Rabu, 04 Juni 2014

CARA GURU MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang melibatkan beberapa bidang studi/ mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran itu akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Pengertian bermakna di sini karena dalam pembelajaran terpadu diharapkan peserta didik memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman-pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Cara melaksanakan pembelajaran terpadu diawali dari pemilihan dan pengembangan topik atau tema yang dilakukan guru bersama peserta didik. Calon guru dan guru harus memahami betul mengenai cara melaksanakan pembelajaran terpadu, sehingga tidak akan salah dalam mempraktekannya.


B.     Rumusan Masalah
  1. Bagaimana cara melaksanakan pembelajaran terpadu?
  2. Bagaimana eksistensi guru dan peserta didik?
  3. Bagaimana kebutuhan bahan ajar dan sarana prasarana penunjang?
  4. Bagaimanakah model evaluasi pembelajaran terpadu?

C.    Tujuan Penulisan
  1. Mengetahui cara melaksanakan pembelajaran terpadu.
  2. Mengetahui eksistensi guru dan peserta didik.
  3. Mengetahui kebutuhan bahan ajar dan sarana prasarana penunjang.
  4. Mengetahui model evaluasi pembelajaran terpadu.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Cara Guru Melaksanakan Pembelajaran Terpadu
Didalam praktiknya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cara guru melaksanakan pembelajaran terpadu. Hal ini mengakibatkan terdapatnya beraneka macam bentuk pelaksanaan pembelajaran terpadu. Ragam ini bisa ditentukan oleh sifat materi, yang dipadukan cara memadukan materinya, perencanaan pemaduannya, waktu pelaksanaannya, serta dilihat dari unsure pemicunya.
Berikut akan diuraikan ragam bentuk implementasi pembelajaran terpadu:
1.   Ditinjau dari sifat materi yang dipadukan
Jika ditinjau dari sifat materi yang dipadukan, maka sedikitnya ada dua macam bentuk implementasi pembelajaran terpadu, yaitu :
(1)   Pembelajaran terpadu intra bidang studi, dan
(2)   Pembelajaran terpadu antar bidang studi
Pembelajaran terpadu dikatakan bersifat intra bidang studi jika yang dipadukan adalah materi-materi  (pokok bahasan, sub pokok bahasan, konsep, sub konsep, ketrampilan atau nilai) dalam satu bidang studi. Suatu pembelajaran yang memadukan materi pengukuran, rasio, pecahan, operasihitung, misalnya adalah pembelajaran terpadu intra bidang studi matematika. Pembelajaran yang memadukan ketrampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis misalnya, adalah pembelajaran terpadu intra bidang Bahasa Indonesia.
Sementara itu, pembelajaran terpadu yang memadukan konsep, sub konsep, pokok bahasan, sub pokok bahasan bidang studi yang satu dengan bidang studi-bidang studi yang lainnya dikatakan pembelajaran terpadu antar bidang studi. Satu pembelajaran yang memadukan Matematikadan IPA, misalnya dikatakansebagai pembelajaran terpadu antar bidang studi Matematika dan IPA. Pembelajaran terpadu juga bias terjadi antara IPA,IPS, Mtematika, dan Bahasa Inddonesia. 
2.   Ditinjau dari cara memadukan materinya
Didalam melaksanakan pembelajaran terpadu, guru terkadang masih memperhatikan secara tegas batas-batas antara bidang studi dengan yang lain. Namun kadang-kadang pula batas-batas antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain sudah sangat samar, hampir seperti tidak ada sekat yang membatasinya. Dalam praktiknya, jika suatu tema sudah ditetapkan, maka  guru bersama siswa mengkaji tema tersebut dari sudut pandang masing-masing bidang studi. Berdasarkan tema tersebut, guru (bersama siswa) menentukan unsur-unsur bidang  studi yang bias dipelajari tanpa harus ada tupang tindih dengan bidang studi yang lain. Jika suatu tema sudah ditetapkan, misalnya “banjir”, siswa diajak mempelajari aspek matematika, aspek IPA, aspek IPS dari banjir tersebut tanpa memperhatikan keterkaitan antara apa yang dipelajari dalam Matematika, IPA, dan IPS.
Sementara itu, bisa juga terjadi pembelajaran yang mengakibatkan siswa harus memadukan secara utuh beberapa atau bahkan semua bidang studi. Siswa tidak hanya dituntut untuk mengetahui aspek dari masing-masing bidang studi, melainkan harus mengoperasikannya sedemikian rupa menjadi satu kesatuan yang utuh. Umumnya hal ini terjadi dalam pembelajaran proyek.
3.   Ditinjau dari perencanaan panduannya
   Pembelajaran terpadu ada kalanya terjadi melalui proses perencanan yang matang, namun ada kalanya pula terjadi  secara spontan. Guru dapat merancang sejak dari awal pembelajaran terpadu yang segala aktivitasnya diarahkan untuk menciptakan keterpaduan. Guru dapat memilih tema yang dapat menjadi payung untuk memadukan beberpa bidang studi serta menyusun kegiatan belajar berdasarkan tema tersebut.
Ada kalanya guru tidak merencanakan secara matang keterpaduan antara konsep satu dengan konsep yang lainnya, namun dalam proses belajar mengajar guru dapat mengaitkan materi lain dengan materi yang sedang diajarkannya, sehingga memungkinkan gurur untuk melaksanakan pembelajaran terpadu. Misalnya dalam pembahasan konsep air di IPS dapat dikaitkan dengan konsep air di IPA.
4.   Dilihat dari waktu pelaksanaannya
   Waktu pelaksanaan pembelajaran terpadu bisa bermacam-macam. Ada yang dilaksanakan pada waktu tertentu yaitu apabila materi yang diajarkan cocok apabila diajarkan secara terpadu. Pembelajaran terpadu yang dilaksanakan pada waktu tertentu dikatakan pembelajaran terpadu temporer yang jadwalnya tidak teratur. Pembelajarn tersebut bersifat situasional. Ada juga yang pelaksanaannya secara periodik, seperti pada akhir pekan,  tengah semester, atau akhir semester. Wwaktu pelaksanaannya telah dirancang secara pasti. Selain itu, pembelajarn terpadu dapat juga dilaksanakan seharian penuh. Selama satu hari penuh siswa belajar sesuai dengan yang diinginkannya. Oleh karena itu, tidak perlu heran apabila dalam pembelajaran terpadu yang demikian siswa terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing. Pembelajarn yang demikian dikenal dengan integrated day atau hari terpadu.
5.   Dilihat dari unsur pemicu keterpaduan
   Guru dapat menganalisis kurikulum yang ada untuk mencapai keterpaduan. Seperti membuat peta konsep dan menemukan tema berdasarkan konsep-konsep yang saling tumpamng tindih tersebut. Dan berdasarkan analisis tersebut, guru menyusun program ppembelajarn terpadu yang memungkinkan. Selain itu, guru juga dapat menciptakan tema terlebih dahulu, kemudian berdasarkan tema yang telah dipilih guru menjalankan kegiatan belajar mengajar yang memadukan bidang-bidang studi yang berkaitan.




B.     Eksistensi Guru dan Peserta Didik
1.      Eksistensi Guru
Pada umumnya guru-guru yang mengajar disiplin ilmu tertentu seperti fisika, biologi, kimia, ekonomi, sosiologi, dan geografi akan kesulitan beradaptasi ke dalam pengintegrasian bidang yang memiliki latar belakang komprehensif, karena mereka yang memiliki latar belakang satu bidang ilmu umumnya tidak menguasai bidang lain, begitu pula sebaliknya. Di samping itu, pembelajaran terpadu juga menimbulkan konsekuensi terhadap berkurangnya beban jam pelajaran yang diemban guru-guru yang tercakup ke dalam bidang kajian yang serumpun, sementara ketentuan yang berkaitan dengan kewajiban atas beban jam mengajar untuk setiap guru masih tetap.
Untuk itu, dalam pembelajaran terpadu dapat dilakukan dua cara, yakni:
a.  Team Teaching
Pembelajaran terpadu diajarkan dengan cara team; satu topic pembelajaran dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Team teaching memiliki model bermacam-macam, mulai dari model kolaboratif, kooperatif, maupun parsial.
Kelebihan sistem ini ialah:
(1)   Pencapaian KD pada setiap topik efektif karena dalam tim terdiri atas beberapa yang ahli di dalam ilmu-ilmu di bidangnya,
(2)   Pengalaman dan pemahaman peserta didik lebih kaya daripada dilakukan oleh seorang guru karena dalam satu tim dapat mengungkapkan berbagai konsep dan pengalaman, dan
(3)   Peserta didik akan lebih cepat memahami karena diskusi akan berjalan dengan narasumber dari berbagai disiplin ilmu.
Kelemahan sistem ini antara lain adalah jika tidak ada koordinasi, maka setiap guru dalam tindakan akan saling mengandalkan sehingga pencapaian KD tidak akan terpenuhi, jika kurang persiapan guru juga akan tersendat-sendat karena skenario tidak berjalan semestinya sehingga para guru tidak tahu apa yang akan dilakukan di kelas.
Yang terpenting adalah kerjasama antar guru serumpun di sekolah dalam membuat perencanaan pembelajaran, mulai dari silabus, RPP, hingga kesepakatan dalam penilaian.
b.  Guru Tunggal
Pembelajaran dengan seorang guru merupakan hal yang ideal dilakukan, karena: (1) satu bidang ilmu merupakan satu mata pelajaran; (2) guru dapat merancang skenario pembelajaran sesuai dengan topik yang ia kembangkan tanpa ada konsolidasi terlebih dahulu dengan guru lain; serta (3) tidak ada potensi saling mengandalkan.
2.      Wawasan Peserta Didik
Dilihat dari aspek peserta didik, pembelajaran terpadu memiliki peluang untuk pengembangan kreativitas akademik. Hal ini disebabkan karena model ini menekankan pada pengembangan kemampuan analisis terhadap konsep-konsep yang dipadukan, karena dapat mengembangkan kemampuan asosiasi konsep dan aplikasi konsep, kemampuan asosiatif, serta kemampuan eksploratif dan elaborative.
Selain itu pembelajaran terpadu dapat mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk mengenal, menerima, menyerap, dan memahami hubungan antar konsep, pengetahuan, dan tindakan yang terdapat dalam beberapa indikator dan KD. Secara psikologis, pebelajaran terpadu menggiring anak untuk berpikir secara luas dan mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan-hubungan konseptual yang disajikan guru.
Pembelajaran terpadu perlu dilakukan dengan variasi metode yang tidak membosankan. Aktivitas pembelajaran harus lebih banyak berpusat pada peserta didik agar dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya.

C.      Analisis Kebutuhan Bahan Ajar dan Sarana Prasarana Penunjang
1.      Bahan Ajar
Sumber belajar utama yang dapat digunkan dalam pembelajaran terpadu dapat berbentuk teks tertulis seperti buku, majalah, brosur, surat kabar, poster dan informasi lepas, atau dapat berupa lingkungan sekitar seperti lingkungan alam dan lingkungan sosial.
Guru dalam hal ini dituntut untuk rajin dan kreatif mencari dan mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembelajaran. Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran tergantung pada wawasan, pengetahuan, pemahaman, dan tingkat kreativitasnya dalam mengelola bahan ajar. Semakin lengkap bahan yang terkumpulkan dan semakin luas wawasan dan pemahaman guru terhadap materi tersebut maka berkecenderunagn akan semakin baik pembelajaran yang dilaksanakan.
Bahan yang sudah terkumpul selanjutnya dipilah, dikelompokkan, dan disusun ke dalam indikator dari KD. Setelah bahan-bahan yang diperlukan terkumpul secara memadai, seorang guru selanjutnya perlu mempelajari seara cermat dan mendalam tentang isi bahan ajar yang berkaitan dengan langkah kegiatan berikutnya.
2.      Sarana dan Prasarana
Dalam pembelajaran terpadu diperlukan sarana dan prasarana yang pada dasarnya relatif sama dengan pembelajaran lainnya, hanya saja ia memiliki kekhasan tersendiri dalam beberapa hal. Dalam pembelajaran terpadu guru harus memilih secara jeli media yang akan digunakan, dalam hal ini media tersebut harus memiliki kegunaan yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang studi yang terkait dan tentu saja terpadu.
Namun demikian, dalam pembelajaran ini tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sarana yang relative lebih banyak dari pembelajaran monolitik. Hal ini disebabkan untuk memberikan pengalaman yang terpadu, peserta didik harus diberikan ilustrasi dan demonstrasi yang komprehensif untuk satu topic tertentu.
D.      Model Evaluasi Pembelajaran Terpadu
1.      Pengertian Evaluasi Pembelajaran Terpadu
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indicator. Penilaian dilakukan dengan mengunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengkuran sikap, penilaian hasil berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penialaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesimbungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
 Pada pembelajaran terpadu peran evaluasi tidak berbeda dengan pembelajaran konvensioanal., oleh karenanya berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasai kegiatan pembelajaran baik menggunakan pendekatan terpadu maupun konvensional adalah sama. Evalusi pembelajaran terpadu diarahkan pada evaluasi dampak instruksional  ( instructional effects) dan dampak pengiring   (nurturant effects), seperti halnya kemampuan bekerja sama, menghargai pendapat orang lain.
Dengan demikian,  dari segi pertahapan, evaluasi dapat dilakuakan baik pada tahap perencanaan  maupun pada tahap pelaksanaan. Sedangkan dari segi sasaran, evaluasi difokuskan pada proses maupun produk pembelajaran. Evaluasi proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan evaluasi hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Evaluasi proses menggunakan instrument nontes., sedangkan evalusi produk menggunakan instrument tes. Hasil belajar tersebut pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi – kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Penilaian proses dan hasil belajar itu saling berkaitan satu dengan lainnya, karena hasil belajar merupakan akibat dari suatu proses belajar.
Cukupan evaluasi pembelajaran terpadu dapat disusun dalam matriks sebagai berikut:

Tahapan sasaran (Target)
Perencanaan (Planning)
Pelaksanaan (Action)
Proses
Bagaimana siswa berpatisipasi dalam menentukan tema-tema terkait.
Bagaimana aktivatitas dinamika interasksi dan kemampuan berpikir siswa.
Produk
Bagaimana reaksi siswa terhadap rencana yang telah disusun:
ü  Aspek kognisi intelektual
ü  Aspek social
ü  Aspek pribadi dan lainnya sebagai dampak instruksional (instructional effects) maupun dampak pengiring ( nurturant effects)
ü  Aspek-aspek lain
Perubahan/perkembangan perilaku apa yang terjadi pada siswa.

Berdasarkan cakupan evaluasi tersebut, terlihat bahwa evaluasi pembelajaran terpadu  bersifat multidimensional, berlangsung dalam konteks yang alami, kolaboratif pada perkembangan intelektual siswa serta lingkungan.
Pada pembelajaran terpadu penekanan evaluasi terletak pada proses maupun hasil. Kegiatan evaluasi dimulai dengan pengamatan lansung yang bersifat informal sampai kepada tes formal  yang valid dan reliable.
2.      Metode, Teknik, Bentuk, dan Instrumen Evaluasi
a.       Metode Evaluasi
Metode yang dapat dipergunakan dalam mengevaluasi proses dan produk pembelajaran terpadu meliputi observasi, dokumentasi berkala, dialog siswa- guru, evaluasi diri siswa-guru (self assessment), tes dan ujian.
b.      Teknik Evaluasi
Teknik penilaian merupakan cara yang digukana untuk melaksanakan penilaian tersebut. Teknik yang dapat diterapkan untuk jenis bagian tes meliputi : 1)kuis dan 2) tes harian
Untuk jenis tagian nontes, teknik-teknik  penilaian yang dapat diterapkan antara lain: 1) observasi, 2)angket, 3) wawancara  4) tugas, (5 proyek, 6) portofolio.
c.       Bentuk Evaluasi
Bentuk evaluasi merupakan alat yang digunakan dalam melakukan penilaian/pengukuran/evaluasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik. Bentuk-bentuk instrument yang dikelompokan menurut jenis tagian dan teknis penilaian adalah:
1)      Tes: isian,benar-salah, menjodohkan, pilihan ganda, uraian  dan unjuk kerja.
2)      Non tes: panduan obser kuisioner, panduan wawancara, dan rubrik.
d.      Instrumen Evaluasi
Instrumen merupakan alat yang diguanakan untuk mengukur tingkat ketercapaian kompetensi. Apabila penilai menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja dan tugas rumah yang berupa proyek , harus disertai rubric penilaian.
Jenis penialain terpadu terdiri batas tes dan bukan tes. Sistem dengan penilaian menguunakan tes merupakan sistem penilaian konversional.  Sistem ini dirasa kurang dapat menggambarkan kemamapuan peserta didik secara menyeluruh , karena hasilnya digambarkan dalam bentuk angka untuk melengkapi gambaran maka di lengkapi non tes.























BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
1.   Ragam bentuk implementasi pembelajaran terpadu:
a.       Dilihat dari segi sifat materi yang dipadukan
b.      Dilihat dari cara memadukan materi.
2.   Eksistensi guru dalam pembelajaran terpadu ada dua cara:
a.      Team Teaching
b.      Guru Tunggal
3.   Siswa harus aktif dilibatkan dalam pembelajaran.
4.   Guru harus kreatif dalam menentukan bahan ajar.
5.   Pembelajaran terpadu memerlukan sarana dan prasarana yang lebih banyak daripada pembelajaran monolitik.
6.   Evaluasi pembelajaran terpadu diarahkan pada evaluasi dampak instruksional  ( instructional effects) dan dampak pengiring   (nurturant effects), seperti halnya kemampuan bekerja sama, menghargai pendapat orang lain,
B.        Saran
Para calon pendidik dan pendidik hendaknya memahami tentang cara melaksanakan pembelajaran terpadu agar dalam melaksanakan pembelajaran terpadu tepat.









DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno. 2010. Evaluasi dalam Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Diunduh pada tanggal 16 Maret 2012 pada https://docs.google.com/gview?url=http://jurnal-teknologi-pendidikan.tp.ac.id/evaluasi-dalam-pembelajaran-terpadu-di-sekolah-dasar.pdf&embedded=true.
Tim Pengembang PGSD. 1996. Pembelajaran Terpadu D2 PGSD dan S2 Pendidikan Dasar. Departemen Kebudayaan dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.




















LAMPIRAN

NO
Nama Penanya & Pertanyaan
Jawaban
1
Tri Susanti
-       Bagaimana perbedaan antara antarbidang studi dan inter bidang studi
Oleh: Tri Teguh Nani N
-       Pembelajaran terpadu dikatakan bersifat intra bidang studi jika yang dipadukan adalah materi-materi  (pokok bahasan, sub pokok bahasan, konsep, sub konsep, ketrampilan atau nilai) dalam satu bidang studi. Sementara itu, pembelajaran terpadu yang memadukan konsep, sub konsep, pokok bahasan, sub pokok bahasan bidang studi yang satu dengan bidang studi-bidang studi yang lainnya dikatakan pembelajaran terpadu antar bidang studi.
2
Sofyan Harseno
-       Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode penilaian observasi dan dokumentasi berkala!











-       Apakah perbedaan antara pembelajaran terpau dengan pembelajaran tematik?
Oleh: Resti Mulyati
-       Yang dimaksud dengan metode penilaian observasi adalah guru menilai/mengevaluasi siswa dengan cara mengamati hasil pekerjaan siswa, untuk memahami pola berpikir siswa. Sedangkan dokumentasi berkala adalah penilaian dengan merekam suatu kejadian penting. Bisa dilakukan dengan merekam pembelajaran dengan alat modern atau hanya dengan membuat lembar pengamatan keaktifan siswa, dan sebagainya.

Oleh Titis P
-        Pembelajaran terpadu berbeda dengan pelajaran tematik, yaitu suatu pembelajaran terpadu tidak dapat dikatakan bahwa itu adalah pembelajaran tematik. Tetapi pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpau dilaksanakan di kelas tinggi sedangkan tematik di kelas rendah.
3
Siti Zubaedah
-       Bagaimana penyikapan guru terhadap pembelajaran terpadu terkait dengan perubahan kurikulum dari KTSP menuju Kurikulum 2013?
Oleh Resti Mulyati
-        Seperti yang kita ketahui, dalam kurikulum 2013, silabus telah dipersiapkan oleh peerintah, maka dari itu tidak perlu ada penyikapan yang berlebihan. Tetapi, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pematangan guru dalam pemahaman kurikulum 2013 adalah dengan mengadakan pelatihan/seminar mendatangkan narasumber/ahli dari dinas pendidikan, mengirimkan guru untuk mengikuti seminar mengenai perubahan kurikulum, agar guru paham betul dengan perubahan apa yang terjadi dan langkah apa yang harus dilakukan.

2 komentar: