untuk paham dengan alat reproduksi dan yang terkait dengan seksualitasnya. Sejak dini, anak-anak harus diajarkan mengenal bagian tubuhnya dan perbedaan-perbedaan mendasar antara seksualitas pria dan wanita serta hubungan antara keduanya.
Bagi bapak/ibu muda, pendidikan seks diperlukan supaya sejak awal pendidikan dalam kehidupan keluarga mereka sudah berkolaborasi bahu membahu melakukan pendidikan terhadap putra-putrinya sehingga tidak terbentuk kaum muda yang tidak diharapkan persepsi dan perilaku seksualnya menyimpang dari norma-norma kehidupan yang sehat secara fisiologis, psikologis, dan religius. Pentingnya pendidikan seks bagi orang tua yang memiliki anak menginjak remaja tidak diragukan lagi, yaitu untuk menangani masalah yang dimulai dari pertanyaan putra-putrinya tentang asal-usul dan proses terjadinya adik bayi.
Remaja merupakan masa pencarian jati diri yang mendorongnya mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, ingin tampil menonjol, dan diakui eksistensinya. Namun disisi lain remaja mengalami ketidakstabilan emosi sehingga mudah dipengaruhi teman dan mengutamakan solidaritas kelompok.
Akibat pengaruh hormonal, di usia remaja juga mengalami perubahan fisik yang cepat dan mendadak. Perubahan ini ditunjukkan dari perkembangan organ seksual menuju kesempurnaan fungsi serta tumbuhnya organ genetalia sekunder. Hal ini menjadikan remaja sangat dekat dengan permasalahan seputar seksual.
Ada beberapa hal mengenai pentingnya pendidikan seks bagi remaja, diantaranya yaitu:
1.             Untuk mengetahui informasi seksual bagi remaja
2.             Memiliki kesadaran akan pentingnya memahami masalah seksualitas
3.             Memiliki kesadaran akan fungsi-fungsi seksualnya
4.             Memahami masalah-masalah seksualitas remaja
5.             Memahami faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah seksualitas
1.             Faktor pertama adalah di mana anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adahal hal yang tabu. Sehingga dari ketidak fahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya.
2.             Faktor kedua, dari ketidakfahaman remaja tentang seks dan kesehatan anatomi reproduksi mereka, di lingkungan sosial masyarakat, hal ini ditawarkan hanya sebatas komoditi, seperti media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain, VCD, majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah kepada hal yang seperti itu. Dampak dari ketidakfahaman remaja tentang sex education ini, banyak hal-hal negatif terjadi, seperti tingginya hubungan seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, penularan virus HIV dan sebagainya.
Ada beberapa pendapat yang bilang, ”sex education” memang pantas dimasukkan dalam kurikulum di sekolah menengah, apalagi siswa pada ini adalah masa pubertas. Pendidikan SeksSex education” sangat perlu sekali untuk mengantisipasi, mengetahui atau mencegah kegiatan seks bebas dan mampu menghindari dampak-dampak negatif lainnya.
Mungkin kita baru menyadari betapa pentingnya pendidikan seks karena banyak kasus pergaulan bebas muncul di kalangan remaja dewasa ini. Kalau kita berbicara tentang pergaulan bebas, hal ini sebenarnya sudah muncul dari dulu, hanya saja sekarang ini terlihat semakin parah. Pergaulan bebas remaja ini bisa juga karena dipicu dengan semakin canggihnya kemajuan teknologi, juga sekaligus dari faktor perekonomian global. Namun hanya menyalahkan itu semua juga bukanlah hal yang tepat. Yang terpenting adalah bagaimana kita mampu memberikan pendidikan seks (sex education) kepada generasi muda.

D.      Kapan Pendidikan Seks Diberikan
Banyaknya kejadian penyimpangan pendidikan seks dikalangan usia remaja bahkan dni diakbitkan oleh ketidakpekaan orang tua dan pendidik terhadap kondisi remaja menyebabkan remaja sering terjatuh pada kegiatan tuna sosial. Ditambah lagi keengganan dan kecanggungan remaja untuk bertanya pada orang yang tepat semakin menguatkan alasan kenapa remaja sering bersikap tidak tepat terhadap organ reproduksinya. Data menunjukkan dari remaja usia 12-18 tahun, 16% mendapat informasi seputar seks dari teman, 35% dari film porno, dan hanya 5% dari orang tua.
Menurut Baby Jim kurangnya pengetahuan seksual pada anak remaja memicu keingintahuan berlebih pada anak. Apalagi, orang tua kerap kali tertutup soal seks. Alhasil, mereka memuaskan rasa keingintahuan mereka dengan bertanya pada teman, atau mencarinya di internet yang belum tentu menyediakan informasi yang benar.
Pendidikan seks yang baik adalah yang dimulai sejak dini. Dimulai dari proses pengenalan tubuh agar anak mengenal tubuh mereka masing-masing sehingga mereka dapat menghargai tubuh orang lain. Dalam proses pengenalan ini, orang tua juga harus mengetahui masa-masa pengenalan organ seksual anak yang dimulai sejak mereka lahir.
Kesadaran anak akan seks sebenarnya sudah terbentuk saat dia masih bayi. Ada masa oral, anal, dan genital. Saat anak masih bayi semua dirasakan dengan mulut karena pada saat usia 0-1 tahun dia mengenal area kenikmatan itu hanya mulut, itulah mengapa ketika dewasa ada yang dinamakan oral seks. Lalu, mereka merasa lega saat buang air besar, menangis ketika tidak dibersihkan. Ketika dibersikan otot-otot anusnya disentuh dan dia merasa senang. Itulah mengapa anus termasuk salah satu organ seksual.

E.       Karakteristik Pendidikan Seks
1.        Karakteristik Pendidikan Seks Menurut Agama Islam
Orang tua adalah sebagai pendidik bagi anak-anaknya, sehingga sebagai orang tua harus bisa membimbing dan mengarahkan anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Orang tua adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap anak dalam masalah pendidikan, termasuk pendidikan seks. Sebagai orang tua dituntut untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang seks yang sesuai dengan syariat, dan mengajarkan hukum-hukum islam dengan mengaitkan perbuatan-perbuatan seks yang terlarang (haram) untuk dilakukan dan yang diperbolehkan (halal). Dan yang lebih penting lagi adalah menanamkan aqidah mereka kepada Allah.
Pokok-pokok pendidikan seks dalam islam yang perlu diterapkan dan diajarkan kepada anak antara lain:
a.        Menanamkan rasa malu pada anak
Rasa malu harus ditanamkan kepada anak sejak awal lagi. Jangan biasakan anak-anak, walau masih kecil, bertelanjang di depan orang lain; misalnya ketika keluar kamar mandi, atau saat berganti pakaian. Membiasakan anak perempuan sejak kecil berbusana muslimah menutup aurat juga penting untuk menanamkan rasa malu sekaligus mengajarkan anak tentang auratnya.
b.        Menanamkan jiwa kelelakian pada anak laki-laki dan jiwa keperempuan pada anak perempuan
Secara fisik maupun psikis, laki-laki dan wanita mempunyai perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut telah diciptakan sedemikian rupa oleh Allah. Dan itulah fitrah yang ditetapkan pada manusia. Adanya perbedaan ini bukan untuk saling merendahkan, namun perbedaan tersebut semata-mata karena fungsi yang kelak akan diperankannya. Mengingat perbedaan tersebut, maka Islam telah memberikan tuntunan agar masing-masing fitrah yang telah ada tetap terjaga. Islam menghendaki agar laki-laki memiliki kepribadian maskulin, dan perempuan memiliki kepribadian feminin. Islam tidak menghendaki wanita menyerupai laki-laki, begitu juga sebaliknya.
Dari Ibnu Abbas ra berkata: “Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang berlagak wanita, dan wanita yang berlagak meniru laki-laki. Dalam riwayat yang lain: “Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang meniru wanita dan wanita yang meniru laki-laki”. (HR. Bukhari).
c.         Memisahkan tempat tidur anak-anak
Pemisahan tempat tidur anak-anak merupakan cara untuk menanamkan kesadaran pada anak tentang dirinya dan perbedaan jenis kelamin. Pemisahan tempat tidur juga dilakukan terhadap anak dengan kakak atau adik perempuannya. Usia antara 7-10 tahun merupakan usia saat anak mengalami perkembangan yang pesat. Anak mulai melakukan eksplorasi ke dunia luar. Anak tidak hanya berfikir tentang dirinya, tetapi juga mengenai sesuatu yang ada di luar dirinya.
d.        Mengenalkan waktu berkunjung (meminta izin dalam 3 waktu)
Tiga ketentuan waktu yang tidak diperbolehkan anak-anak untuk memasuki ruangan (kamar) orang dewasa kecuali meminta izin terlebih dulu adalah: sebelum solat subuh, tengah hari, dan setelah solat isya. Aturan ini ditetapkan mengingat di antara ketiga waktu tersebut merupakan waktu aurat, yakni waktu ketika badan atau aurat orang dewasa banyak terbuka (Lihat: QS al-Ahzab [33]: 13). Jika pendidikan semacam ini ditanamkan pada anak maka ia akan menjadi anak yang memiliki rasa sopan-santun dan etika yang luhur.


e.         Mendidik menjaga kebersihan alat kelamin
Tujuan mengajari anak untuk menjaga kebersihan alat kelamin agar bersih dan sehat sekaligus mengajarkan anak tentang najis. Anak juga harus dibiasakan untuk buang air pada tempatnya, dengan cara ini diharapkan akan terbentuk pada diri anak sikap hati-hati, mencintai kebersihan, disiplin, dan memperhatikan tentang etika sopan santun dalam melakukan hajat.
f.         Mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata
Telah menjadi fitrah bagi setiap manusia untuk tertarik dengan lawan jenisnya. Namun, jika fitrah tersebut dibiarkan bebas lepas tanpa kendali, justru hanya akan merusak kehidupan manusia itu sendiri. Begitu pula dengan mata yang dibiarkan melihat gambar-gambar atau film yang mengandung unsur pornografi. Karena itu, jauhkan anak-anak dari gambar, film, atau bacaan yang mengandung unsur pornografi dan pornoaksi.
g.        Mendidik anak agar tidak melakukan ikhtilat
Pengertian ikhtilat, yakni bercampur baurnya antara laki-laki dan perempuan bukan mahram. Perbuatan semacam ini pada masa sekarang merupakan perbuatan yang sudah dianggap biasa. Mereka bebas mengumbar pandangan, saling berdekatan dan bersentuhan. Seolah tidak ada lagi batas yang ditentukan syara’ guna mengatur interaksi diantara mereka. Ikhtilat dilarang, karena bisa sebagai perantara kepada perbuatan zina yang diharamkan Islam. Bila ikhtilat dibiarkan, maka pintu-pintu kemaksiatanpun akan terbuka lebar. Dan akan membawa dampak kepada kerusakan kehidupan manusia. Islam tidak melarang seorang wanita untuk melakukan aktivitas demi kemaslahatan umat. Namun tentunya harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang sudah digariskan Allah dan Rasul-Nya, seperti tidak menampakkan aurat, menundukkan pandangan, dsb.


h.        Mendidik anak agar tidak melakukan khalwat
Dinamakan khalwat jika seorang laki-laki dan wanita bukan mahramnya berada di suatu tempat, hanya berdua saja. Biasanya mereka memilih tempat yang tersembunyi, yang tidak boleh dilihat oleh orang lain. Sebagaimana ikhtilat, khalwat pun merupakan perantara bagi terjadinya perbuatan zina. Anak-anak sejak kecil harus diajari untuk menghindari perbuatan semacam ini. jika bermain, bermainlah dengan sesama jenis. Sebagaimana ikhtilat, khalwatpun merupakan perantara bagi terjadinya perbuatan zina. Rasulullah SAW bersabda : “Hindarilah khalwat (berdua-duaan) dengan wanita. Demi diriku yang berada di tanganNya, tiadalah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita, kecuali syaitan menyelusup diantara keduanya”. (HR. THabrani).
i.          Ihtilam dan haid
Ihtilam adalah tanda anak laki-laki sudah mulai memasuki usia baligh. Adapun haid dialami oleh anak perempuan. Mengenalkan anak tentang ihtilam dan haid tidak hanya sekadar untuk dapat memahami anak dari pendekatan fisiologis dan psikologis semata. Jika terjadi ihtilam dan haid, Islam telah mengatur beberapa ketentuan yang berkaitan dengan masalah tersebut, antara lain kewajiban untuk melakukan mandi. Yang paling penting, harus ditekankan bahwa sekarang mereka telah menjadi muslim dan muslimah dewasa yang wajib terikat pada semua ketentuan syariah.
j.          Mengenalkan Mahramnya
Tidak semua wanita berhak dinikahi oleh seorang laki-laki. Siapa saja wanita yang diharamkan dan siapa yang dihalalkan, semuanya ini telah ditentukan oleh syariat islam. Ketentuan ini harus diberikan pada anak agar ditaati. Dengan memahami kedudukan wanita yang menjadi mahram, diupayakan agar anak mampu menjaga pergaulan sehari-harinya dengan selain wanita yang menjdadi mahramnya tersebut.Inilah salah satu bagian terpenting dikenalkannya kedudukan orang-orang yang haram dinikahi dalam pendidikan seksual anak.
Dengan demikian dapat diketahui dengan tegas bahwa islam mengharamkan incest, yaitu pernikahan yang dilakukan antara saudara kandung atau mahramnya. Siapa saja mahram tersebut, Allah SWT telah menjelaskan dalam Surat An-Nisa’:22-23.
k.        Mendidik agar selalu menjaga pandangan mata
Telah menjadi fitrah bagi setiap manusia untuk tertarik dengan lawan jenisnya. Namun jika fitrah tersebut dibiarkan bebas lepas tanpa kendali, justru hanya akan merusak kehidupan manusia itu sendiri. Begitu pula dengan mata yang dibiarkan melihat gambar-gambar atau film yang mengandung unsur pornografi. “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (An-Nur:30) “Katakanlah kepada wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya”. (An-Nur:31).
l.          Mendidik etika berhias
Berhias berarti usaha untuk memperindah atau mempercantik diri agar bisa berpenampilan menawan. Berhias, jika tidak diatur secara islami akan menjerumuskan seseorang pada perbuatan maksiat dan dosa.

2.        Karakteristik Pendidikan Seks Sesuai Usia Anak
Umur 3-5 tahun
Pada rentang umur ini, mengajarkan mengenai organ tubuh dan fungsi masing-masing organ tubuh, jangan ragu juga untuk memperkenalkan alat kelamin si kecil. Saat yang paling tepat untuk mengajarkannya adalah di saat Anda sedang memandikannya. Diharapkan untuk hindari penyebutan yang dianggap tidak sopan di masyarakat untuk menyebut alat kelamin yang dimilikinya. Misalkan seperti vagina atau penis, jangan diistilahkan dengan kata lain seperti “apem” atau “burung”. Anda tidak perlu membahas terlalu detail mengenai jenis kelamin anak Anda atau mengajarkannya dalam kondisi belajar yang serius.
Pertanyaan yang sering dilontarkan anak pada usia ini , seperti “mama, kita lahir dari mana?”, Anda juga bisa memberikan penjelasan mengenai darimana bayi berasal dengan menggunakan sebuah cerita agar si buah hati bisa lebih memahami dan tertarik untuk mendengarkannya. Di usia ini juga, seorang anak sudah bisa diajarkan apa itu perempuan dan laki-laki. Jadi bila Anda memiliki dua anak yang berlawanan jenis, akan lebih mudah untuk Anda menjelaskan perbedaan penis dan vagina kepadanya.
Ajarkan juga kepada anak bahwa seluruh tubuhnya, termasuk alat kelaminnya, adalah milik pribadinya yang harus dijaga baik-baik. Dengan demikian, anak harus diajarkan untuk tidak menunjukkan kelaminnya secara sembarangan. Tekankan kepada mereka bahwa mereka memiliki hak dan bisa saja menolak pelukan atau ciuman dan segala macam bentuk kasih sayang yang dinyatakan melalui sentuhan fisik. Hal ini menjadi penting, karena disukai atau tidak, banyak pelaku pelecehan seksual adalah orang-orang yang dekat dengan kehidupan si anak. Orang tua juga diharapkan untuk tidak memaksa seorang anak untuk memeluk atau mencium orang lain jika dia tidak menginginkannya agar si anak bisa belajar untuk menyatakan penolakannya.

Umur 6 - 9 tahun
Anak-anak sering sekali menjadi korban pelecehan dan kekerasan seksual dari orang dewasa karena ketidakberdayaan dan ketidaktahuan yang bisa dimanfaatkan dengan mudah oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Masalah utama dalam kasus pencabulan anak adalah anak kecil tidak sadar bahwa dirinya telah mengalami pencabulan, baik karena keluguan si anak atau karena pelaku berdalih bahwa hal yang dilakukan adalah tanda “kasih sayang”.
Di rentang umur ini, si kecil diajarkan mengenai apa saja yang harus dilakukan untuk melindungi dirinya sendiri. Orang tua bisa mengajarkan anak menolak untuk membuka pakaian bahkan jika ada imbalan sekalipun atau menolak diraba alat kelaminnya oleh temannya. Anak Anda harus diajarkan untuk berteriak sekencang mungkin meminta pertolongan dan melapor ke orang tua jika orang dewasa yang berada di sekitar mereka mengancam untuk memberikan hukuman atau mengintimidasi mereka di saat mereka menolak untuk melakukan hal-hal yang menurut anak tidak nyaman untuk dilakukan.
Selain itu, di rentang umur ini, Anda bisa menggunakan hewan tertentu yang tumbuh dengan cepat dan terlihat jelas perbedaan jenis kelaminnya (seperti: anak ayam) di saat bertumbuh dewasa untuk mengajarkan mengenai perkembangan alat reproduksi. Ajaklah anak anda untuk turut mengamati perkembangannya. Jika mereka tidak terlalu memperhatikan hingga detail terkecil, Anda bisa berikan informasi lebih lanjut nanti sembari menekankan bahwa alat kelamin mereka juga akan berubah seiring mereka bertumbuh dewasa nanti.
Orang tua harus memperhatikan suasana hati anak agar saat menyampaikan materi seksualitas, si anak tidak merasa terpojokkan, malu, bodoh, ataupun menjadi terlalu liar dalam menyikapi seks.

Umur 9 - 12 tahun
            Berikan informasi lebih mendetail apa saja yang akan berubah dari tubuh si anak saat menjelang masa puber yang cenderung untuk berbeda-beda di setiap individu. Ajarkan kepada anak bagaimana menyikapi menstruasi ataupun mimpi basah yang akan mereka alami nanti sebagai bagian normal dari tahap perkembangan individu. Pada umur 10 tahun, sebelum menjelang masa puber, Anda sudah bisa memulai topik mengenai kesehatan alat kelamin. Pastikan juga pada anak Anda, jika dia mengikuti semua peraturan kesehatan ini, maka mereka tak perlu banyak khawatir.

Umur 12 - 14 tahun
Data yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa 51 persen remaja di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi telah berhubungan seksual sebelum menikah. Penulis memang tidak mendapatkan angka pasti untuk data di tahun 2012, tetapi dengan adanya berita di berbagai media massa yang menyatakan adanya peningkatan dalam tingkat aktivitas seksual remaja, maka tentunya harus ada pendidikan yang memadai untuk menanggulangi hal ini.
Dorongan seksual di masa puber memang sangat meningkat, oleh karena itu, orang tua sebaiknya mengajarkan apa itu sistem reproduksi dan bagaimana caranya bekerja. Penekanan terhadap perbedaan antara kematangan fisik dan emosional untuk hubungan seksual juga sangat penting untuk diajarkan. Beritahukan kepada anak segala macam konsekuensi yang ada dari segi biologis, psikologis, dan sosial jika mereka melakukan hubungan seksual. Orang tua selain mengajarkan keterbukaan komunikasi dengan anak terutama dalam membicarakan seksualitas, juga perlu menambahkan keuntungan menghindari aktivitas seksual terlalu dini sebelum mencapai masa dewasa.
Hindari penggunaan kata-kata yang menghakimi remaja agar ia tidak merasa ragu, takut, enggan ataupun marah saat membicarakan pengalaman seksual mereka. Jika orang tua merasa agak berat untuk membicarakan topik-topik seksual dengan anak, orang tua bisa meminta bantuan psikolog atau konselor untuk  memberikan pendidikan seksual kepada anak dan  membantu orang tua merasa nyaman membicarakan topik ini.

3.        Karakteristik Kurikulum Pendidikan Seks
Di India, upaya oleh pemerintah negara bagian untuk memperkenalkan pendidikan seks sebagai bagian dari kurikulum wajib sekolah. Pro dan kontrapun timbul seiring dengan kritik keras oleh orang yang mengaku hal itu bertentangan dengan budaya India dan akan menyesatkan anak-anak. Di Inggris dan Wales, tidak wajib di sekolah sebagai orang tua dapat menolak untuk membiarkan anak-anak mereka mengambil bagian dalam pelajaran. Di beberapa negara, orangtua harus memberikan persetujuan mereka sebelum anak-anak mereka dapat menghadiri kelas-kelas tersebut. Variasi ini di berbagai daerah yang diyakini telah muncul karena kontroversi  kurikulum pendidikan seks.
Berbagai topik biasanya di pelajaran dalam pendidikan seks tergantung pada hukum-hukum daerah. Beberapa di antaranya:
a.         Sistem reproduksi laki-laki dan perempuan
b.        Haid
c.         Fisik dan emosional perubahan remaja
d.        Kehamilan
e.         Kontrasepsi
f.         Proses Pertumbuhan
g.        Bahaya kekerasan seksual
h.        Homoseksualitas
i.          Infeksi menular seksual (IMS)
j.          Onani
k.        Safe sex / penggunaan kondom
l.          Pelecehan seksual
m.      Seks posisi
n.        kehamilan remaja

F.       Teknik Penyampaian
Pergaulan anak-anak sekolah semakin memprihatinkan pasalnya sering terdengar berita para pelajar hamil sebelum nikah karena telah melakukan seks bebas, hal ini diperparah oleh teknologi informasi, seperti HP, komputer,  dan laptop yang bisa untuk mengakses internet. Seseorang dapat melihat konten-konten yang terkontaminasi pornografi.
Walaupun dianggap tabu untuk dibahas, kenyatanya tingginya angka kehamilan di luar nikah sebagai akibat dari seks bebas di kalangan generasi muda menunjukkan bahwa pendidikan seks itu sebenarnya sangatlah diperlukan terutama di bangku sekolah karena sebagian besar orang tua justru menghindari dan merasa terbebani untuk menjelaskan topic tersebut karena mereka merasa anaknya akan mencoba hal-hal yang belum waktunya mereka lakukan. "Pendidikan seksual harusnya sudah mulai diperkenalkan orang tua maupun tenaga pendidik sejak dini kepada anak, bahkan bila perlu sudah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan Sekolah Dasar karena survey membuktikan pendidikan seks tidak meningkatkan aktivitas seksual" (Irna Minauli dalam Kharisma).
Berikut aspek-aspek dan cara penyampaian pendidikan seks di sekolah:
1.        Aspek Biologis
Penjelasan secara detail tentang Organ Reproduksi. Dalam menjelaskan materi dapat digunakan alat peraga kesehatan sehingga anak benar-benar paham karena dapat melihat bentuk sebenarnya. Guru harus menerangkan mulai dari pertumbuhan jenis kelamin. Bagaimana fungsi kelamin sebagai alat reproduksi. Bagaimana perkembangan alat kelamin itu. Tentang menstruasi, mimpi basah dan sebagainya, sampai kepada timbulnya birahi karena adanya perubahan pada hormon-hormon. Termasuk nantinya masalah kehamilan.
2.        Aspek Psikologis
a.       seks juga terkait emosi, perasaan, dan nilai jadi disini juga dipaparkan tentang pentingnya rasa sayang, tanggung jawab, penghormatan dan saling berbagi diantara pasangan. seks dan cinta adalah hal yang berbeda jadi kalau pacar mengajak berhubungan seks itu bukan refleksi cinta tetapi nafsu
b.      mengaktifkan peran Bimbingan Konseling (BK).
Siswa dapat bertanya masalah seks kepada guru BK dan guru BK harus meyakinkah siswa bahwa kerahasiaanya akan terjaga sehingga siswa tidak perlu malu-malu untuk bertanya seputar seks.
3.        Aspek Agama
a.    mengaktifkan kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah. Misalnya bagi yang muslim dapat digalakkan solat dhuhur berjamaah dengan guru ketika istirahat ke-2.
b.     Menerapkan pendidikan berkarakter, misalnya  sebelum dan selesai belajar, para siswa berdoa bersama dan melakukan pendekatan persuasif dengan tegur sapa serta salam.
c.    Memperingati hari-hari besar keagamaan. Misalnya bagi yang muslim dapat mengundang ustadz untuk memberikan tausiyah yang diselipi tentang dosa yang harus ditanggung jika melakukan seks bebas.
4.        Aspek Moral
Siswa dilarang mengumbar bagian-bagian tertentu tubuhnya. Misalnya bagi wanita tidak boleh berpakaian yang minim dan ketat yang dapat menimbulkan nafsu birahi kaum pria.

5.        Aspek Kesehatan
Dijelaskan bahwa seks bebas itu dapat menimbulkan penyakit kelamin berbahaya seperti HIV. Disini guru juga menyampaikan macam-macam penyakit kelamin dengan melihatkan gambar pengidap penyakit tersebut..
6.        Aspek Pendidikan
a.    Diadakan seminar tentang pendidikan seks.
b.    mengadakan penelitian tentang kejadian-kejadian di tempat-tempat lokalisasi secara langsung..
c.    Merazia HP siswa agar terhindar dari konten-konten yang berbau pornografi.
Mungkin kita baru menyadari betapa perlunya belajar seputar seks karena banyak kasus pergaulan bebas muncul di kalangan remaja. Pergaulan bebas juga dipicu semakin canggihnya teknologi informasi. Tetapi hanya menyalahkan tidaklah tepat. Yang terpenting adalah bagaimana mampu memberikan pendidikan seks kepada generasi muda.

G.      Penyimpangan Seksual
1.        Homo Seksual
Homoseksual adalah hubungan seksual antara orang-orang yang sama kelaminnya, baik sesama pria maupun sesama wanita, namun biasanya istilah homosex itu dipakai untuk sex antar pria; sedangkan untuk sex antar wanita, disebut lesbian (female homosex). Lawan homosex adalah heterosex, artinya hubungan seksual antara orang-orang yang berbeda kelaminnya (seorang pria dengan seorang seorang wanita).
Homoseksual (liwath, bhs. Arab) dilakukan dengan cara memasukan penis (zakar, bhs. Arab) kedalam anus (dubur, bhs. Arab); sedangkan lesbian dilakukan dengan cara melakukan masturbasi satu sama lain atau dengan cara lainnya untuk mendapatkan orgasme (puncak kenikmatan atau climax of the sex act)
Perbuatan kaum homo, baik seks antar sesame pria (homoseksual), maupun seks antar sesame wanita (lesbian) merupakan kejahatan (jarimah/jinayah, bhs. Arab) yang dapat diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun menurut hukum pidana di Indonesia (pasal 292 KUHP).
Menurut hokum fiqih jinayah(hukum pidana Islam), homoseksual (liwath) termasuk dosa besar, karena bertentangan dengan norma agama, norma susila, dan bertentangan pula dengan sunnatulloh (God’s Law/ Natur Of law) dan fitrah manusia(human Nature) sebab Alloh SWT menjadikan manusia terdiri dari pria dan wanita adalah untuk berpasang-pasangan sebagai suami istri untuk mendapatkan keturunan yang sah dan untuk memperoleh ketenangan dan kasih sayang, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an Surat Al-Nahl ayat 72 :

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ ۚ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ (16:72)

Artinya :”Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?"
Dan firman Alloh dalam Surat Ar-Rum ayat 21

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (30:21)
Artinya:”dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.


2.        Masturbasi
a.      Pengertian Masturbasi
Masturbasi adalah sebuah tingkah laku merangsang seksual diri sendiri. Kata masturbasi mempunyai persamaan arti dengan onani. Onani mempunyai arti sama dengan masturbasi namun ada yang berpendapat bahwa onani diperuntukkan bagi laki-laki, sedangkan istilah masturbasi dapat berlaku bagi perempuan atau laki-laki.
Dalam bahasa Indonesia masturbasi memiliki beberapa istilah salah satunya rancap yang maksudnya perangsangan organ kelamin sendiri dengan cara menggesek-geseknya dengan tangan atau benda lain hingga mengeluarkan sperma dan mencapai orgasme. Sedangkan bahasa gaulnya adalah coli atau main sabun yaitu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam memenuhi kebutuhan seksualnya, dengan menggunakan alat bantu sabun atau benda lain, sehingga dengannya dia bisa mengeluarkan mani (ejakulasi).
Jadi masturbasi adalah kegiatan menyentuh, menggosok dan meraba bagian tubuh sendiri yang peka sehingga menimbulkan rasa menyenangkan untuk mendapat kepuasan seksual (orgasme) baik tanpa menggunakan maupun menggunakan alat bantu. Tujuan utama dari masturbasi adalah untuk mencari kepuasan atau melepas keinginan nafsu seksual dengan jalan tidak bersenggama.
b.      Dampak Masturbasi


Masturbasi memiliki dampak yang sangat besar bagi seseorang, baik dampak terhadap fisik maupun perkembangan psikologis. Dampak masturbasi bahkan lebih banyak berdampak negatif daripada dampak positifnya.
1)      Dampak Fisik
Luka-luka pada alat kelamin, masturbasi yang dilakukan secara keras dan menggunakan benda-benda kasar akan dapat merobek kulit vagina, iritasi atau infeksi pada alat kelamin. Ejakulasi dini, kebiasaan ingin cepat mendapatkan kepuasan masturbasi akan cenderung menjadikan seseorang cepat mengalami orgasme.
2)      Dampak Psikologis
Rasa bersalah diakibatkan adanya perasaan berdosa karena telah melanggar norma yang dianut seperti norma agama, dan norma sosial. Rasa malu karena adanya anggapan bahwa masalah masturbasi adalah sesuatu yang dianggap kotor, tabu, dan tidak layak dibicarakan.
Khayalan yang mengikat ketika melakukan masturbasi dalam jangka panjang dan dilakukan secara terus-menerus akan dapat mengikat dan menguasai pikiran, sehingga khayalan itu akan muncul secara terus menerus setiap saat. Isolasi, sebagai pelarian ke dunia yang penuh khayalan sehingga seseorang yang telah merasa nikmat dan merasa aman dengan dunia khayalannya akan cenderung menarik diri dari pergaulan.
Pandangan agama terhadap masturbasi dapat dijelaskan sesuai dengan dalill-dalil yang ada. Dalam islam masturbasi dikenal dengan beberapa nama yaitu al-istimna, billkaf, nikah al-yad, jildu umairah, al-I’timar atau adatus sirriyah.Masturbasi yang dilakukann oleh wanita disebut al- ilthaf.
Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa dalam persetubuhan (senggama) suami istri terdapat puncak kenikmatan, puncak kasih sayang terhadap pasangannya, pahala, shadaqoh, kesenangan jiwa, hilangnya pikiran-pikiran kotor, hilangnya ketegangan, badan terasa ringan dan bertambah sehat. Pada setiap bagian tubuh mendapat sentuhan kenikmatan (Raudhatul muhibbin Taman Orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu).
Lalu bandingkanlah dengan masturbasi, tentu sangat jauh sekali. Hasilnya masturbasi tidak bekerja sebagai kebajikan karena secara psikologi masturbasi ini akan berdampak pada psikologi atau kejiwaan dan depresi emosional. Pelakunya akan selalu dihantui perasaan bersalah dan berdosa. Sedangkan pada persetubuhan suami istri didapat kenikmatan, ketenangan, dan pahala berdasarkan hadist yang Artinya:
“Dan, di dalam persetubuhan salah seorang di antara kalian ada pahala”. Mereka bertanya? Wahai Rasulullah, adakah salah seorang diantara kami memuaskan birahinya dan dia mendapat pahala karena itu. Beliau bersabda : “ Bagaimana pendapat kalian jika dia meletakannya pada hal yang haram, apakah dia mendapat dosa ” Mereka menjawab,” Benar ”. Beliau bersabda,” demikian pula jika dia meletakkannya pada hal yang halal, maka dia mendapat pahala” (HR.Muslim)

Onani (istimna’bil yadi, bhs. Arab), yakni masturbasi dengan tangan sendiri. Islam memandangnya sebagai perbuatan yang tidak etis dan tidak pantas dilakukan. Namun, para ahli Hukum Fiqh berbeda pendapat tentang hukumnya.
Pendapat pertama, Ulama Maliki, Syafii dan Zaidi mengharamkan secara Mutlak, berdasarkan Al-Qur’an Surat Al-Mu’minun ayat 5-7:

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (23:5إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (23:6) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (23:7))
Artinya :”dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka milik; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.Barangsiapa mencari yang di balik itu Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas”.
Ayat ini dengan jelas memerintahkan kepada kita agar menjaga kehormatan alat kelamin (penis), kecuali terhadap istri dan budak kita. Yang dimaksud budak disini, ialah budak yang didapat dalam peperangan untuk membela agama.
Pendapat kedua, Ulama Hanafi secara prinsip mengharamkan onani, tetapi dalam keadaan gawat, yakni orang yang memuncak nafsu seksnya dan khawatir berbuat zina, maka ia boleh, bahkan wajib berbuat onani demi menyelamatkan dirinya dari perbuatan zina yang jauh lebih besar dosa dan bahayanya daripada onani. Hal ini sejalan dengan kaidah fiqh
اِرْتِكَابُ أَخَفُّ الضَّرَرَيْنِ وَاجِبٌ
Artinya:”Wajib menempuh bahaya yang lebih ringan diantara dua bahaya”
Pendapat ketiga, Ulama Hambali mengharamkan onani, kecuali kalau orang takut berbuat zina (karena terdorong nafsu seksnya yang kuat), atau khawatir terganggu kesehatannya, sedangkan ia tidak mempunyai istri atau amat (budak wanita), dan ia tidak mampu kawin, maka ia tidak berdosa berbuat onani.
Menurut pendapat kedua dan ketiga diatas, onani hanya diperbolehkan dalam keadaan terpaksa. Sudah barang tentu yang diperbolehkan dalam keadaan terpaksa (darurat) itu dibatasi seminimal mungkin penggunaannya, dalam hal ini perbuatan onani itu
Hal ini sesuai dengan kaidah Fiqh :
مَاأُبِيْحَ لِلضَّرُوْرَةِ يُقَدَّرُ بِقَدَرِهَا
Artinya: “ sesuatu yang diperbolehkan karena darurat, hanya boleh sekadarnya saja”
Pendapat keempat, Ibnu Hazm memandang makruh onani, tidak berdosa, tetapi tidak etis.
Pendapat kelima, Ibnu Abbas, Al-Hasan, dan lain-lain membolehkan onani. Kata Al-Hasan, “ Orang Islam dahulu melakukannya dalam waktu peperangan (jauh dari keluarga/istri)”. Dan kata Mujahid, seorang ahli tafsir, murid Ibnu Abbas, “Orang Islam dahulu (sahabat Nabi) mentoleransi para remaja/ pemudanya melakukan onani/ masturbasi”. Dan hukum mubah berbuat onani ini berlaku baik untuk pria maupun wanita.

3.        Oral Seks
Oral Sex atau seks oral adalah suatu variasi seks dengan memberikan stimulasi/rangsangan melalui mulut dan lidah pada organ seks/ kelamin pasangannya. Seks oral dinilai aman oleh kebanyakan remaja, ditambah lagi bila menggunakan "pengaman". Namun, sebenarnya anggapan mereka bisa dikritik berdasarkan sains baik segi teori maupun segi dokumentasi. Berdasarkan teori ataupun dokumentasi, ditemukan beberapa dampak dari seks oral, baik melalui oral ke penis ataupun oral ke vagina.

1.        Oral ke Penis/ Blow Job/ Fellatio (Wanita ke Pria)
Berdasarkan teori, seks oral dapat meningkatkan perpindahan bakteri atau virus dari semen/air mani yang terinfeksi ke rongga mulut wanita. Setiap luka terbuka pada gusi wanita dapat lebih meningkatkan risiko perpindahan virus maupun bakteri dengan cara bertransmisi (masuk) melalui aliran darah. Hal sebaliknya juga bisa terjadi, bakteri/virus yang menginfeksi rongga mulut seorang wanita juga bisa berpindah (bahkan masuk) ke saluran perkemihan pria.
Berdasarkan dokumentasi, meskipun risiko penyakit dari seks oral lebih kecil beberapa kali daripada seks anal atau vaginal, beberapa dokumen tentang penularan penyakit melalui seks oral telah dilaporkan. Penyakit itu adalah HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit HIV ini sekaligus membuktikan teori penularan penyakit melalui aliran darah. Pada beberapa kasus, bahkan HIV ditularkan dari pria yang tidak berejakulasi.
2.        Oral ke Vagina/Cunnilingus (Pria ke Wanita)
Berdasarkan teori, hampir serupa dengan teori sebelumnya, bahwa seks oral yang dilakukan pria terhadap organ kewanitaan juga dapat berdampak pada perpindahan bakteri/virus dari vagina ke rongga mulut pria. Berdasarkan keilmuan, cairan vagina (termasuk darah menstruasi) yang terinfeksi oleh bakteri/virus tertentu, dapat berpindah ke rongga mulut "pelaku" seks oral. Sebaliknya, bila yang terinfeksi adalah rongga mulut pria, maka bisa pula berpindah ke vulva vagina wanita.
Berdasarkan Dokumentasi, risiko penularan/perpindahan HIV selama seks oral lebih kecil dibandingkan ketika seks anal atau vaginal. Namun, cukup banyak dilaporkan kasus penularan HIV dan STDs (Sexually Transmitted Diseases/penyakit menular seksual) setelah melakukan seks oral dari oral ke vagina. Selain HIV, beberapa penyakit juga sering dilaporkan terjadi seperti kanker mulut yang disebabkan oleh virus papiloma manusia (penyebab kanker serviks pada wanita). Penyakit kewanitaan lain yang bisa menular ke rongga mulut pria yaitu klamidia, herpes genitalis, dan gonore.

Selain itu, studi yang dipublikasikan New England Journal of Medicine tahun 2007 menemukan bahwa orang-orang muda yang terkena kanker tonsil dan pangkal lidah dengan hasil tes positif HPV kebanyakan karena melakukan oral seks terhadap pasangannya. Orang yang melakukan 6 kali atau lebih oral seks dengan pasangannya memiliki risiko 3,4 kali lebih tinggi terkena kanker orofaringeal (kanker pangkal lidah, belakang tenggorokan atau tonsil). Risiko ini akan meningkat jika ia sering bergonta ganti pasangan.
Orang yang terkena virus HPV memiliki lokasi yang spesifik tergantung pada bagian tubuh mana yang pertama kali masuk ke dalam tubuh. Jika masuk melalui vagina maka umumnya menyebabkan kanker leher rahim tapi jika di mulut akan menyebabkan kanker di daerah mulut dan tenggorokan.

H.      Dampak Seks Bebas
Seks bebas atau free sex sebenarnya memiliki definisi yang sederhana yakni perilaku seksual yang dilakukan oleh seseorang bersama orang lain diluar ikatan pernikahan yang telah disahkan secara legal oleh badan hukum negara dan atau badan hukum agama. Perilaku seksual seperti apa saja? Tentunya mulai dari berciuman, oral seks, petting sampai kepada hubungan intim.
Hubungan seks di luar pernikahan menunjukkan tidak adanya rasa tanggung jawab dan memunculkan rentetan persoalan baru yang menyebabkan gangguan fisik dan psikososial manusia. Bahaya tindakan aborsi, menyebarnya penyakit menular seksual, rusaknya institusi pernikahan, serta ketidakjelasan garis keturunan. Kehidupan keluarga yang diwarnai nilai sekuleristik dan kebebasan hanya akan merusak tatanan keluarga dan melahirkan generasi yang terjauh dari sendi-sendi agama.
Adapun penyakit-penyakit berbahaya yang disebabkan oleh seks bebas, yaitu:
1.        Herpes Genital : adalah infeksi seumur hidup yang menyebabkan lecet-lecet pada alat kelamin yang biasanya datang dan pergi. Herpes yang disebabkan oleh virus herpes simplex tipe 2, dan 31 juta orang Amerika menderita penyakit ini. Lecet-lecet karena herpes tersebut bisa meningkatkan risiko tertular AIDS melalui luka di darah.
2.        Sifilis : sering dimulai dengan lecet yang tidak terasa sakit pada penis atau bagian kemaluan lain. Sifilis berkembang dalam tiga tahap yang dapat berlangsung lebih dari 30 tahun. Sifilis dapat mengundang penyakit jantung, kerusakan otak, dan kebutaan dan dapat menyebabkan kematian.
120.000 orang di AS tertular sifilis tiap tahun.
3.        Gonore : dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil dan mengeluarkan nanah setelah dua hingga sepuluh hari. Penyakit Gonore dapat berkembang menjadi artritis, lepuh-lepuh pada kulit, dan infeksi pada jantung atau otak. 1,5 juta orang Amerika, baik pria maupun wanita, menderita penyakit Gonore setiap tahun. Gonore dapat disembuhkan dengan antibiotika.
4.        Klamidia : Kondisi ini mempunyai gejala mirip gonore, walaupun bisa juga muncul tanpa gejala. Penyakit Klamidia dapat menyebabkan artritis parah dan kemandulan pada pria. 4 juta orang Amerika terinfeksi Kmidia setiap tahun.
5.        Jengger Ayam (Genital wart) : disebabkan oleh sejenis virus papiloma, yang terkait dengan kanker penis serta anus.
6.        Hepatitis B : Penyakit ini dapat berlanjut ke sirosis hati atau kanker hati.
Setiap tahun kasus yang dilaporkan penderita Hepatitis B mencapai 200.000.
7.        Kanker Prostat : Pria yang sering melakukan seks dengan banyak wanita berisiko 2 kali lipat terkena kanker prostat.
8.        Kanker Serviks (leher rahim) : 95 persen kanker serviks disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV). 33 persen wanita dilaporkan punya virus HPV, yang menyebabkan adanya sakit di leher rahim. Virus ini bisa menular lewat hubungan seksual, dan laki-laki pun bisa tertular oleh virus ini.
9.        HIV/AIDS : penyakit penyebab kematian ke-6 di dunia, baik bagi wanita maupun pria. Virus yang menyerang kekebalan tubuh ini bisa menular melalui darah dan sperma pada saat berhubungan seksual.
HIV/AIDS Pertama kali ditemukan pada tahun 1984.
10.    Trichomoniasis : Penyakit ini bisa menyebabkan bayi terlahir prematur jika sang ibu menderita penyakit ini saat hamil. Trichomoniasis Bisa menyebabkan daerah di sekitar vagina menjadi berbuih atau berbusa.
oral seks dan penggunaan alat bantu seks seperti vibrator juga berisiko menularkan virus Trichomoniasis.

I.         Mitos-mitos tentang Seks di Kalangan Remaja
Remaja berbicara tentang seks bukan sesuatu yang baru lagi. Tetapi sumber informasi seks yang benar memang masih belum banyak diketahui, atau kalaupun ada, remaja masih kesulitan untuk mengaksesnya. Sehingga yang banyak beredar adalah informasi-informasi yang tidak tepat tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja.
Banyak sekali mitos-mitos yang masih dipercaya, yang bisa jadi membawa remaja makin jauh dari jangkauan informasi yang benar tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi, termasuk aktivitas seksual yang sudah dijalani oleh sebagian remaja.
Berikut ini adalah sebagian mitos-mitos seksualitas yang banyak beredar di sekitar remaja kita hasil dari inventarisasi lembaga KISARA (Kita Sayang Remaja) dan mungkin juga menjadi pendapat kita selama ini:
1.        Berhubungan seks dengan pacar merupakan bukti cinta.
Faktanya, berhubungan seks bukan cara untuk menunjukan kasih sayang pada saat masih pacaran, melainkan karena disebabkan adanya dorongan seksual yang tidak terkontrol dan keinginan untuk mencoba-coba. Rasa sayang kita dengan pacar bisa ditunjukkan dengan cara lain.
2.        Hubungan seks pertama kali selalu ditandai dengan keluarnya darah dari vagina.
Faktanya, tidak selalu hubungan seks yang pertama kali itu keliahatan berdarah. Apabila komunikasi seksual terjalin dengan baik dan hubungan seksual dilakukan dalam keadaan siap dan disertai foreplay yang cukup bisa tidak memunculkan adanya perdarahan.
3.        Loncat-loncat setelah berhubungan seks tidak akan menyebabkan kehamilan.
Faktanya, ketika spermatozoa sudah memasuki vagina, maka spermatozoa akan mencari sel telur yang telah matang untuk dibuahi. Loncat-loncat tidak akan mengeluarkan spermatozoa. Jadi, tetap ada kemungkinan untuk terjadinya pembuahan atau kehamilan.
4.        Selaput dara yang robek berarti sudah pernah melakukan hubungan seksual atau tidak perawan lagi.
Faktanya tidak selalu demikian. Selaput dara merupakan selaput kulit yang tipis yang dapat meregang dan robek karena beberapa hal. Selain karena melakukan hubungan seks, selaput dara juga bisa robek karena melakukan olah raga tertentu seperti naik sepeda dan berkuda. Karena itu, robeknya selaput dara belum tentu karena hubungan seks, malah ada juga perempuan yang sudah menikah dan berhubungan seks berkali-kali tapi selaput daranya masih utuh dan tidak koyak karena selaput daranya elastis.
5.        Dorongan seksual laki-laki lebih besar daripada perempuan.
Faktanya, dorongan seksual merupakan hal yang alamiah muncul pada setiap individu pada umumnya dimulai saat ia menginjak masa pubertas (karena mulai berfungsinya hormon seksual). Dan ini sangat wajar dan seimbang baik pada laki-laki maupun perempuan. Faktor yang mempengaruhi dorongan seksual antara lain kepribadian, pola sosialisasi, dan pengalaman seksual. Dorongan seksual perempuan sering disebut-sebut lebih kecil dari laki-laki kerena lingkungan menganggap perempuan yang mengekspresikan dorongan seksualnya adalah perempuan yang “nakal atau kurang baik” , sementara laki-laki tidak pernah dipermasalahkan.
6.        Perempuan yang berdada besar dorongan seksualnya besar.
Faktanya tidak seperti itu. Secara medis, tidak ada hubungan langsung antara ukuran payudara dengan dorongan seksual seseorang. Dorongan seksual itu ditentukan oleh kepribadian, pola sosialisasi, dan pengalaman seksual (melihat, mendengar, atau merasakan suatu rangsangan seksual).
7.        Sering masturbasi bisa membuat mandul.
Faktanya, secara medis masturbasi tidak menggangu kesehatan fisik selama dilakukan secara aman (tidak sampai menimbulkan luka atau lecet). Resiko fisik biasanya berupa kelelahan. Pengaruh masturbasi biasanya bersifat psikologis, seperti perasaan bersalah, berdosa dan kadarnya berbeda-beda bagi setiap orang. Kemandulan justru biasanya akibat dari IMS (infeksi menular seksual) atau penyakit lainnya seperti kanker atau karena sebab fisik lainnya misalnya kualitas sperma yang kurang baik.
8.        Minuman bersoda akan dapat mempercepat selesainya menstruasi.
Faktanya, menstruasi adalah proses pendarahan yang disebabkan luruhnya dinding rahim sebagai akibat tidak adanya pembuahan. Sakit tidaknya atau lancar tidaknya menstruasi seseorang selain dipengaruhi oleh hormon juga dipengaruhi faktor psikis, bukan karena minum minuman bersoda.

Mitos-mitos tersebut ternyata memang sudah hidup subur di masyarakat. Pengaruh mitos-mitos tersebut masih sangat kuat, bahkan juga di antara para remaja yang justru lagi giat-giatnya mencari informasi tentang seks dan kesehatan reproduksi. Banyak yang mempercayainya sehingga tidak jarang kita temui kasus-kasus yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi bermula dari keyakinan dari mitos-mitos tersebut. Hal itu terjadi karena tidak lengkapnya informasi tentang kesehatan reproduksi yang bisa diakses oleh remaja, baik melalui lembaga formal seperti sekolah, keluarga atau masyarakat pada umumnya.

 



BAB III

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

1.        Pendidikan seks adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan dan membentuk manusia-manusia dewasa yang dapat menjalankan kehidupan yang bahagia, dapat mempergunakan fungsi seksnya serta bertanggung jawab baik dari segi individu, sosial maupun agama.

2.        Pendidikan seks mempunyai tujuan yang sangat penting bagi perkembangan intelektual, emosional dan spiritial peserta didik. Intelektual berupa pengertian pendidikan, emosional dan spiritual berupa kematangan peserta didik dalam memaknai pendidikan seks.

3.        Pendidikan seks sangat penting bagi peserta didik untuk dapat mengontrol tindakan-tindakan peserta didik untuk sesuai dengan pendidikan seks yang baik.

4.         Berlangsungnya pendidikan seks sebaiknya sedini mungkin karena dengan pengenalan pendidikan seks sejak dini dapat mengontrol tindakan anak. Arti dari sedini mungkin disesuaikan dengan usia, jenjang kognitif, dan emosional siswa.

5.        Karakteristik pendidikan seks dapat ditinjau dari segi agama dan usia atau jenjang kognitif siswa. Dengan demikian, siswa dapat mengetahui materi pendidikan seks sesuai jenjang kognitifnya tidak menimbulkan pertanyaan yang berlebihan oleh peserta didik.

6.        Dalam penyampaian pendidikan seks dapat disesuaikan dengan kultur/budaya setempat. Selain itu ditinjau dari segi bilogis, agama, psikologis, dan kesehatan.

7.        Penyimpangan seks menyebabkan dampak yang negatif baik bagi fisik dan psikis. Penyimpangan seks diantaranya homo sekseual, manstrubasi, dan oral seks.

8.        Dampak dari seks bebas meliputi dampak fisik dan psikis, selain rasa bersalah, rasa berdosa, dikucilkan, menentang norma-norma baik di masyarakat maupun agama, seks bebas juga menimbulkan berbagai macam penyakit kelamin dan penyakit-penyakit berbahaya lainnya.

9.         Banyaknya mitos-mitos yang beredar di masyarakat masih sangat kuat. Banyak yang mempercayainya sehingga tidak jarang kita temui kasus-kasus yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi bermula dari keyakinan dari mitos-mitos tersebut. Hal itu terjadi karena tidak lengkapnya informasi tentang kesehatan reproduksi yang bisa diakses oleh remaja, baik melalui lembaga formal seperti sekolah, keluarga atau masyarakat pada umumnya.

 

B.       Saran

1.        Guru selain memberikan materi pelajaran umum, perlu memberikan pula tentang pendidikan karakter dan pendidikan seks.

2.        Guru seharusnya lebih memahami pertumbuhan dan perkebangan anak, termasuk perkembangan seksualnya, sehingga guru bisa mengarahkan siswanya agar tidak terjerumus ke perilaku seks bebas.

3.        Guru perlu mempelajari dan memahami tentang pendidikan seks agar tidak ada kesalahan dalam memberikan informasi mengenai seks kepada siswanya.

4.        Orang tua hendaknya memberikan pendidikan seks kepada anak-anaknya sejak mereka masih kecil.



STUDI KASUS

Si A adalah seorang siswa di SD X. Si A mempunyai kebiasaan di sekolah suka mengganggu siswa perempuan. Kebiasaan si A dalam mengganggu siswa perempuan bahkan sangat tidak terpuji seperti sering melecehkan siswa perempuan dengan memanggil siswa perempuan dengan panggilan yang tidak terpuji. Bahkan si A juga sering melihat film yang beradegan mesum saat kegiatan pembelajaran di kelas. Si A melihat film tersebut dengan menggunakan Handphone yang dia bawa. Si A memilih duduk di tempat pojok belakang. Bahan guru kelas juga sering menegur si A untuk memperhatikan materi yang sedang diajarkan. Kebiasaan si A hampir setiap hari dia lakukan walaupun di sering dimarahi oleh guru kelas. Bagaimana guru kelas mengahadapi sikap si A agar si A bisa konsentrasi dalam kegiatan belajar mengajar ?

Solusi:
1.      Si A disuruh duduk didepan selama KBM berlangsung supaya guru kelas dalam memantau si A dengan lebih maksimal sambil diberi pengarahan tentang pendidikan sex bagi anak sekolah.
2.      Selama di sekolah Si A dilarang membawa handphone. Apabila larangan tersebut tidak dipatuhi dan Si A masih membawa HP di sekolah maka HP tersebut di sita sementara waktu oleh guru sampai selesai proses KBM.



DAFTAR PUSTAKA

 

Infosehat dan cantik . 2011. Dampak Resiko Oral Seks Terhadap Kesehatan. Diunduh dari http://infosehatdancantik.blogspot.com/2011/05/dampak-resiko-oral-seks-terhadap.html pada tanggal 6 april 2013

Ningsih, Tri Hatma. 2012. Trik Ajarkan Pendidikan Seks Usia Dini. Diunduh dari http://memantau.blogspot.com/2012/07/trik-ajarkan-pendidikan-seks-usia-dini.html pada tanggal 6 April 2013

Psikologymania. 2013. Pengertian Pendidikan Seks. Diunduh dari http://www.psychologymania.com/2013/02/pengertian-pendidikan-seks.html pada tanggal 5 April 2013

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007.  Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT. IMPERIAL BHAKTI UTAMA

 

Film Word Dapat Diunduh  DI SINI

2 komentar:

  1. Obat Pembesar Penis yang membantu menambah ukuran panjang dan memperbesar penis hasil permanen serta meningkatkan gairah seksual dan daya tahan seksual.
    Pembesar Penis Diformulasikan dari rempah-rempah atau tumbuhan yang khusus dipilih dan ditemukan di seluruh dunia, ketika di konsumsi setiap hari telah terbukti dapat meningkatkan kinerja seksual pada pria, membantu pria mencapai ereksi lebih panjang, besar kuat dan tahan lama.


    recommended :
    Obat Titan Gel
    Titan Gel
    Titan Gel Original
    Titan Gel Jakarta
    Hammer Of Thor
    KLG Asli
    KLG Jakarta
    Obat KLG
    Obat Pembesar Alat Vital
    Anabolic RX24
    Obat RX24
    Obat Kuat RX24
    Vimax Jakarta
    Vimax
    Vimax Asli
    Viagra
    Obat Viagra
    Viagra Asli
    Viagra Jakarta
    Viagra USA

    BalasHapus