BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara
mengenai seks merupakan topik yang sangat menarik, terutama bagi kaum remaja
dan dewasa. Sebenarnya, bukan hanya remaja dan orang dewasa saja yang perlu
diberi pengetahuan mengenai pendidikan seks, pendidikan seks perlu diberikan sedini
mungkin, bahkan sejak usia anak-anak. Terkait maraknya kasus-kasus pelecehan
seksual pada anak dibawah umur maupun dewasa, dunia prostitusi, seks bebas di
kalangan remaja maupun dewasa, bahkan di kalangan anak-anak dibawah umur yang
kerap terjadi baru-baru ini. Oleh karena itu, pendidikan seks sangat dibutuhkan
untuk menyelamatkan generasi muda kita supaya tetap waspada dan berada di jalan
yang benar, bertindak sesuai nilai moral, agama dan budaya yang berlaku.
Selama
ini, jika kita berbicara mengenai seks, maka yang terbersit dalam benak
sebagian besar orang adalah hubungan seks/ senggama. Padahal, seks itu artinya
jenis kelamin
yang membedakan pria dan wanita secara biologis. Kebanyakan orang pasti akan
menganggap tabu jika membicarakan tentang seks, dianggapnya sex education akan
mendorong remaja untuk berhubungan seks. Sebagian besar masyarakat masih
berpandangan stereotype dengan pendidikan seks (sex
education) seolah sebagai suatu hal yang
vulgar. Padahal, pendidikan seks sangat penting untuk dikenalkan sedini
mungkin, agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan seksual nantinya.
Pendidikan seks (sex
education) adalah suatu informasi mengenai
persoalan seksualitas manusia. Informasi itu meliputi proses terjadinya
pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual,
dan aspek-aspek kesehatan,
kejiwaan dan kemasyarakatan.
Cara
penyampaian tentang pendidikan seks juga harus disesuaikan dengan usia, jangan
sampai mengecohkan pikiran mereka. Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai
dalam penyamapaian mengenai pendidikan seks, hal tersebut dilakukan supaya mereka
mudah dalam menerima dan memahami apa yang mereka pelajari. Sebelum kita
mengajarkan mengenai pendidikan seks kepada anak didik kita, seyogyanya kita
terlebih dahulu mengetahui dan memahami tentang pendidikan seks itu sendiri.
Dengan
adanya pendidikan seks tersebut, diharapkan para pelajar memahami dan mengerti
dengan peran jenis kelaminnya. Paling tidak, perilaku seks menyimpang hingga
menimbulkan kehamilan di luar nikah juga bisa dicegah karena mengetahui dampak
buruknya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian pendidikan seks/ sex education?
2.
Apakah tujuan dari pendidikan seks?
3.
Bagaimana pentingnya pendidikan seks?
4.
Bagaimana dan kapan pendidikan seks
diberikan?
5.
Karakteristik
Pendidikan Seks
6.
Teknik
Pendidikan Seks?
7.
Apa saja yang termasuk ke dalam
penyimpangan seksual?
8.
Apa saja dampak dari seks bebas?
9.
Bagaimana mitos tentang seks di kalangan
remaja?
C. Tujuan
1.
Mengetahui pengertian pendidikan seks/ sex education.
2.
Mengetahui tujuan dari pendidikan seks.
3.
Mengetahui pentingnya pendidikan seks.
4.
Mengetahui kapan pendidikan seks
diberikan.
5.
Mengetahui karakteristik pendidikan
seks.
6.
Mengetahui teknik atau cara pendidikan
seks
7.
Mengetahui apa saja yang termasuk ke
dalam penyimpangan seksual
8.
Mengetahui dampak seks bebas
9.
Mengetahui bagaimana mitos tentang seks
di kalangan remaja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Seks
Definisi
mengenai pendidikan seks menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
a.
Menurut Calderone, pendidikan seks
adalah pelajaran untuk menguatkan kehidupan keluarga, untuk menumbuhkan
pemahaman diri dan hormat terhadap diri, untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan bersosialisasi dengan orang lain secara sehat, dan untuk
membangun tanggung jawab seksual dan sosial.
b.
Menurut Dr. J. L. Ch. Abineno,
pendidikan seks merupakan ”pendidikan yang diberikan kepada anak tentang
pengetahuan seks dan bagaimana menggunakan seks dalam hidupnya.”
c.
Menurut Syamsudin, pendidikan seks
adalah sebagai usaha untuk membimbing seseorang agar dapat mengerti benar-benar
tentang arti dan fungsi kehidupan seksnya, sehingga dapat mempergunakannya
dengan baik selama hidupnya.
Adapun
kesimpulan dari beberapa definisi di atas, bahwa yang dimaksud dengan
pendidikan seks adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan dan membentuk
manusia-manusia dewasa yang dapat menjalankan kehidupan yang bahagia, dapat
mempergunakan fungsi seksnya serta bertanggung jawab baik dari segi individu,
sosial maupun agama.
Kebahagiaan
yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan dirinya dengan
partnernya, dengan masyarakatnya, dan dengan lingkungannya. Tanggung jawab
diartikan sebagai hubungan yang tidak mempunyai efek yang merugikan bagi
dirinya, partnernya, masyarakatnya serta kesadaran mengatur dorongan seksualnya
dengan nilai-nilai moralitas yang berlaku.
B. Tujuan Pendidikan Seks
Pendidikan
seks atau Pendidikan Kehidupan Keluarga (family
Life Education) bertujuan untuk memberi bekal pengetahuan, wawasan dan
kesadaran akan arti menjaga kesucian untuk (mempersiapkan diri) menghadapi
kehidupan berkeluarga yang sakinah, sehat bahagia, mawadah warohmah.
Dengan
kata lain, tujuan pendidikan seks adalah membentuk manusia yang mempunyai
kemampuan menyesuaikan dirinya dengan partnernya, dengan masyarakat, dan
lingkungannya, serta mampu menjalin hubungan yang harmonis dan tidak
menimbulkan efek yang merugikan bagi dirinya, partnernya, dan masyarakatnya
dalam menjalankan kehidupan seksualnya.
Menurut
pendapat Suraji, tujuan pendidikan seks yang diberikan kepada anak-anak
(sebagai generasi penerus) meliputi beberapa hal:
1.
Membantu anak untuk merasakan bahwa
seluruh anggota jasmani dan tahap-tahap pertumbuhannya sesuai dengan yang
diharapkan
2.
Menjadikan anak mengerti tentang proses
berketurunan.
3.
Mempersiapkan anak menghadapi perubahan
yang akan terjadi akibat pertumbuhannya
4.
Menjadikan anak bangga dengan jenis
kelaminnya
5.
Membantu anak mengetahui bahwa perbuatan
seks harus didasarkan atas penghargaan yang tulus terhadap kepentingan orang
lain.
6.
Menciptakan kesadaran bahwa masalah seks
adalah salah satu sisi positif konstruktif dan terhormat dalam kehidupan
masyarakat.
7.
Mempersiapkan anak agar mampu membina
keluarga dan menjadi orang tua yang bertanggung jawab.
Tujuan-tujuan
tersebut ditetapkan berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:
1.
Anak mempunyai kecenderungan ingin
mengetahui segala sesuatu, lebih-lebih apabila sesuatu tersebut dirahasiakan
oleh orang-orang dewasa. Adanya kecenderungan tersebut menjadikan anak ingin
selalu berusaha untuk mendapatkan informasi tersebut.
2.
Anak akan mengalami perubahan-perubahan
fisiknya menginjak usia puber. Dalam menghadapi adanya perubahan tersebut,
mereka perlu persiapan lahir dan batin agar dalam menghadapi kenyataan tersebut
mereka tidak kaget lagi.
3.
Anak cenderung meniru segala sesuatu
yang ada dilingkungannya, terlebih lagi apabila sesuatu tersebut dianggapnya
sebagai sesuatu yang aneh atau unik.
4.
Mulai umur sembilan tahun, antara
laki-laki dan perempuan telah mulai merasa bahwa mereka berbeda, maka mereka
memiliki perasaan malu terhadap lawan jenisnya.
5.
Anak akan mulai melakukan berbagai macam
tindakan yang pada intinya semua tindakan tersebut dilakukan dalam rangka ingin
memperoleh perhatian dari lawan jenisnya.
C.
Pentingnya Pendidikan
Seks (Sex Education)
Pendidikan seks akan
membantu peserta didik untuk paham dengan alat reproduksi dan yang terkait
dengan seksualitasnya. Sejak dini, anak-anak harus diajarkan mengenal bagian
tubuhnya dan perbedaan-perbedaan mendasar antara seksualitas pria dan wanita
serta hubungan antara keduanya.
Bagi
bapak/ibu muda, pendidikan seks diperlukan supaya sejak awal pendidikan dalam
kehidupan keluarga mereka sudah berkolaborasi bahu membahu melakukan pendidikan
terhadap putra-putrinya sehingga tidak terbentuk kaum muda yang tidak
diharapkan persepsi dan perilaku seksualnya menyimpang dari norma-norma
kehidupan yang sehat secara fisiologis,
psikologis, dan religius. Pentingnya pendidikan seks bagi orang tua yang
memiliki anak menginjak remaja tidak diragukan lagi, yaitu untuk menangani
masalah yang dimulai dari pertanyaan putra-putrinya tentang asal-usul dan
proses terjadinya adik bayi.
Remaja
merupakan masa pencarian jati diri yang mendorongnya mempunyai rasa
keingintahuan yang tinggi, ingin tampil menonjol, dan diakui eksistensinya.
Namun disisi lain remaja mengalami ketidakstabilan emosi sehingga mudah
dipengaruhi teman dan mengutamakan solidaritas kelompok.
Akibat
pengaruh hormonal, di usia remaja juga mengalami perubahan fisik yang cepat dan
mendadak. Perubahan ini ditunjukkan dari perkembangan organ seksual menuju
kesempurnaan fungsi serta tumbuhnya organ genetalia sekunder. Hal ini
menjadikan remaja sangat dekat dengan permasalahan seputar seksual.
1.
Untuk mengetahui informasi seksual bagi remaja
2.
Memiliki kesadaran akan pentingnya memahami masalah
seksualitas
3.
Memiliki kesadaran akan fungsi-fungsi seksualnya
4.
Memahami masalah-masalah seksualitas remaja
5.
Memahami faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya
masalah-masalah seksualitas
1.
Faktor pertama
adalah di mana anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masih
menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adahal hal yang tabu. Sehingga dari
ketidak fahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggung jawab dengan seks
atau kesehatan anatomi reproduksinya.
2.
Faktor kedua, dari ketidakfahaman
remaja tentang seks dan kesehatan anatomi reproduksi mereka, di lingkungan
sosial masyarakat, hal ini ditawarkan hanya sebatas komoditi, seperti media-media
yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain, VCD, majalah,
internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah kepada hal yang
seperti itu. Dampak dari ketidakfahaman remaja tentang sex education ini,
banyak hal-hal negatif terjadi, seperti tingginya hubungan seks di luar nikah,
kehamilan yang tidak diinginkan, penularan virus HIV
dan sebagainya.
Ada
beberapa pendapat yang bilang, ”sex education” memang pantas dimasukkan dalam kurikulum di
sekolah menengah, apalagi siswa pada ini adalah masa pubertas. Pendidikan Seks ”Sex education” sangat perlu
sekali untuk mengantisipasi, mengetahui atau mencegah kegiatan seks bebas dan
mampu menghindari dampak-dampak negatif lainnya.
Mungkin
kita baru menyadari betapa pentingnya pendidikan
seks
karena banyak kasus pergaulan bebas
muncul di kalangan remaja dewasa ini. Kalau kita berbicara tentang pergaulan bebas, hal ini sebenarnya sudah muncul dari dulu,
hanya saja sekarang ini terlihat semakin parah. Pergaulan bebas remaja ini bisa
juga karena dipicu dengan semakin canggihnya kemajuan teknologi, juga sekaligus
dari faktor perekonomian global. Namun hanya menyalahkan itu semua juga
bukanlah hal yang tepat. Yang terpenting adalah bagaimana kita mampu memberikan
pendidikan seks (sex
education) kepada generasi muda.
D. Kapan Pendidikan Seks Diberikan
Banyaknya
kejadian penyimpangan pendidikan seks dikalangan usia remaja bahkan dni
diakbitkan oleh ketidakpekaan orang tua dan pendidik terhadap kondisi remaja
menyebabkan remaja sering terjatuh pada kegiatan tuna sosial. Ditambah lagi
keengganan dan kecanggungan remaja untuk bertanya pada orang yang tepat semakin
menguatkan alasan kenapa remaja sering bersikap tidak tepat terhadap organ
reproduksinya. Data menunjukkan dari remaja usia 12-18 tahun, 16% mendapat
informasi seputar seks dari teman, 35% dari film porno, dan hanya 5% dari orang
tua.
Menurut
Baby Jim kurangnya pengetahuan seksual pada anak remaja memicu keingintahuan
berlebih pada anak. Apalagi, orang tua kerap kali tertutup soal seks. Alhasil,
mereka memuaskan rasa keingintahuan mereka dengan bertanya pada teman, atau
mencarinya di internet yang belum tentu menyediakan informasi yang benar.
Pendidikan
seks yang baik adalah yang dimulai sejak dini. Dimulai dari proses pengenalan
tubuh agar anak mengenal tubuh mereka masing-masing sehingga mereka dapat
menghargai tubuh orang lain. Dalam proses pengenalan ini, orang tua juga harus
mengetahui masa-masa pengenalan organ seksual anak yang dimulai sejak mereka
lahir.
Kesadaran
anak akan seks sebenarnya sudah terbentuk saat dia masih bayi. Ada masa oral,
anal, dan genital. Saat anak masih bayi semua dirasakan dengan mulut karena
pada saat usia 0-1 tahun dia mengenal area kenikmatan itu hanya mulut, itulah
mengapa ketika dewasa ada yang dinamakan oral seks. Lalu, mereka merasa lega
saat buang air besar, menangis ketika tidak dibersihkan. Ketika dibersikan
otot-otot anusnya disentuh dan dia merasa senang. Itulah mengapa anus termasuk
salah satu organ seksual.
E. Karakteristik Pendidikan Seks
1.
Karakteristik
Pendidikan Seks Menurut Agama Islam
Orang tua adalah sebagai pendidik
bagi anak-anaknya, sehingga sebagai orang tua harus bisa membimbing dan
mengarahkan anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Orang tua adalah
pihak yang paling bertanggung jawab terhadap anak dalam masalah pendidikan,
termasuk pendidikan seks. Sebagai
orang tua dituntut untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang seks yang
sesuai dengan syariat, dan mengajarkan hukum-hukum islam dengan mengaitkan
perbuatan-perbuatan seks yang terlarang (haram) untuk dilakukan dan yang
diperbolehkan (halal). Dan yang lebih penting lagi adalah menanamkan aqidah
mereka kepada Allah.
Pokok-pokok pendidikan seks dalam islam yang perlu
diterapkan dan diajarkan kepada anak antara lain:
a.
Menanamkan rasa malu pada anak
Rasa malu harus ditanamkan kepada anak sejak awal
lagi. Jangan biasakan anak-anak, walau masih kecil, bertelanjang di depan orang
lain; misalnya ketika keluar kamar mandi, atau saat berganti pakaian.
Membiasakan anak perempuan sejak kecil berbusana muslimah menutup aurat juga
penting untuk menanamkan rasa malu sekaligus mengajarkan anak tentang auratnya.
b.
Menanamkan jiwa kelelakian pada anak laki-laki dan
jiwa keperempuan pada anak perempuan
Secara fisik maupun psikis, laki-laki dan wanita
mempunyai perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut telah diciptakan
sedemikian rupa oleh Allah. Dan itulah fitrah yang ditetapkan pada manusia.
Adanya perbedaan ini bukan untuk saling merendahkan, namun perbedaan tersebut
semata-mata karena fungsi yang kelak akan diperankannya. Mengingat perbedaan
tersebut, maka Islam telah memberikan tuntunan agar masing-masing fitrah yang
telah ada tetap terjaga. Islam menghendaki agar laki-laki memiliki kepribadian
maskulin, dan perempuan memiliki kepribadian feminin. Islam tidak menghendaki
wanita menyerupai laki-laki, begitu juga sebaliknya.
Dari Ibnu Abbas ra berkata: “Rasulullah SAW melaknat
laki-laki yang berlagak wanita, dan wanita yang berlagak meniru laki-laki.
Dalam riwayat yang lain: “Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang meniru wanita
dan wanita yang meniru laki-laki”. (HR. Bukhari).
c.
Memisahkan tempat tidur anak-anak
Pemisahan tempat tidur anak-anak merupakan cara untuk
menanamkan kesadaran pada anak tentang dirinya dan perbedaan jenis kelamin.
Pemisahan tempat tidur juga dilakukan terhadap anak dengan kakak atau adik
perempuannya. Usia antara 7-10 tahun merupakan usia saat anak mengalami
perkembangan yang pesat. Anak mulai melakukan eksplorasi ke dunia luar. Anak
tidak hanya berfikir tentang dirinya, tetapi juga mengenai sesuatu yang ada di
luar dirinya.
d.
Mengenalkan waktu berkunjung (meminta izin dalam 3
waktu)
Tiga ketentuan waktu yang tidak diperbolehkan
anak-anak untuk memasuki ruangan (kamar) orang dewasa kecuali meminta izin
terlebih dulu adalah: sebelum solat subuh, tengah hari, dan setelah solat isya.
Aturan ini ditetapkan mengingat di antara ketiga waktu tersebut merupakan waktu
aurat, yakni waktu ketika badan atau aurat orang dewasa banyak terbuka (Lihat:
QS al-Ahzab [33]: 13). Jika pendidikan semacam ini ditanamkan pada anak maka ia
akan menjadi anak yang memiliki rasa sopan-santun dan etika yang luhur.
e.
Mendidik menjaga kebersihan alat kelamin
Tujuan mengajari anak untuk menjaga kebersihan alat
kelamin agar bersih dan sehat sekaligus mengajarkan anak tentang najis. Anak
juga harus dibiasakan untuk buang air pada tempatnya, dengan cara ini
diharapkan akan terbentuk pada diri anak sikap hati-hati, mencintai kebersihan,
disiplin, dan memperhatikan tentang etika sopan santun dalam melakukan hajat.
f.
Mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata
Telah menjadi fitrah bagi setiap manusia untuk
tertarik dengan lawan jenisnya. Namun, jika fitrah tersebut dibiarkan bebas
lepas tanpa kendali, justru hanya akan merusak kehidupan manusia itu sendiri.
Begitu pula dengan mata yang dibiarkan melihat gambar-gambar atau film yang
mengandung unsur pornografi. Karena itu, jauhkan anak-anak dari gambar, film,
atau bacaan yang mengandung unsur pornografi dan pornoaksi.
g.
Mendidik anak agar tidak melakukan ikhtilat
Pengertian ikhtilat, yakni bercampur baurnya antara
laki-laki dan perempuan bukan mahram. Perbuatan semacam ini pada masa sekarang
merupakan perbuatan yang sudah dianggap biasa. Mereka bebas mengumbar
pandangan, saling berdekatan dan bersentuhan. Seolah tidak ada lagi batas yang
ditentukan syara’ guna mengatur interaksi diantara mereka. Ikhtilat dilarang,
karena bisa sebagai perantara kepada perbuatan zina yang diharamkan Islam. Bila
ikhtilat dibiarkan, maka pintu-pintu kemaksiatanpun akan terbuka lebar. Dan
akan membawa dampak kepada kerusakan kehidupan manusia. Islam tidak melarang
seorang wanita untuk melakukan aktivitas demi kemaslahatan umat. Namun tentunya
harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang sudah digariskan Allah dan
Rasul-Nya, seperti tidak menampakkan aurat, menundukkan pandangan, dsb.
h.
Mendidik anak agar tidak melakukan khalwat
Dinamakan khalwat jika seorang laki-laki dan wanita
bukan mahramnya berada di suatu tempat, hanya berdua saja. Biasanya mereka
memilih tempat yang tersembunyi, yang tidak boleh dilihat oleh orang lain.
Sebagaimana ikhtilat, khalwat pun merupakan perantara bagi terjadinya perbuatan
zina. Anak-anak sejak kecil harus diajari untuk menghindari perbuatan semacam
ini. jika bermain, bermainlah dengan sesama jenis. Sebagaimana ikhtilat,
khalwatpun merupakan perantara bagi terjadinya perbuatan zina. Rasulullah SAW
bersabda : “Hindarilah khalwat (berdua-duaan) dengan wanita. Demi diriku yang
berada di tanganNya, tiadalah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang
wanita, kecuali syaitan menyelusup diantara keduanya”. (HR. THabrani).
i.
Ihtilam dan haid
Ihtilam adalah tanda anak laki-laki sudah mulai
memasuki usia baligh. Adapun haid dialami oleh anak perempuan. Mengenalkan anak
tentang ihtilam dan haid tidak hanya sekadar untuk dapat memahami anak dari
pendekatan fisiologis dan psikologis semata. Jika terjadi ihtilam dan haid,
Islam telah mengatur beberapa ketentuan yang berkaitan dengan masalah tersebut,
antara lain kewajiban untuk melakukan mandi. Yang paling penting, harus
ditekankan bahwa sekarang mereka telah menjadi muslim dan muslimah dewasa yang
wajib terikat pada semua ketentuan syariah.
j.
Mengenalkan Mahramnya
Tidak semua wanita berhak dinikahi oleh seorang
laki-laki. Siapa saja wanita yang diharamkan dan siapa yang dihalalkan,
semuanya ini telah ditentukan oleh syariat islam. Ketentuan ini harus diberikan
pada anak agar ditaati. Dengan memahami kedudukan wanita yang menjadi mahram,
diupayakan agar anak mampu menjaga pergaulan sehari-harinya dengan selain
wanita yang menjdadi mahramnya tersebut.Inilah salah satu bagian terpenting
dikenalkannya kedudukan orang-orang yang haram dinikahi dalam pendidikan
seksual anak.
Dengan demikian dapat diketahui dengan tegas bahwa
islam mengharamkan incest, yaitu
pernikahan yang dilakukan antara saudara kandung atau mahramnya. Siapa saja
mahram tersebut, Allah SWT telah menjelaskan dalam Surat An-Nisa’:22-23.
k.
Mendidik agar selalu menjaga pandangan mata
Telah menjadi fitrah bagi setiap manusia untuk
tertarik dengan lawan jenisnya. Namun jika fitrah tersebut dibiarkan bebas
lepas tanpa kendali, justru hanya akan merusak kehidupan manusia itu sendiri. Begitu
pula dengan mata yang dibiarkan melihat gambar-gambar atau film yang mengandung
unsur pornografi. “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman : “Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat”. (An-Nur:30) “Katakanlah kepada wanita yang beriman :
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari
padanya”. (An-Nur:31).
l.
Mendidik etika berhias
Berhias berarti usaha untuk memperindah atau
mempercantik diri agar bisa berpenampilan menawan. Berhias, jika tidak diatur
secara islami akan menjerumuskan seseorang pada perbuatan maksiat dan dosa.
2.
Karakteristik
Pendidikan Seks Sesuai Usia Anak
Umur 3-5 tahun
Pada rentang umur ini, mengajarkan
mengenai organ tubuh dan fungsi masing-masing organ tubuh, jangan ragu juga
untuk memperkenalkan alat kelamin si kecil. Saat yang paling tepat untuk
mengajarkannya adalah di saat Anda sedang memandikannya. Diharapkan untuk
hindari penyebutan yang dianggap tidak sopan di masyarakat untuk menyebut alat
kelamin yang dimilikinya. Misalkan seperti vagina atau penis, jangan
diistilahkan dengan kata lain seperti “apem” atau “burung”. Anda tidak perlu
membahas terlalu detail mengenai jenis kelamin anak Anda atau mengajarkannya
dalam kondisi belajar yang serius.
Pertanyaan yang sering dilontarkan
anak pada usia ini , seperti “mama, kita lahir dari mana?”, Anda
juga bisa memberikan penjelasan mengenai darimana bayi berasal dengan menggunakan
sebuah cerita agar si buah hati bisa lebih memahami dan tertarik untuk
mendengarkannya. Di usia ini juga, seorang anak sudah bisa diajarkan apa itu
perempuan dan laki-laki. Jadi bila Anda memiliki dua anak yang berlawanan
jenis, akan lebih mudah untuk Anda menjelaskan perbedaan penis dan vagina
kepadanya.
Ajarkan juga kepada anak bahwa
seluruh tubuhnya, termasuk alat kelaminnya, adalah milik pribadinya yang harus
dijaga baik-baik. Dengan demikian, anak harus diajarkan untuk tidak menunjukkan
kelaminnya secara sembarangan. Tekankan kepada mereka bahwa mereka memiliki hak
dan bisa saja menolak pelukan atau ciuman dan segala macam bentuk kasih sayang
yang dinyatakan melalui sentuhan fisik. Hal ini menjadi penting, karena disukai
atau tidak, banyak pelaku pelecehan seksual adalah orang-orang yang dekat
dengan kehidupan si anak. Orang tua juga diharapkan untuk tidak memaksa seorang
anak untuk memeluk atau mencium orang lain jika dia tidak menginginkannya agar
si anak bisa belajar untuk menyatakan penolakannya.
Umur 6 - 9 tahun
Anak-anak sering sekali menjadi
korban pelecehan dan kekerasan seksual dari orang dewasa karena
ketidakberdayaan dan ketidaktahuan yang bisa dimanfaatkan dengan mudah oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Masalah utama dalam kasus pencabulan
anak adalah anak kecil tidak sadar bahwa dirinya telah mengalami pencabulan,
baik karena keluguan si anak atau karena pelaku berdalih bahwa hal yang
dilakukan adalah tanda “kasih sayang”.
Di rentang umur ini, si kecil
diajarkan mengenai apa saja yang harus dilakukan untuk melindungi dirinya
sendiri. Orang tua bisa mengajarkan anak menolak untuk membuka pakaian bahkan
jika ada imbalan sekalipun atau menolak diraba alat kelaminnya oleh temannya.
Anak Anda harus diajarkan untuk berteriak sekencang mungkin meminta pertolongan
dan melapor ke orang tua jika orang dewasa yang berada di sekitar mereka
mengancam untuk memberikan hukuman atau mengintimidasi mereka di saat mereka
menolak untuk melakukan hal-hal yang menurut anak tidak nyaman untuk dilakukan.
Selain itu, di rentang umur ini,
Anda bisa menggunakan hewan tertentu yang tumbuh dengan cepat dan terlihat
jelas perbedaan jenis kelaminnya (seperti: anak ayam) di saat bertumbuh dewasa
untuk mengajarkan mengenai perkembangan alat reproduksi. Ajaklah anak anda
untuk turut mengamati perkembangannya. Jika mereka tidak terlalu memperhatikan
hingga detail terkecil, Anda bisa berikan informasi lebih lanjut nanti sembari
menekankan bahwa alat kelamin mereka juga akan berubah seiring mereka bertumbuh
dewasa nanti.
Orang tua harus memperhatikan
suasana hati anak agar saat menyampaikan materi seksualitas, si anak tidak
merasa terpojokkan, malu, bodoh, ataupun menjadi terlalu liar dalam menyikapi
seks.
Umur 9 - 12 tahun
Berikan informasi lebih mendetail apa saja yang akan berubah dari tubuh si anak
saat menjelang masa puber yang cenderung untuk berbeda-beda di setiap individu.
Ajarkan kepada anak bagaimana menyikapi menstruasi ataupun mimpi basah yang
akan mereka alami nanti sebagai bagian normal dari tahap perkembangan individu.
Pada umur 10 tahun, sebelum menjelang masa puber, Anda sudah bisa memulai topik
mengenai kesehatan alat kelamin. Pastikan juga pada anak Anda, jika dia
mengikuti semua peraturan kesehatan ini, maka mereka tak perlu banyak khawatir.
Umur 12 - 14 tahun
Data yang dikeluarkan oleh Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2010 menunjukkan
bahwa 51 persen remaja di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi telah
berhubungan seksual sebelum menikah. Penulis memang tidak mendapatkan angka
pasti untuk data di tahun 2012, tetapi dengan adanya berita di berbagai media
massa yang menyatakan adanya peningkatan dalam tingkat aktivitas seksual
remaja, maka tentunya harus ada pendidikan yang memadai untuk menanggulangi hal
ini.
Dorongan seksual di masa puber
memang sangat meningkat, oleh karena itu, orang tua sebaiknya mengajarkan apa
itu sistem reproduksi dan bagaimana caranya bekerja. Penekanan terhadap
perbedaan antara kematangan fisik dan emosional untuk hubungan seksual juga
sangat penting untuk diajarkan. Beritahukan kepada anak segala macam
konsekuensi yang ada dari segi biologis, psikologis, dan sosial jika mereka
melakukan hubungan seksual. Orang tua selain mengajarkan keterbukaan komunikasi
dengan anak terutama dalam membicarakan seksualitas, juga perlu menambahkan
keuntungan menghindari aktivitas seksual terlalu dini sebelum mencapai masa
dewasa.
Hindari penggunaan kata-kata yang
menghakimi remaja agar ia tidak merasa ragu, takut, enggan ataupun marah saat
membicarakan pengalaman seksual mereka. Jika orang tua merasa agak berat untuk
membicarakan topik-topik seksual dengan anak, orang tua bisa meminta bantuan
psikolog atau konselor untuk memberikan pendidikan seksual kepada anak
dan membantu orang tua merasa nyaman membicarakan topik ini.
3.
Karakteristik
Kurikulum Pendidikan Seks
Di India, upaya
oleh pemerintah negara bagian untuk memperkenalkan pendidikan seks sebagai
bagian dari kurikulum wajib sekolah. Pro dan kontrapun timbul seiring dengan
kritik keras oleh orang yang mengaku hal itu bertentangan dengan budaya India
dan akan menyesatkan anak-anak. Di Inggris dan Wales, tidak wajib di sekolah
sebagai orang tua dapat menolak untuk membiarkan anak-anak mereka mengambil
bagian dalam pelajaran. Di beberapa negara, orangtua harus memberikan
persetujuan mereka sebelum anak-anak mereka dapat menghadiri kelas-kelas
tersebut. Variasi ini di berbagai daerah yang diyakini telah muncul karena
kontroversi kurikulum pendidikan seks.
Berbagai topik
biasanya di pelajaran dalam pendidikan seks tergantung pada hukum-hukum daerah.
Beberapa di antaranya:
a.
Sistem reproduksi laki-laki dan
perempuan
b.
Haid
c.
Fisik dan emosional perubahan remaja
d.
Kehamilan
e.
Kontrasepsi
f.
Proses Pertumbuhan
g.
Bahaya kekerasan seksual
h.
Homoseksualitas
i.
Infeksi menular seksual (IMS)
j.
Onani
k.
Safe sex / penggunaan kondom
l.
Pelecehan seksual
m. Seks
posisi
n.
kehamilan remaja
F.
Teknik Penyampaian
Pergaulan anak-anak sekolah semakin
memprihatinkan pasalnya sering terdengar berita para pelajar hamil sebelum
nikah karena telah melakukan seks bebas, hal ini diperparah oleh teknologi
informasi, seperti HP, komputer, dan laptop yang bisa untuk mengakses
internet. Seseorang dapat melihat konten-konten yang terkontaminasi pornografi.
Walaupun dianggap tabu untuk
dibahas, kenyatanya tingginya angka kehamilan di luar nikah sebagai akibat dari
seks bebas di kalangan generasi muda menunjukkan bahwa pendidikan seks itu
sebenarnya sangatlah diperlukan terutama di bangku sekolah karena sebagian
besar orang tua justru menghindari dan merasa terbebani untuk menjelaskan topic
tersebut karena mereka merasa anaknya akan mencoba hal-hal yang belum waktunya
mereka lakukan. "Pendidikan seksual harusnya sudah mulai diperkenalkan
orang tua maupun tenaga pendidik sejak dini kepada anak, bahkan bila perlu
sudah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan Sekolah Dasar karena survey
membuktikan pendidikan seks tidak meningkatkan aktivitas seksual" (Irna
Minauli dalam Kharisma).
Berikut aspek-aspek dan cara
penyampaian pendidikan seks di sekolah:
1.
Aspek Biologis
Penjelasan secara detail tentang Organ Reproduksi.
Dalam menjelaskan materi dapat digunakan alat peraga kesehatan sehingga anak
benar-benar paham karena dapat melihat bentuk sebenarnya. Guru harus
menerangkan mulai dari pertumbuhan jenis kelamin. Bagaimana fungsi kelamin sebagai
alat reproduksi. Bagaimana perkembangan alat kelamin itu. Tentang menstruasi,
mimpi basah dan sebagainya, sampai kepada timbulnya birahi karena adanya
perubahan pada hormon-hormon. Termasuk nantinya masalah kehamilan.
2.
Aspek Psikologis
a. seks juga
terkait emosi, perasaan, dan nilai jadi disini juga dipaparkan tentang
pentingnya rasa sayang, tanggung jawab, penghormatan dan saling berbagi
diantara pasangan. seks dan cinta adalah hal yang berbeda jadi kalau pacar
mengajak berhubungan seks itu bukan refleksi cinta tetapi nafsu
b. mengaktifkan
peran Bimbingan Konseling (BK).
Siswa dapat
bertanya masalah seks kepada guru BK dan guru BK harus meyakinkah siswa bahwa
kerahasiaanya akan terjaga sehingga siswa tidak perlu malu-malu untuk bertanya
seputar seks.
3.
Aspek Agama
a.
mengaktifkan kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah.
Misalnya bagi yang muslim dapat digalakkan solat dhuhur berjamaah dengan guru
ketika istirahat ke-2.
b.
Menerapkan pendidikan berkarakter,
misalnya sebelum dan selesai belajar,
para siswa berdoa bersama dan melakukan pendekatan persuasif dengan tegur sapa
serta salam.
c.
Memperingati hari-hari besar keagamaan. Misalnya bagi
yang muslim dapat mengundang ustadz untuk memberikan tausiyah yang diselipi
tentang dosa yang harus ditanggung jika melakukan seks bebas.
4.
Aspek Moral
Siswa dilarang mengumbar bagian-bagian tertentu
tubuhnya. Misalnya bagi wanita tidak boleh berpakaian yang minim dan ketat yang
dapat menimbulkan nafsu birahi kaum pria.
5.
Aspek Kesehatan
Dijelaskan bahwa seks bebas itu dapat menimbulkan
penyakit kelamin berbahaya seperti HIV. Disini guru juga menyampaikan
macam-macam penyakit kelamin dengan melihatkan gambar pengidap penyakit
tersebut..
6.
Aspek Pendidikan
a.
Diadakan seminar tentang pendidikan seks.
b.
mengadakan penelitian tentang kejadian-kejadian di
tempat-tempat lokalisasi secara langsung..
c.
Merazia HP siswa agar terhindar dari konten-konten
yang berbau pornografi.
Mungkin kita baru menyadari betapa perlunya
belajar seputar seks karena banyak kasus pergaulan bebas muncul di kalangan
remaja. Pergaulan bebas juga dipicu semakin canggihnya teknologi informasi.
Tetapi hanya menyalahkan tidaklah tepat. Yang terpenting adalah bagaimana mampu
memberikan pendidikan seks kepada generasi muda.
G. Penyimpangan Seksual
1.
Homo
Seksual
Homoseksual
adalah hubungan seksual antara orang-orang yang sama kelaminnya, baik sesama
pria maupun sesama wanita, namun biasanya istilah homosex itu dipakai untuk sex
antar pria; sedangkan untuk sex antar wanita, disebut lesbian (female
homosex). Lawan homosex adalah heterosex, artinya hubungan seksual
antara orang-orang yang berbeda kelaminnya (seorang pria dengan seorang
seorang wanita).
Homoseksual
(liwath, bhs. Arab) dilakukan dengan cara memasukan penis (zakar,
bhs. Arab) kedalam anus (dubur, bhs. Arab); sedangkan lesbian
dilakukan dengan cara melakukan masturbasi satu sama lain atau dengan cara
lainnya untuk mendapatkan orgasme (puncak kenikmatan atau climax of the sex
act)
Perbuatan
kaum homo, baik seks antar sesame pria (homoseksual), maupun seks antar sesame
wanita (lesbian) merupakan kejahatan (jarimah/jinayah, bhs. Arab) yang dapat
diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun menurut hukum pidana di
Indonesia (pasal 292 KUHP).
Menurut
hokum fiqih jinayah(hukum pidana Islam), homoseksual (liwath) termasuk dosa
besar, karena bertentangan dengan norma agama, norma susila, dan bertentangan
pula dengan sunnatulloh (God’s Law/ Natur Of law) dan fitrah manusia(human
Nature) sebab Alloh SWT menjadikan manusia terdiri dari pria dan wanita adalah
untuk berpasang-pasangan sebagai suami istri untuk mendapatkan keturunan yang
sah dan untuk memperoleh ketenangan dan kasih sayang, sebagaimana tersebut
dalam Al-Qur’an Surat Al-Nahl ayat 72 :
وَاللَّهُ
جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ
بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ ۚ أَفَبِالْبَاطِلِ
يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ (16:72)
Artinya
:”Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka Mengapakah mereka beriman kepada yang
bathil dan mengingkari nikmat Allah ?"
Dan
firman Alloh dalam Surat Ar-Rum ayat 21
وَمِنْ
آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا
وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ (30:21)
Artinya:”dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.
2.
Masturbasi
a.
Pengertian
Masturbasi
Masturbasi
adalah sebuah tingkah laku merangsang seksual diri sendiri. Kata masturbasi
mempunyai persamaan arti dengan onani. Onani mempunyai arti sama dengan
masturbasi namun ada yang berpendapat bahwa onani diperuntukkan bagi laki-laki,
sedangkan istilah masturbasi dapat berlaku bagi perempuan atau laki-laki.
Dalam bahasa
Indonesia masturbasi memiliki beberapa istilah salah satunya rancap yang
maksudnya perangsangan organ kelamin sendiri dengan cara menggesek-geseknya
dengan tangan atau benda lain hingga mengeluarkan sperma dan mencapai orgasme.
Sedangkan bahasa gaulnya adalah coli atau main sabun yaitu kegiatan yang dilakukan
seseorang dalam memenuhi kebutuhan seksualnya, dengan menggunakan alat bantu
sabun atau benda lain, sehingga dengannya dia bisa mengeluarkan mani
(ejakulasi).
Jadi masturbasi
adalah kegiatan menyentuh, menggosok dan meraba bagian tubuh sendiri yang peka
sehingga menimbulkan rasa menyenangkan untuk mendapat kepuasan seksual
(orgasme) baik tanpa menggunakan maupun menggunakan alat bantu. Tujuan utama dari masturbasi adalah
untuk mencari kepuasan atau melepas keinginan nafsu seksual dengan jalan tidak
bersenggama.
b.
Dampak
Masturbasi
Masturbasi memiliki
dampak yang sangat besar bagi seseorang, baik dampak terhadap fisik maupun
perkembangan psikologis. Dampak masturbasi bahkan lebih banyak berdampak
negatif daripada dampak positifnya.
1)
Dampak Fisik
Luka-luka
pada alat kelamin, masturbasi yang dilakukan secara keras dan menggunakan
benda-benda kasar akan dapat merobek kulit vagina, iritasi atau infeksi pada
alat kelamin. Ejakulasi dini, kebiasaan ingin cepat mendapatkan kepuasan
masturbasi akan cenderung menjadikan seseorang cepat mengalami orgasme.
2)
Dampak Psikologis
Rasa
bersalah diakibatkan adanya perasaan berdosa karena telah melanggar norma yang
dianut seperti norma agama, dan norma sosial. Rasa malu karena adanya anggapan
bahwa masalah masturbasi adalah sesuatu yang dianggap kotor, tabu, dan tidak
layak dibicarakan.
Khayalan
yang mengikat ketika melakukan masturbasi dalam jangka panjang dan dilakukan
secara terus-menerus akan dapat mengikat dan menguasai pikiran, sehingga
khayalan itu akan muncul secara terus menerus setiap saat. Isolasi, sebagai
pelarian ke dunia yang penuh khayalan sehingga seseorang yang telah merasa
nikmat dan merasa aman dengan dunia khayalannya akan cenderung menarik diri
dari pergaulan.
Pandangan
agama terhadap masturbasi dapat dijelaskan sesuai dengan dalill-dalil yang ada.
Dalam islam masturbasi dikenal dengan beberapa nama yaitu al-istimna, billkaf,
nikah al-yad, jildu umairah, al-I’timar atau adatus sirriyah.Masturbasi yang
dilakukann oleh wanita disebut al- ilthaf.
Ibnu
Qayyim menjelaskan bahwa dalam persetubuhan (senggama) suami istri terdapat
puncak kenikmatan, puncak kasih sayang terhadap pasangannya, pahala, shadaqoh,
kesenangan jiwa, hilangnya pikiran-pikiran kotor, hilangnya ketegangan, badan
terasa ringan dan bertambah sehat. Pada setiap bagian tubuh mendapat sentuhan
kenikmatan (Raudhatul muhibbin Taman Orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu).
Lalu
bandingkanlah dengan masturbasi, tentu sangat jauh sekali. Hasilnya masturbasi
tidak bekerja sebagai kebajikan karena secara psikologi masturbasi ini akan
berdampak pada psikologi atau kejiwaan dan depresi emosional. Pelakunya akan
selalu dihantui perasaan bersalah dan berdosa. Sedangkan pada persetubuhan
suami istri didapat kenikmatan, ketenangan, dan pahala berdasarkan hadist yang
Artinya:
“Dan, di dalam persetubuhan salah
seorang di antara kalian ada pahala”. Mereka bertanya? Wahai Rasulullah,
adakah salah seorang diantara kami memuaskan birahinya dan dia mendapat pahala
karena itu. Beliau bersabda : “ Bagaimana pendapat kalian jika dia
meletakannya pada hal yang haram, apakah dia mendapat dosa ” Mereka
menjawab,” Benar ”. Beliau bersabda,” demikian pula jika dia meletakkannya
pada hal yang halal, maka dia mendapat pahala” (HR.Muslim)
Onani
(istimna’bil yadi, bhs. Arab), yakni
masturbasi dengan tangan sendiri. Islam memandangnya sebagai perbuatan yang
tidak etis dan tidak pantas dilakukan. Namun, para ahli Hukum Fiqh berbeda
pendapat tentang hukumnya.
Pendapat
pertama, Ulama Maliki, Syafii dan Zaidi
mengharamkan secara Mutlak, berdasarkan Al-Qur’an Surat Al-Mu’minun ayat 5-7:
وَالَّذِينَ
هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (23:5إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (23:6) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ
ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (23:7))
Artinya
:”dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri
mereka atau budak yang mereka milik; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini
tiada terceIa.Barangsiapa mencari yang di balik itu Maka mereka Itulah
orang-orang yang melampaui batas”.
Ayat
ini dengan jelas memerintahkan kepada kita agar menjaga kehormatan alat kelamin
(penis), kecuali terhadap istri dan budak kita. Yang dimaksud budak disini,
ialah budak yang didapat dalam peperangan untuk membela agama.
Pendapat
kedua, Ulama Hanafi secara prinsip mengharamkan onani,
tetapi dalam keadaan gawat, yakni orang yang memuncak nafsu seksnya dan
khawatir berbuat zina, maka ia boleh, bahkan wajib berbuat onani demi menyelamatkan
dirinya dari perbuatan zina yang jauh lebih besar dosa dan bahayanya daripada
onani. Hal ini sejalan dengan kaidah fiqh
اِرْتِكَابُ
أَخَفُّ الضَّرَرَيْنِ وَاجِبٌ
Artinya:”Wajib menempuh
bahaya yang lebih ringan diantara dua bahaya”
Pendapat
ketiga, Ulama Hambali mengharamkan onani,
kecuali kalau orang takut berbuat zina (karena terdorong nafsu seksnya yang
kuat), atau khawatir terganggu kesehatannya, sedangkan ia tidak mempunyai istri
atau amat (budak wanita), dan ia tidak mampu kawin, maka ia tidak berdosa
berbuat onani.
Menurut
pendapat kedua dan ketiga diatas, onani hanya diperbolehkan dalam keadaan
terpaksa. Sudah barang tentu yang diperbolehkan dalam keadaan terpaksa
(darurat) itu dibatasi seminimal mungkin penggunaannya, dalam hal ini perbuatan
onani itu
Hal
ini sesuai dengan kaidah Fiqh :
مَاأُبِيْحَ
لِلضَّرُوْرَةِ يُقَدَّرُ بِقَدَرِهَا
Artinya: “ sesuatu yang
diperbolehkan karena darurat, hanya boleh sekadarnya saja”
Pendapat keempat,
Ibnu Hazm memandang makruh onani, tidak berdosa, tetapi tidak etis.
Pendapat kelima,
Ibnu Abbas, Al-Hasan, dan lain-lain membolehkan onani. Kata Al-Hasan, “ Orang Islam dahulu melakukannya dalam
waktu peperangan (jauh dari keluarga/istri)”. Dan kata Mujahid, seorang
ahli tafsir, murid Ibnu Abbas, “Orang
Islam dahulu (sahabat Nabi) mentoleransi para remaja/ pemudanya melakukan
onani/ masturbasi”. Dan hukum mubah berbuat onani ini berlaku baik untuk
pria maupun wanita.
3.
Oral
Seks
Oral Sex atau seks oral adalah
suatu variasi seks dengan memberikan stimulasi/rangsangan melalui mulut dan
lidah pada organ seks/ kelamin pasangannya. Seks oral dinilai aman oleh
kebanyakan remaja, ditambah lagi bila menggunakan "pengaman". Namun,
sebenarnya anggapan mereka bisa dikritik berdasarkan sains baik segi teori
maupun segi dokumentasi. Berdasarkan teori ataupun dokumentasi, ditemukan
beberapa dampak dari seks oral, baik melalui oral ke penis ataupun oral ke
vagina.
1.
Oral
ke Penis/ Blow Job/ Fellatio
(Wanita ke Pria)
Berdasarkan teori,
seks oral dapat meningkatkan perpindahan bakteri atau virus dari semen/air mani
yang terinfeksi ke rongga mulut wanita. Setiap luka terbuka pada gusi wanita
dapat lebih meningkatkan risiko perpindahan virus maupun bakteri dengan cara
bertransmisi (masuk) melalui aliran darah. Hal sebaliknya juga bisa terjadi,
bakteri/virus yang menginfeksi rongga mulut seorang wanita juga bisa berpindah
(bahkan masuk) ke saluran perkemihan pria.
Berdasarkan dokumentasi,
meskipun risiko penyakit dari seks oral lebih kecil
beberapa kali daripada seks anal atau vaginal, beberapa dokumen tentang
penularan penyakit melalui seks oral telah dilaporkan. Penyakit itu adalah HIV
(Human Immunodeficiency Virus). Penyakit HIV ini sekaligus membuktikan
teori penularan penyakit melalui aliran darah. Pada beberapa kasus, bahkan HIV
ditularkan dari pria yang tidak berejakulasi.
2.
Oral
ke Vagina/Cunnilingus (Pria ke Wanita)
Berdasarkan teori,
hampir serupa dengan teori sebelumnya, bahwa seks oral
yang dilakukan pria terhadap organ kewanitaan juga dapat berdampak pada
perpindahan bakteri/virus dari vagina ke rongga mulut pria. Berdasarkan
keilmuan, cairan vagina (termasuk darah menstruasi) yang terinfeksi oleh
bakteri/virus tertentu, dapat berpindah ke rongga mulut "pelaku" seks
oral. Sebaliknya, bila yang terinfeksi adalah rongga mulut pria, maka bisa pula
berpindah ke vulva vagina wanita.
Berdasarkan Dokumentasi,
risiko penularan/perpindahan HIV selama seks oral lebih
kecil dibandingkan ketika seks anal atau vaginal. Namun, cukup banyak
dilaporkan kasus penularan HIV dan STDs (Sexually Transmitted Diseases/penyakit
menular seksual) setelah melakukan seks oral dari oral ke vagina. Selain HIV,
beberapa penyakit juga sering dilaporkan terjadi seperti kanker mulut yang
disebabkan oleh virus papiloma manusia (penyebab kanker serviks pada wanita).
Penyakit kewanitaan lain yang bisa menular ke rongga mulut pria yaitu klamidia,
herpes genitalis, dan gonore.
Selain
itu, studi yang dipublikasikan New England Journal of Medicine tahun 2007
menemukan bahwa orang-orang muda yang terkena kanker tonsil dan pangkal lidah
dengan hasil tes positif HPV kebanyakan karena melakukan oral seks terhadap
pasangannya. Orang yang melakukan 6 kali atau lebih oral
seks dengan pasangannya memiliki risiko 3,4 kali lebih tinggi terkena kanker
orofaringeal (kanker pangkal lidah, belakang tenggorokan atau tonsil). Risiko
ini akan meningkat jika ia sering bergonta ganti pasangan.
Orang
yang terkena virus HPV memiliki lokasi yang spesifik tergantung pada bagian
tubuh mana yang pertama kali masuk ke dalam tubuh. Jika masuk melalui vagina
maka umumnya menyebabkan kanker leher rahim tapi jika di mulut akan menyebabkan
kanker di daerah mulut dan tenggorokan.
H. Dampak
Seks Bebas
Seks
bebas atau free sex sebenarnya memiliki definisi yang sederhana yakni perilaku
seksual yang dilakukan oleh seseorang bersama orang lain diluar ikatan
pernikahan yang telah disahkan secara legal oleh badan hukum negara dan atau
badan hukum agama. Perilaku seksual seperti apa saja? Tentunya mulai dari
berciuman, oral seks, petting sampai kepada hubungan intim.
Hubungan
seks di luar pernikahan menunjukkan tidak adanya rasa tanggung jawab dan
memunculkan rentetan persoalan baru yang menyebabkan gangguan fisik dan
psikososial manusia. Bahaya tindakan aborsi, menyebarnya penyakit menular
seksual, rusaknya institusi pernikahan, serta ketidakjelasan garis keturunan.
Kehidupan keluarga yang diwarnai nilai sekuleristik dan kebebasan hanya akan
merusak tatanan keluarga dan melahirkan generasi yang terjauh dari sendi-sendi
agama.
Adapun
penyakit-penyakit berbahaya yang disebabkan oleh seks bebas, yaitu:
1.
Herpes Genital : adalah infeksi seumur hidup yang
menyebabkan lecet-lecet pada alat kelamin yang biasanya datang dan pergi.
Herpes yang disebabkan oleh virus herpes simplex tipe 2, dan 31 juta orang
Amerika menderita penyakit ini. Lecet-lecet karena herpes tersebut bisa
meningkatkan risiko tertular AIDS melalui luka di darah.
2.
Sifilis : sering dimulai dengan lecet yang tidak
terasa sakit pada penis atau bagian kemaluan lain. Sifilis berkembang dalam
tiga tahap yang dapat berlangsung lebih dari 30 tahun. Sifilis dapat mengundang
penyakit jantung, kerusakan otak, dan kebutaan dan dapat menyebabkan kematian.
120.000 orang di AS tertular sifilis tiap tahun.
120.000 orang di AS tertular sifilis tiap tahun.
3.
Gonore : dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air
kecil dan mengeluarkan nanah setelah dua hingga sepuluh hari. Penyakit Gonore
dapat berkembang menjadi artritis, lepuh-lepuh pada kulit, dan infeksi pada
jantung atau otak. 1,5 juta orang Amerika, baik pria maupun wanita, menderita
penyakit Gonore setiap tahun. Gonore dapat disembuhkan dengan antibiotika.
4.
Klamidia : Kondisi ini mempunyai gejala mirip gonore,
walaupun bisa juga muncul tanpa gejala. Penyakit Klamidia dapat menyebabkan
artritis parah dan kemandulan pada pria. 4 juta orang Amerika terinfeksi Kmidia
setiap tahun.
5.
Jengger Ayam (Genital wart) : disebabkan oleh sejenis
virus papiloma, yang terkait dengan kanker penis serta anus.
6.
Hepatitis B : Penyakit ini dapat berlanjut ke sirosis
hati atau kanker hati.
Setiap tahun kasus yang dilaporkan penderita Hepatitis B mencapai 200.000.
Setiap tahun kasus yang dilaporkan penderita Hepatitis B mencapai 200.000.
7.
Kanker Prostat : Pria yang sering melakukan seks
dengan banyak wanita berisiko 2 kali lipat terkena kanker prostat.
8.
Kanker Serviks (leher rahim) : 95 persen kanker
serviks disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV). 33 persen wanita dilaporkan
punya virus HPV, yang menyebabkan adanya sakit di leher rahim. Virus ini bisa
menular lewat hubungan seksual, dan laki-laki pun bisa tertular oleh virus ini.
9.
HIV/AIDS : penyakit penyebab kematian ke-6 di dunia,
baik bagi wanita maupun pria. Virus yang menyerang kekebalan tubuh ini bisa
menular melalui darah dan sperma pada saat berhubungan seksual.
HIV/AIDS Pertama kali ditemukan pada tahun 1984.
HIV/AIDS Pertama kali ditemukan pada tahun 1984.
10. Trichomoniasis
: Penyakit ini bisa menyebabkan bayi terlahir prematur jika sang ibu menderita
penyakit ini saat hamil. Trichomoniasis Bisa menyebabkan daerah di sekitar
vagina menjadi berbuih atau berbusa.
oral seks dan penggunaan alat bantu seks seperti vibrator juga berisiko menularkan virus Trichomoniasis.
oral seks dan penggunaan alat bantu seks seperti vibrator juga berisiko menularkan virus Trichomoniasis.
I.
Mitos-mitos
tentang Seks di Kalangan Remaja
Remaja
berbicara tentang seks bukan sesuatu yang baru lagi. Tetapi sumber informasi
seks yang benar memang masih belum banyak diketahui, atau kalaupun ada, remaja
masih kesulitan untuk mengaksesnya. Sehingga yang banyak beredar adalah
informasi-informasi yang tidak tepat tentang kesehatan reproduksi dan
seksualitas remaja.
Banyak
sekali mitos-mitos yang masih dipercaya, yang bisa jadi membawa remaja makin
jauh dari jangkauan informasi yang benar tentang seksualitas dan kesehatan
reproduksi, termasuk aktivitas seksual yang sudah dijalani oleh sebagian
remaja.
Berikut
ini adalah sebagian mitos-mitos seksualitas yang banyak beredar di sekitar
remaja kita hasil dari inventarisasi lembaga KISARA (Kita Sayang Remaja) dan
mungkin juga menjadi pendapat kita selama ini:
1.
Berhubungan
seks dengan pacar merupakan bukti cinta.
Faktanya,
berhubungan seks bukan cara untuk menunjukan kasih sayang pada saat
masih pacaran, melainkan karena disebabkan adanya dorongan seksual yang tidak
terkontrol dan keinginan untuk mencoba-coba. Rasa sayang kita dengan pacar bisa
ditunjukkan dengan cara lain.
2.
Hubungan
seks pertama kali selalu ditandai dengan keluarnya darah dari vagina.
Faktanya, tidak
selalu hubungan seks yang pertama kali itu keliahatan berdarah. Apabila
komunikasi seksual terjalin dengan baik dan hubungan seksual dilakukan dalam
keadaan siap dan disertai foreplay yang
cukup bisa tidak memunculkan adanya perdarahan.
3.
Loncat-loncat
setelah berhubungan seks tidak akan menyebabkan kehamilan.
Faktanya, ketika
spermatozoa sudah memasuki vagina, maka spermatozoa akan mencari sel telur yang
telah matang untuk dibuahi. Loncat-loncat tidak akan mengeluarkan spermatozoa.
Jadi, tetap ada kemungkinan untuk terjadinya pembuahan atau kehamilan.
4.
Selaput dara yang
robek berarti sudah pernah melakukan hubungan seksual atau tidak perawan lagi.
Faktanya tidak
selalu demikian. Selaput dara merupakan selaput kulit yang tipis yang
dapat meregang dan robek karena beberapa hal. Selain karena melakukan hubungan
seks, selaput dara juga bisa robek karena melakukan olah raga
tertentu seperti naik sepeda dan berkuda. Karena itu, robeknya
selaput dara belum tentu karena hubungan seks, malah ada juga
perempuan yang sudah menikah dan berhubungan seks berkali-kali tapi selaput
daranya masih utuh dan tidak koyak karena selaput daranya elastis.
5.
Dorongan
seksual laki-laki lebih besar daripada perempuan.
Faktanya,
dorongan seksual merupakan hal yang alamiah muncul pada setiap individu pada
umumnya dimulai saat ia menginjak masa pubertas (karena mulai berfungsinya
hormon seksual). Dan ini sangat wajar dan seimbang baik pada laki-laki maupun
perempuan. Faktor yang mempengaruhi dorongan seksual antara lain kepribadian,
pola sosialisasi, dan pengalaman seksual. Dorongan seksual perempuan sering
disebut-sebut lebih kecil dari laki-laki kerena lingkungan menganggap perempuan
yang mengekspresikan dorongan seksualnya adalah perempuan yang “nakal atau
kurang baik” , sementara laki-laki tidak pernah dipermasalahkan.
6.
Perempuan
yang berdada besar dorongan seksualnya besar.
Faktanya tidak
seperti itu. Secara medis, tidak ada hubungan langsung antara
ukuran payudara dengan dorongan seksual seseorang. Dorongan seksual
itu ditentukan oleh kepribadian, pola sosialisasi, dan pengalaman seksual
(melihat, mendengar, atau merasakan suatu rangsangan seksual).
7.
Sering
masturbasi bisa membuat mandul.
Faktanya, secara
medis masturbasi tidak menggangu kesehatan fisik selama dilakukan secara aman
(tidak sampai menimbulkan luka atau lecet). Resiko fisik biasanya berupa
kelelahan. Pengaruh masturbasi biasanya bersifat psikologis, seperti perasaan
bersalah, berdosa dan kadarnya berbeda-beda bagi setiap orang. Kemandulan
justru biasanya akibat dari IMS (infeksi menular seksual) atau penyakit lainnya
seperti kanker atau karena sebab fisik lainnya misalnya kualitas sperma yang
kurang baik.
8.
Minuman
bersoda akan dapat mempercepat selesainya menstruasi.
Faktanya,
menstruasi adalah proses pendarahan yang disebabkan luruhnya dinding rahim
sebagai akibat tidak adanya pembuahan. Sakit tidaknya atau lancar tidaknya
menstruasi seseorang selain dipengaruhi oleh hormon juga dipengaruhi faktor
psikis, bukan karena minum minuman bersoda.
Mitos-mitos
tersebut ternyata memang sudah hidup subur di masyarakat. Pengaruh mitos-mitos
tersebut masih sangat kuat, bahkan juga di antara para remaja yang justru lagi
giat-giatnya mencari informasi tentang seks dan kesehatan reproduksi. Banyak
yang mempercayainya sehingga tidak jarang kita temui kasus-kasus yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi bermula dari keyakinan dari mitos-mitos tersebut.
Hal itu terjadi karena tidak lengkapnya informasi tentang kesehatan reproduksi
yang bisa diakses oleh remaja, baik melalui lembaga formal seperti sekolah,
keluarga atau masyarakat pada umumnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendidikan seks adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan dan membentuk manusia-manusia dewasa yang dapat menjalankan kehidupan yang bahagia, dapat mempergunakan fungsi seksnya serta bertanggung jawab baik dari segi individu, sosial maupun agama.
2. Pendidikan seks mempunyai tujuan yang sangat penting bagi perkembangan intelektual, emosional dan spiritial peserta didik. Intelektual berupa pengertian pendidikan, emosional dan spiritual berupa kematangan peserta didik dalam memaknai pendidikan seks.
3. Pendidikan seks sangat penting bagi peserta didik untuk dapat mengontrol tindakan-tindakan peserta didik untuk sesuai dengan pendidikan seks yang baik.
4. Berlangsungnya pendidikan seks sebaiknya sedini mungkin karena dengan pengenalan pendidikan seks sejak dini dapat mengontrol tindakan anak. Arti dari sedini mungkin disesuaikan dengan usia, jenjang kognitif, dan emosional siswa.
5. Karakteristik pendidikan seks dapat ditinjau dari segi agama dan usia atau jenjang kognitif siswa. Dengan demikian, siswa dapat mengetahui materi pendidikan seks sesuai jenjang kognitifnya tidak menimbulkan pertanyaan yang berlebihan oleh peserta didik.
6. Dalam penyampaian pendidikan seks dapat disesuaikan dengan kultur/budaya setempat. Selain itu ditinjau dari segi bilogis, agama, psikologis, dan kesehatan.
7. Penyimpangan seks menyebabkan dampak yang negatif baik bagi fisik dan psikis. Penyimpangan seks diantaranya homo sekseual, manstrubasi, dan oral seks.
8. Dampak dari seks bebas meliputi dampak fisik dan psikis, selain rasa bersalah, rasa berdosa, dikucilkan, menentang norma-norma baik di masyarakat maupun agama, seks bebas juga menimbulkan berbagai macam penyakit kelamin dan penyakit-penyakit berbahaya lainnya.
9. Banyaknya mitos-mitos yang beredar di masyarakat masih sangat kuat. Banyak yang mempercayainya sehingga tidak jarang kita temui kasus-kasus yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi bermula dari keyakinan dari mitos-mitos tersebut. Hal itu terjadi karena tidak lengkapnya informasi tentang kesehatan reproduksi yang bisa diakses oleh remaja, baik melalui lembaga formal seperti sekolah, keluarga atau masyarakat pada umumnya.
B. Saran
1. Guru selain memberikan materi pelajaran umum, perlu memberikan pula tentang pendidikan karakter dan pendidikan seks.
2. Guru seharusnya lebih memahami pertumbuhan dan perkebangan anak, termasuk perkembangan seksualnya, sehingga guru bisa mengarahkan siswanya agar tidak terjerumus ke perilaku seks bebas.
3. Guru perlu mempelajari dan memahami tentang pendidikan seks agar tidak ada kesalahan dalam memberikan informasi mengenai seks kepada siswanya.
4. Orang tua hendaknya memberikan pendidikan seks kepada anak-anaknya sejak mereka masih kecil.
STUDI KASUS
Si
A adalah seorang siswa di SD X. Si A mempunyai kebiasaan di sekolah suka
mengganggu siswa perempuan. Kebiasaan si A dalam mengganggu siswa perempuan
bahkan sangat tidak terpuji seperti sering melecehkan siswa perempuan dengan
memanggil siswa perempuan dengan panggilan yang tidak terpuji. Bahkan si A juga
sering melihat film yang beradegan mesum saat kegiatan pembelajaran di kelas.
Si A melihat film tersebut dengan menggunakan Handphone yang dia bawa. Si A memilih
duduk di tempat pojok belakang. Bahan guru kelas juga sering menegur si A untuk
memperhatikan materi yang sedang diajarkan. Kebiasaan si A hampir setiap hari
dia lakukan walaupun di sering dimarahi oleh guru kelas. Bagaimana guru kelas
mengahadapi sikap si A agar si A bisa konsentrasi dalam kegiatan belajar
mengajar ?
Solusi:
1.
Si A disuruh
duduk didepan selama KBM berlangsung supaya guru kelas dalam memantau si A
dengan lebih maksimal sambil diberi pengarahan tentang pendidikan sex bagi anak
sekolah.
2.
Selama di
sekolah Si A dilarang membawa handphone. Apabila larangan tersebut tidak
dipatuhi dan Si A masih membawa HP di sekolah maka HP tersebut di sita
sementara waktu oleh guru sampai selesai proses KBM.
* hammer of thor
BalasHapus* video hammer of thor
* anabolic rx24
* vakum alat pembesar penis
Obat Pembesar Penis yang membantu menambah ukuran panjang dan memperbesar penis hasil permanen serta meningkatkan gairah seksual dan daya tahan seksual.
BalasHapusPembesar Penis Diformulasikan dari rempah-rempah atau tumbuhan yang khusus dipilih dan ditemukan di seluruh dunia, ketika di konsumsi setiap hari telah terbukti dapat meningkatkan kinerja seksual pada pria, membantu pria mencapai ereksi lebih panjang, besar kuat dan tahan lama.
recommended :
Obat Titan Gel
Titan Gel
Titan Gel Original
Titan Gel Jakarta
Hammer Of Thor
KLG Asli
KLG Jakarta
Obat KLG
Obat Pembesar Alat Vital
Anabolic RX24
Obat RX24
Obat Kuat RX24
Vimax Jakarta
Vimax
Vimax Asli
Viagra
Obat Viagra
Viagra Asli
Viagra Jakarta
Viagra USA