GURU JUJUR PESERTA DIDIK MUJUR
Syukron Zahidi Arrahmi
Mahasiswa FKIP UNS
ABSTRAK
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengupas beberapa hal yang sering
terlupa oleh guru diantaranya: (1) pentingnya kejujuran bagi guru untuk
mewujudkan peserta didik yang mujur; (2) strategi penanaman kejujuran ke
peserta didik; (3) pengaruh dari guru yang jujur terhadap peserta didik
berdasarkan kajian teoritis.
Metode dalam penulisan artikel adalah dengan pendekatan kualitatif yang
didasarkan pada kajian pustaka dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang dapat
dipercaya.
Hasil Pembahasan pentingnya kejujuran sudah jelas tercantum dalam QS.
Al-ahzab 70 dan beberapa hadis. Jujur digolongkan sesuai niat, tekad, amal, dan
perbuatan. Strategi penanaman kejujuran dengan cara bercermin, budaya, dan
pujian. Pengaruh guru dalam pembentukan peserta didik mujur sangat dominan
karena guru aktor utama atau orang tua yang sering bertemu dengan siswa.
Kesimpulannya guru yang jujur dapat mempengaruhi kemujuran dari peserta
didik. Karena jujur meliputi dari jujur dari niat, tekad, amal, dan perbuatan.
Kata kunci: Guru,
Jujur, Peserta didik, Mujur
PENDAHULUAN
Menurut data
UNESCO Pendidikan Indonesia merupakan nomor seratus ke atas di dunia ini
membuktikan betapa kurang berlakunya sistem pendidikan di Indonesia. Selain
rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia permasalahan-permasalahan yang saat
ini marak adalah tindakan korupsi di kalangan pemimpin negeri ini. Permasalahan
pendidikan berupa terbengkalainya pengelolaan Ujian Nasional dan banyaknya
kegiatan contek mencotek dikalangan siswa. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan
di Indonesia masih kurang baik.
Padahal
telah dijelaskan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional (2003).
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
untuk pembangunan, derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan
tuntutan zaman. Pembangunan sumber daya manusia mempunyai peranan sangat
penting bagi kesuksesan dan keseimbangan pembangunan oleh karena itu
pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak diperlukan.
Dalam konteks pembangunan sumber daya manusia, pendidikan pada dasarnya
merupakan proses mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya.
Pemerintah
mengharapkan dalam pendidikan menjadikan sumber daya alam yang berkualitas
tinggi. Kualitas yang tinggi dapat dikatakan bahwa peserta didik yang
diharapkan mujur dalam kehidupan. Mujur dapat dikaitkan dengan sukses
pendidikan dan sukses material atau juga dapat berpengaruh bagi masyarakat. Pemeran
utama yang akan mewujudkan hal tersebut adalah Sumber daya manusia (Guru) yang
berkarakter kuat dan cerdas.
Peserta Didik Mujur
Salah
satu amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut
kemudian diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yang memiliki visi terwujudnya sistem pendidikan
sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Dijelaskan
dalam undang-undang, pendidikan merupakan peran utama dalam pembangunan
nasional. Pembangunan nasional dipengaruhi oleh sumber daya manusia. Dalam
pendidikan sumber daya manusia yang berkecimpung adalah peserta didik. Peserta
didik yang diaharapakan adalah manusia yang mujur. Sesuai Kamus Besar Bahasa
Indonesia mujur adalah beruntung, bernasib baik, atau bahagia.
Peserta didik
yang mujur akan ikut serta dalam pembangunan nasional. Peserta didik Mujur
diantaranya mujur ilmunya, mujur perilakunya, mujur hidupnya, dan mujur
rezekinya.
Guru Jujur
Guru
adalah seorang pendidik yang mendidik peserta didik di lingkungan
sekolah. Guru bisa diartikan sebagai kosakata dalam bahasa jawa artinya di
“gugu dan di tiru”. Maknanya adalah bahwa seorang guru dengan segala perkataan
dan perbuatan itu bisa ditiru. Atau bisa diartikan segala tindak tanduk,
sikap perilaku, gaya hidup dilingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat
perilaku seorang guru bisa dijadikan contoh langsung bagi peserta didik dan
bagi masyarakat sekitar. Dilingkungan sekolah tugas guru mendidik dan mengatur
peserta didik dalam hal kegiatan belajar, mengajar, dan perilaku.
Menurut
E Mulyasa (2012) “Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem
pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral pertama,
dan utama. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya
yang diselenggarakan secara formal di sekolah”.
Paparan Mulyasa menjelaskan pentingnya guru dalam pendidikan. Salah satu
aspek yang terpenting adalah penanaman karakter terhadap peserta didik. Sesuai
masalah pendidikan yang saat ini terjadi di Indonesia, pentingnya penanaman
karakter oleh guru terhadap peserta didik untuk mewujudkan negeri yang nyaman
dan damai.
Jujur adalah
akhlak yang sudah ditanamkan oleh allah swt. Kepada setiap insan sejak
penciptaan. Kejujuran akan semakin hidup subur dan menjadi kepribadian manakala
kita benar-benar mengesakan tuhan .Percaya sepenuh hati bahwa Allah adalah
satu-satunya yang tahu apa yang kita lakukan, tetapi karena kemusyrikan,
mengagungkan jabatan , terlalu cinta pada seseorang, pengaruh lingkungan,
ketakutan dan juga karena keadaan. ingat, sekali berbohong, akan mengundang
kebohongan yang lain, dan kebohongan membuat diri tersiksa dan tidak nyaman.
Ibnu mas’ud ra,
berkata bahwa rasulullah saw bersabda, “sesungguhnya kejujuran mengantarkan
kepadaa kebaikan, dan kebaikan disisi allah sebagai orang yang jujur. Sedangkan
kebohongan, mengantarkan kepada kedurhakaan. Dan kedurhakaan mengantarkan
keneraka, seseorang yang senantiasaberkata bohong akan dicatat disisi allah
sebagai pembohong” (HR. mutafaq’alaih). Hidayatullah (2009) Sifat amanah tidak dapat terlepas dari sifat jujur.
Amanah merupakan bentuk komitmen dalam pendidikan salah satu karakter utamanya
adalah kejujuran.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian yang dikemukakan sebelumnya dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut: 1) Seberapa pentingnya kejujuran?; 2) Bagaimana strategi penanaman
kejujuran?; 3) Adakah pengaruh guru yang jujur terhadap peserta didik yang
mujur?.
TUJUAN
Tujuan dalam
penulisan artikel ini diantaranya sebagai berikut: 1) mengetahui pentingnya
kejujuran; 2) mengetahui strategi penanaman kejujuran kepada peserta didik; 3)
mengetahui adanya pengaruh dari guru yang jujur terhadap peserta didik untuk
menuju mujur.
METODE KAJIAN
Penulisan
artikel ini menggunakan metode kajian pustaka dan pengalaman. Kajian pustaka
yaitu pengumpulan dari beberapa sumber untuk dikaji menjadi artikel ilmiah.
Kajian pustaka diperoleh dari sumber-sumber yang berkaitan dan dapat dipercaya
diantaranya buku, artikel di internet yang dapat dipercaya dan sebagainya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pentinya Kejujuran
Kejujuran
adalah pangkal semua perbuatan baik manusia. Tidak ada perbuatan dan ucapan
baik kecuali kejujuran. Oleh sebab
itu, Allah menyuruh orang-orang mukmin agar selalu berkata benar dan berlaku
jujur. Ini diperintah oleh Allah melalui firman-Nya yang bermaksud: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang jujur dan benar”. (Q.S. al-Ahzab:
70)
Rasulullah SAW
bersabda: “Kamu semua wajib bersikap
jujur kerana kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa
kepada syurga”. (HR Ahmad, Muslim, at-Tirmizi, Ibnu Hibban). Rasulullah SAW
bersabda: “Tetap berpegang eratlah pada
kejujuran. Walau kamu seakan-akan melihat kehancuran dalam berpegang teguh pada
kejujuran, tapi yakinlah bahwa di dalam kejujuran itu terdapat keselamatan.”
(HR Abu Dunya) Kejujuran adalah tiang agama, sendi akhlak, dan pokok
kemanusiaan manusia. Tanpa kejujuran, agama tidak lengkap, akhlak tidak
sempurna, dan seorang manusia tidak sempurna menjadi manusia.
Makna, Hakikat, dan Tingkat Kejujuran
Ketahuilah
bahwa lafal ash-shidiq (kejujuran) menurut islam di pergunakan dalam enam makna;
1) Jujur dalam perkataan; 2) Jujur dalam niat dan kemauan; 3) Jujur dalam tekad;
4) Jujur dalam menepati tekad yang di buat; 5) Jujur dalam amal; 6) Jujur dalam
seluruh sifat yang di pandang baik (mulia) oleh agama.
Pertama, jujur dalam
perkataan.ialah, kejujuran dalam pemberitaan atauhal-hal yaang berkaitan dengan
pemberitaan. Kedua, dalam nit dan
kemauan. Kejujuran seperti ini dapat di kembalikan kepada mana ikhlas, yaitu
orang yang motivasinya dalam segala aktivitas hanya Allah swt. Ketiga, jujur dalam tekad. Manusia
biasanya senang memasang tekad untuk melakukan amal tertentu. Keempat, jujur dalam menepati tekad yang
di buat. Seseorang terkadang dapat dengan mudah melontarkan tekad tertentu
krena memang tidaka sulit mengucapkannya. Akan tetapi, sulitnya menepati tekad
itu baru terasa ketika yang menjadi tekad itu benar-benar terwujud atau dornga
hawa nafsu mulai ikut mengacau, Pada saat itu, tekad yang telah di buat itu
dapat melemah bahkan di ingkari sendiri oleh pelakunya. Kelima, Jujur dalam beramal. Bentukny adalah upaya seseorang agar
antara tindakan-tindakan lahiriah tidak berbeda denga apa yang ada dalam
hatinya. Keenam, Jujur dalam segala
sifat baik yang di anjurkan agama. Inilah tingkatan kejujuran yang paling
tinggi. Contohnya adalah jujur dalam rasa takut dan pengharapan kepada Allah
swt, jujur dalam mengagungkannya, jujur dalam sikap zuhud, tawakal, dan
menyayangi sesama.
Strategi Penanaman Kejujuran terhadap Peserta Didik
Penanaman
kejujuran terhadap peserta didik adalah dipengaruhi oleh semau aspek yang ada
di sekolah yaitu kepalasekolah, budaya, dan guru. Tapi hal yang paling utama
adalah guru, karena guru merupakan orang yang selalu bertemu dengan peserta
didik. Hal-hal dalam strategi penanaman kejujuran diantaranya: Pertama, bercermin. Maksuda dari
bercermin adalah guru harus intropeksi terlebih sudah jujur apa belum dalam
mendidik. Diantaranya mendidik dengan hati, materi yang disampaikan secara
benar.
Kedua, budaya. Budaya ini dapat
dikembangankan dengan gerakan berani jujur atau tidak mencontek. Caranya jangan
beri kesempatan menyontek. Atur tempat duduk, pisahkan siswa-siswa potensial
(baik yang meminta maupun yang memberi), beri evaluasi yang lebih sulit untuk
dicontek sedapatnya justru berfungsi lebih baik dalam penilaian (uraian,
analisis, dst.), dan awas dalam mendampingi siswa saat ujian. Jangan segan
untuk menegur dan memberi hukuman keras jika mendapati siswa menyontek.
Ketiga, Pujian. Dalam kegiatan belajar,
guru harus memberi pujian lebih pada usaha, proses, dan nilai yang diperoleh
dengan jujur. Kenali bentuk kecurangan, supaya bisa diidentifikasi. Jika terindikasi
menyontek namun tidak tertangkap tangan, tegur dengan baik, tapi jangan
permalukan. Tunjukkan bahwa guru tahu perbuatan menyonteknya. Tuliskan pesan
pada kertas ulangannya, tunjukkan sisi baiknya.
Pengaruh Guru yang Jujur terhadap Peserta Didik untuk Mujur.
Guru merupakan
aktor utama dalam pembentukan karakter peserta didik. Peserta didik diharapkan
mujur. Mujur dalam ilmunya, perilakunya, kehidupannya, dan rezekinya. Salah
satu karakter yang dimiliki guru adalah jujur. Jujur dapat dikaitkan dengan
segala aspek karena sesuai dengan tingkatan kejujuran. Guru mempunyai tingkatan
kejujuran diantaranya, jujur dalam berniat maksudnya mendidik dengan niatan
yang baik. Jujur dalam bertindak yaitu ilmu yang diberikan berupa ilmu yang
benar dan baik bagi peserta didik. Dengan demikian guru yang jujur akan
mempengaruhi peserta didik untuk mujur.
KESIMPULAN DAN SARAN
Tujuan
pendidikan nasional menjadikan sumber daya manusia yang unggul atau bisa
dikatakan peserta didik yang mujur. salah satu peran utama dalam perwujudan hal
tersebut adalah peran guru dalam pendidikan. Supaya guru dapat melaksanakan
perannya dengan baik harus memiliki karakter yang kuat salah satu karakter
paling utama adalah jujur. Guru jujur, jujur diartikan jujur dalam niat, tekad,
perkataan, perbuatan, amal, dan seluruh sifat yang mulia oleh agama. Guru jujur
peserta didik mujur.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Al-Hadist
Hidayatullah, Furqon. 2009. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Mulyasa. 2012. Manajemen
Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi, dan Implementasi). Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Undang-undang 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
0 komentar:
Posting Komentar