BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu aspek penting dalam implementasi MBS
adalah perencanaan. Perencanaan merupakan titik tolak pengembangan sekolah ke
depan. Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber-sumber daya
secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan
upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai
tujuan. Dalam rencana pengembangan sekolah, sekolah harus mempertimbangkan dan
memperhatikan peluang, ancaman dari lingkungan eksternal, memperhatikan
kekuatan serta kelemahan internal.
Sebuah
RPS yang baik memiliki beberapa tahapan yang hierarkis, sistematis, dan jelas. Penyusunan
RPS bertujuan agar sekolah dapat mengetahui secara rinci tindakan-tindakan yang
harus dilakukan sehingga tujuan, kewajiban, dan sasaran pengembangan sekolah
dapat dicapai. Dalam RPS, semua program dan kegiatan pengembangan sekolah
mestinya sudah memperhitungkan harapan-harapan para pemangku-kepentingan dan
kondisi nyata sekolah. Oleh sebab itu, proses perumusan RPS harus melibatkan
semua pemangku-kepentingan (stakeholder).
Dalam manual RPS yang diterbitkan oleh DBE1 (2006)
dinyatakan bahwa ada empat tahap penyusunan RPS. Mengidentifikasi
tantangan, melakukan analisis tantangan, melakukan penyusunan program dan menyusun
rencana biaya dan pendapatan (RAPBS).
Penjelasan lebih rinci lagi tentang penyusunan RPS
disajikan dalam MPMBS (Depdiknas, 2002). Penyusunan RPS terdiri atas
sembilan tahap, yaitu visi sekolah, misi sekolah, tujuan pengembangan sekolah,
tantangan nyata yang harus dihadapi sekolah, identifikasi fungsi-fungsi yang
berperan penting dalam pencapai sasaran, analisis SWOT, identifikasi alternatif
langkah untuk mengatasi kelemahan dan acaman dengan memanfaatkan kekuatan dan
peluang yang dimiliki sekolah, dan rencana dan program sekolah yang dikembangkan
dari alternatif yang terpilih guna mencapai sasaran yang ditetapkan.
Oleh
karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas tentang Rencana
Pengembangan Sekolah yang meliputi cara menyusun kalimat tantangan, visi, misi,
tujuan, dan sasaran Manajemen Berbasis Sekolah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
merumuskan kalimat tantangan sekolah ?
2.
Bagaimana
merumuskan kalimat visi sekolah ?
3.
Bagaimana
merumuskan kalimat misi sekolah ?
4.
Bagaimana
merumuskan kalimat tujuan sekolah ?
5.
Bagaimana
merumuskan kalimat sasaran sekolah ?
6.
Bagaimana contoh
keterkaitan perumusaan contoh kalimat tantangan, visi, misi, tujuan, dan
sasaran sekolah?
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan
kalimat tantangan sekolah.
2.
Menjelaskan
kalimat visi sekolah.
3.
Menjelaskan
kalimat misi sekolah.
4.
Menjelaskan
kalimat tujuan sekolah.
5.
Menjelaskan
kalimat sasaran sekolah.
6.
Merumuskan
contoh kalimat tantangan, visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tantangan
1.
Pengertian
Menurut KBBI, tantangan adalah hal atau objek yang
menggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
Menurut Muhammad Syaifuddin, tantangan merupakan kesenjangan (gap) antara tujuan
yang ingin dicapai sekolah dengan kondisi sekolah saat ini. Tantangan harus
“diatasi” selama kurun waktu tertentu.
Jadi, tantangan adalah
selisih antara hasil yang diharapkan di masa yang akan datang. Tantangan juga dapat diartikan sebagai selisih
(ketidak sesuaian) antara output sekolah saat ini dan output sekolah yang diharapkan di masa yang akan datang
(tujuan sekolah).
2.
Karakteristik Tantangan
Karakteristik tantangan
sekolah:
a. Sesuai dengan kenyataan di masyarakat.
b. Bersifat dinamis atau dapat berubah sewaktu˗waktu.
c. Fleksibel atau sesuai dengan perkembangan jaman dan
IPTEKS.
d. Berisi tentang harapan masa depan.
3.
Fungsi Tantangan
Fungsi tantangan sekolah:
a.
Sebagai pedoman dalam
merumuskan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah.
b.
Untuk mengetahui masalah
yang dihadapi sekolah.
c.
Sebagai pedoman untuk
menjadikan sekolah yang efektif.
4.
Mengindentifikasi
Tantangan Nyata Sekolah
Karena tantangan merupakan
selisih (ketidak sesuaian) antara output sekolah saat ini dan output sekolah yang diharapkan
di masa yang akan datang (tujuan sekolah). Besar kecilnya ketidak sesuaian
antara output sekolah saat ini (kenyataan) dengan ouput sekolah yang diharapkan (idealnya) di masa yang akan
datang memberitahukan besar kecilnya tantangan kualitas.
Contoh tantangan :
a. Pada hasil prestasi akademik dan non akademik. Jika
saat ini sekolah baru mencapai juara ketiga pada LKIR tingkat kabupaten,
sedangkan tujuan sekolah ingin mencapai juara pertama, maka tantangan yang
dihadapi sekolah adalah “dua peringkat”, yaitu dari juara ketiga menjadi juara
pertama.
b. Strategi
yang memperhatikan kondisi sekolah/ organisasi saat ini, khususnya kekuatan dan
peluang yang dapat digunakan. Misalnya: sebuah sekolah yang berada pada
lingkungan masyarakat yang secara sosial ekonomi sangat bagus, sementara
anggaran pemerintah belum bagus, merumuskan strategi untuk mencapai tujuan
sekolah adalah “menggalang partisipasi orang tua dan masyarakat”Juara lomba karya ilmiah remaja sekolah saat ini berperingkat nomor 4 se
kabupaten dan diharapkan akan meningkat menjadi peringkat nomor 1, maka besarnya tantangan adalah 1-4 = -3 (kurang
3).
c. Contoh tantangan efektifitas: dari 300 siswa yang ikut
EBTANAS, yang lulus 270 siswa, sehingga tantangannya adalah 30 siswa atau 10
persen yaitu berasal dari 30 siswa dibagai 300 siswa.
Output sekolah saat ini dapat
dengan mudah diidentifikasi, karena tersedia datanya. Cara mengindetifikasi output sekolah yang diharapkan, sehingga output yang diharapkan tersebut
cukup realistis yaitu dengan melakukan analisis prakiraan (forecasting) lengkap dengan asumsi-asumsinya untuk menemukan
kecenderungan-kecenderungan yang diharapkan di masa depan.
5.
Kategori Tantangan
Pada umumnya,
tantangan sekolah bersumber dari output sekolah yang dapat
dikategorikan menjadi empat yaitu kualitas, produktivitas, efektivitas, dan
efesiensi.
a.
Kualitas adalah gambaran dan
karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukan kemampuannya
dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau tersirat. Dalam konteks
pendidikan, kualitas yang dimaksud adalah kualitas output sekolah yang bersifat
akademik (misal; NEM dan LKIR) dan non akademik (misal; olah raga dan
kesenian). Mutu output sekolah dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input dan proses persekolahan.
b.
Produktivitas adalah perbandingan
antara output sekolah dibanding input sekolah. Baik output maupun input sekolah adalah dalam
bentuk kuantitas. Kuantitas input sekolah, misalnya jumlah guru, model sekolah, bahan, dan energi. Kuantitas output sekolah, misalnya;
jumlah siswa yang lulus sekolah setiap tahunnya. Contoh produktivitas,
misalnya, jika tahun ini sebuah sekolah lebih banyak meluluskan siswanya dari
pada tahun lalu dengan input yang sama (jumlah guru,
fasilitas, dsb.), maka dapat dikatakan bahwa tahun ini sekolah tersebut lebih
produktif dara pada tahun sebelumnya.
c.
Efektifitas adalah ukuran yang
menyatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai.
Dalam bentuk persamaan, efektivitas sama dengan hasil nyata dibagi hasil yang
diharapkan. Misalnya, NEM idealnya berjumlah 60, namun NEM yang diperoleh siswa
hanya 45, maka efektivitasnya adalah 45 : 60 = 75%.
d.
Efisiensi dapat diklarifikasikan
menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efesiensi eksternal.
1) Efisiensi internal menunjuk kepada hubungan
antara output sekolah (pencapaian
prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang
digunakan untuk memproses/ menghasilkan output sekolah. Efesiensi internal
biasanya diukur dengan biaya – efektivitas. Setiap penilaian
biaya-efektifitas selalu memerlukan dua hal, yaitu penilaian ekonomik untuk
mengukur biaya masukan (input) dan penilaian hasil
pembelajaran (prestasi belajar, lama belajar, angka putus ekolah). Misanya jika
dengan biya yang sama, tetapi NEM tahun ini lebih baik dari pada NEM tahun
lalu, maka dapat dikatan bahwa tahun ini sekolah yang bersangkutan lebih
efisien secara internal dari pada tahun lalu.
2) Efesiensi eksternal adalah hubungan antara
biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungn kumulatif
(individual, sosial, ekonomik, dan non-ekonomik) yang didapat setelah pada
kurun waktu yang panjang di luar sekolah. Analisis biaya-manfaat merupakan alat
utama untuk mengukur efesiensi eksternal. Misalnya, dua sekolah SLTP 1 dan SLTP
2 dengan menggunakan biaya yang sama setiap tahunnya. Akan tetapi, lulusan SLTP
1 mendapat upah yang lebih besar dari pada lulusan SLTP 2 setelah mereka
bekerja. Oleh karena itu dapat diktakan bahwa SLTP 1 lebih efisien secara
eksternal dari pada SLTP 2.
B.
Visi
1.
Pengertian
Visi dan misi
satuan pendidikan dirumuskan untuk memenuhi harapan pihak pemangku kepentingan (stakeholders) dari sekolah yang
kita kelola.
Menurut KBBI,
visi adalah pandangan atau wawasan ke depan.
Menurut Nanang
Fattah dan Muhammad Ali, visi adalah harapan dan keinginan semua pihak yang
terlibat dalam organisasi. Visi harus memberikan gambaran yang jelas, tentang
masa depan yang diinginkan termasuk tantangannya yang harus memenuhi kebutuhan
siswa.
Menurut
Depdiknas tahun 2001, visi sekolah
adalah gambaran kualitas pendidikan di tingkat sekolah yang diinginkan di masa
depan.
Menurut Mohammad
Syaifuddin, visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah yang
diinginkan di masa datang. Visi
merupakan wawasan yang
menjadi sumber arahan bagi madrasah dan digunkan untuk memandu perumusan misi
madrasah. Dengan kata lain, visi adalah pandangan jauh ke depan ke mana
madrasah akan dibawa.
Menurut
Depdiknas tahun 2002, visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil
sekolah yang diinginkan di masa datang.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa visi adalah gambaran kualitas pendidikan yang diinginkan oleh
sekolah agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan
perkembangannya.
Gambaran masa depan (visi) tentunya harus didasarkan pada
landasan yuridis, yaitu
undang-undang pendidikan dan sejumlah
peraturan pemerintahannya, khususnya tujuan pendidikan nasional sesuai jenjang
dan jenis sekolahnya
dan sesuai dengan profil sekolah yang bersangkutan. Visi sekolah harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional,
tetapi sesuai dengan kebutuhan anak dan masyarakat yang dilayani. Tujuan
pendidikan nasional sama, tetapi profil sekolah khususnya potensi dan kebutuhan masyarakat yang dilayani sekolah tidak selalu sama. Oleh karena itu, dimungkinkan sekolah memiliki visi yang tidak sama dengan sekolah lain, asalkan tidak keluar dari koridor nasional, yaitu
tujuan pendidikan nasional.
Visi yang pada umumnya dirumuskan dalam kalimat yang
filosofis (berdasarkan filsafat). Seringkali memiliki aneka tafsir dan setiap orang dapat menafsirkan secara berbeda-beda
sehingga dapat menimbulkan perselisihan dalam implementasinya. Bahkan jika
terjadi penggantian pimpinan sekolah maka kepala sekolah yang baru tidak jarang memberi tafsir yang berbeda dengan
kepala
sekolah sebelumnya.
Kepala
sekolah sebagai visioner, haruslah bersikap bijak dalam memberikan tafsir. Oleh karena itu, agar tidak memberikan tafsir yang
berbeda, visi itu sebaiknya diberikan penjelasan berupa indikator-indikator
(penanda-penanda) apa yang dimaksudkannya.
2.
Krakteristik
Rumusan Visi Sekolah
Suatu visi akan menjadi
realistik, dapat dipercaya, menyakinkan, serta mengandung daya tarik, maka
dalam proses pembuatannya perlu melibatkan semua stakeholders. Selain
keterlibatan semua pihak, visi perlu secara intensif dikomunikasikan kesemua
anggota organisasi sehingga mereka merasa sebagai pemilik visi tersebut. Selain
itu visi dibuat dalam kalimat yang singkat agar mudah diingat dan dijadikan
komitmen. Maka dari
itu dalam
merumuskan visi sekolah, sebaiknya memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Berorientasi
ke masa depan (jangka waktu yang lama).
b. Menunjukkan
keyakinan masa depan yang jauh lebih baik, sesuai dengan norma dan harapan
masyarakat.
c. Mencerminkan
standar keunggulan dan cita-cita yang ingin dicapai.
d. Mencerminkan
dorongan yang kuat akan tumbuhnya inspirasi, semangat, dan komitmen warga sekolah
dan sekitarnya.
e. Mampu
menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan pengembangan sekolah ke
arah yang lebih baik.
f. Menjadi
dasar perumusan misi dan tujuan sekolah
Sedangkan karakteristik
rumusan visi sekolah yang baik yaitu :
a. Menggambarkan
kita mau jadi apa, dan dari bersifat menantang, yaitu rumusan visi mengandung
pernyataan yang menantang dan ideal, tetapi bukan berarti tidak bisa dicapai;
b. Jelas,
sehingga tidak menimbulkan pada interpretasi yang bertentangan;
c. Mudah diingat, oleh sebab itu dirumuskan dengan beberapa kata saja
dan tidak boleh lebih dari 20 - 25 kata;
d. Memuat
pernyataan yang menyatakan kemampuan dan memberdayakan;
e. Memuat
nilai sekolah atau
yayasan;
f. Akan
lebih baik apabila bisa digambarkan secara visual;
g. Menuntut
respon semua orang;
h. Mampu
menjadi petunjuk yang melibatkan semua orang yang tindakannya bisa diukur
setiap hari; dan
i. Memperhatikan
kebutuhan peserta didik yang hasilnya dapat diukur dari tindakan dan prestasi
siswa.
3.
Fungsi
Visi
Fungsi
visi yaitu:
a. Sebagi
sumber informasi inspirasi
Untuk menginspirasi para guru,
pengembangan visi harus melibatkan semua unsur sekolah.
b. Sebagai
acuan bagi para pembuat keputusan.
c. Memungkinkan
semua orang di sekolah menemukan nilai-nilai umum untuk memusatkan energi dalam
mencapai kemajuan yang didinginkan.
Tiga fungsi
tersebut tidak berlaku begitu saja, jadi diperlukan waktu untuk
mengembangkannya dan untuk memicunya, tim majemen sekolah perlu untuk:
a. Menampilkan
visi itu;
b. Mengkomunikasikan
visi itu dalam berbagai aspek kerja dari sekolah;
c. Merancang
tujuan yang jelas, yang berhubungan dengan visi dan menunjukan bagaimana
hubungan antara tujuan tadi dengan pencapaian visi;
d. Mewujudkan
visi itu dalam tingkahlaku sehari-hari mereka sebagai sebuah tim.
Visi merupakan
kendaraan untuk menggabungkan kekuatan dalam sebuah organisasi. Rumusan visi
hendaknya singkat, langsung, dan menggambarkan akhir sekolah.
4.
Cara Merumuskan Visi
Cara merumuskan visi sekolah menurut
Depdiknas tahun 2001 yaitu :
a.
Pelajari visi
pendidikan nasional
b.
Pelajari visi
pendidikan provinsi
c.
Pelajari visi
pendidikan daerah
d.
Berdasar visi
tersebut rumuskan visi sekolah yang dapat tercapai dalam jangka waktu tertentu
ke depan.
5.
Cara
mengembangkan Visi Sekolah
Cara mengembangkan
visi sekolah mengikuti langkahlangkah sebagai berikut:
a. Pengungkapan
visi (mempresentasikan ide visi)
Sebelum visi
dikembangkan pimpinan sekolah harus mengungkapkan arti penting dari sebuah
visi. Staf dan siswa harus memahami manfaat dari sebuah visi.
b. Pernyataan
visi (menggunakan kata-kata kunci)
Sebelum meramu suatu visi dalam
suatu kalimat, mintalah seluruh staf untuk menulis kata yang mewakili visi
mereka. Lalu, ide-ide itu dikategorikan. Diambil ide terbanyak yang mewakili
visi seluruh komponen sekolah yang terbanyak.
c. Gambar
visi (memperoleh gambaran komponennya)
Pada rapat-rapat berikut, mintalah
staf membentuk kelompok kerja, lalu menggunakan kata-kata yang telah dipilih
pada pertemuan sebelumnya untuk melengkapi pernyataan tertentu.
d. Memasukan
nilai dalam visi
Menggunkan proses yang sama,
seperti pada langkah 2. Ingatlah, nilai merupakan gambaran dari apa yang
seharusnya dicapai. Mintalah bantuan stakeholder
untuk menambahkan ide pada daftar.
e. Mengusulkan
suatu visi: pernyataan
Cara terbaik untuk tahap ini dengan
melewati dua bagian, yaitu:
1) Sebuah
gambaran yang jelas tentang respons tim manajemen terhadap kalimat sekitar 5-25
kata yang menyatukan visi ini,
2) Setelah
itu setiap orang diminta untuk memeriksa ulang dan menyempurnakannya sebelum
batas waktu yang ditentukan terlewati.
f. Penyetujuan
visi
Setelah ada masukan dari anggota
lain. Tim manajemen sekolah membuat dokumen tentang pernyataan visi ini,
masukan juga seluruh penyempurnaan untuk pernyataan itu. Mintalah seluruh staf
untuk menandatangani dokumen ini sebagai tanda persetujua mereka terhadap visi sekolah
itu.
6.
Contoh
Visi Sekolah
Dari
pernyataan tentang perumusan visi di atas, maka visi yang akan diajukan harus
sesuai dengan kondisi sekolah. Berikut adalah contoh visi sekolah :
a. Sekolah yang terletak di kota besar, peserta didiknya berasal
dari keluarga mampu berpendidikan tinggi yang memiliki harapan anaknya menjadi
orang hebat, lulusannya melanjutkan ke sekolah favorit yang lebih tinggi, dapat merumuskan visinya: UNGGUL DALAM PRESTASI, BERAKHLAQUL
KARIMAH, TERAMPIL DAN MANDIRI.
b. Sekolah yang terletak di perkotaan, mayoritas peserta didiknya
berasal dari keluarga mampu dan hampir seluruh lulusannya ingin melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, dapat merumuskan visinya:
UNGGUL DALAM PRESTASI
BERDASARKAN IMTAQ, TERAMPIL DAN MANDIRI.
c. Sekolah yang terletak di daerah pedesaan yang umumnya tidak maju
dari sekolah di perkotaan dan banyak peserta didiknya tidak
melanjutkan ke sekolah faforit/ berprestasi, dapat merumuskan visinya: TERDIDIK, TERAMPIL, DAN MANDIRI BERDASARKANIMAN/
TAQWA.
d. Sekolah yang terletak di daerah pinggiran kota (urban) yang
umumnya tingkat kemajuannya menengah dibanding sekolah di perkotaan atau pedesaan; masyarakatnya pekerja,
lingkungannya abangan, perilaku moral rendah, dan banyak peserta didiknya tidak
melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, dapat merumuskan visinya: BERAKHLAQUL KARIMAH MANDIRI DAN
TERAMPIL BERDASARKAN IMTAQ.
Keempat visi di atas, sama-sama benar sepanjang masih dalam koridor tujuan
pendidikan nasional. Tentu saja, perumusan visi harus disesuaikan dengan tujuan
dari setiap jenjang dan jenis sekolah sebagaimana dituliskan dalam peraturan pemerintah.
C. Misi
1.
Pengertian
Menurut Nanang Fattah dan Muhammad
Ali, misi adalah pernyataan tentang tujuan yang diekspresikan dalam bentuk
produk dan pelayanan yang dapat ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi,
kelompok masyarakat yang dilayani, nilai˗nilai yang dapat diperoleh, serta
cita˗cita di masa depan.
Menurut
Depdiknas tahun 2001, misi sekolah adalah tindakan untuk merealisasikan visi
yang telas dirumuskan.
Menurut Mohammad
Syaifuddin halaman 25, misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi.
Oleh karenanya, misi merupakan penjabaran visi
dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan
tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. Dengan kata lain, misi
adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan
berbagai indikatornya.
Jadi misi adalah
misi sekolah adalah tindakan untuk merealisasikan visi yang telas dirumuskan.
Komponen-komponen
misi harus merupakan sebuah keyakinan yang dinyatakan dan dilaksanakan oleh
sekolah dan bukan sebuah simbol semata tanpa memiliki arti. Misi sangat penting
peranannya dalam perumusan tujuan sekolah, di mana setiap sekolah harus
mempunyai tujuan dan sasaran yang dinyatakan dengan tegas, daya tariknya akan
tampak sehingga mendorong pihak-pihak terkait untuk turut serta dalam proses
pencapaiannya. Sehingga rumusan misi harus merupakan komitmen dari semua pihak
yang berkepentingan (stakeholder). Misi
dibuat untuk jangka 3-5 tahun dan dapat diubah jika terjadi perubahan
penting dalam lingkungan.
2.
Cara
Merumuskan Misi
1. Pelajari
visi sekolah
2. Rumuskan
tindakan untuk mencapai visi sekolah
3.
Karakteristik
Misi
a.
Menggambarkan upaya mewujudkan visi
b.
Menunjukan arah dan tujuan organisasi
c.
Menunjukkan output organisasi, baik
pelayanan, jasa, maupun produk
d.
Menunjukkan sifat tugas, seperti:
koordinasi, pengaturan, pembinaan, atau pengawasan.
e.
Misi sebaiknya menggunakan kalimat yang
jelas, ringkas, mengesankan, mudah dipahami, dorongan memaksa, dan menonjolkan
pelayanan.
4.
Fungsi
Misi
Fungsi merumuskan misi sekolah yaitu:
a. Sebagai
acuan dalam merumuskan tujuan
b. Sebagai
tindakan nyata untuk mencapai visi
c. Merupakan
komitmen dari semua pihak yang berkepentingan atau stakeholder
d. Alat
untuk mengarahkan perumusan strategi dan pelaksanaan
e. Sebagai
motivasi dan pembangkit semangat kebersamaan dalam organisasi
5.
Merumuskan
Misi Sekolah
Rumusan misi, antara lain:
a.
Meyakini kebenaran dan ketetapan visi
b.
Mengkaji dan menganalisis dengan teliti
kelengkapan tugas organisasi
c.
Melibatkan semua satuan kerja/ bagian
organisai
d.
Menerjemahkan visi organisasi pada kurun
waktu tertentu
e.
Merumuskan dengan pernyataan spesifik
dan tegas
f.
Menyatakan secara tertulis
g.
Memuat hal˗hal yang bersifat pokok˗pokok
h.
Setiap level organisasi dalam suatu
organisasi harus memiliki misi yang berbeda
i.
Misi organisasi/ sekolah harus mengacu
pada lembaga yang di atasnya/ penyelenggaraan.
Dalam
merumuskan misi harus mempertimbangkan tugas pokok sekolah dan kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk
memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya.
Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi sekolah antara lain:
a. Pernyataan
misi sekolah harus menunjukan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai
oleh sekolah.
b. Rumusan
misi sekolah selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan “tindakan” dan bukan
kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada rumusan visi.
c. Satu
indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara indikator
visi dengan misi harus ada keterkaitan atau terdapat benang merahnya secara
jelas.
d. Misi
sekolah menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan diberikan pada
masyarakat (siswa).
e. Kualitas
produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing yang tinggi,
namun disesuaikan dengan kondisi sekolah.
f. Misi
harus mampu menggambarkan berbagai kepercayaan dan nilai˗nilai yang dianut oleh
sekolah/ madrasah.
g. Statement
misi harus berorientasi ke masa depan dan mampu menggambarkan sekolah/ madrasah
pada masa yang akan datang dengan berpijak pada apa yang telah ada.
h. Statement
misi harus fokus pada pencapaian visi.
i.
Statement misi merupakan statement yang
singkat dan padat tidak lebih dari dua kalimat.
Bryson (dalam
Nanang Fattah dan Mohammad Ali, 2006: 6.18) merumuskan langkah-langkah dalam
proses perumusan misi yang dapat dijalankan adalah sebagai berikut:
a.
Tunjuklah satu orang yang bertanggung jawab untuk
mengumpulkan semua pesan, hasrat, keinginan, baik formal maupun informal yang
dihadapi oleh organisasi.
b.
Kelompok membuat analisis mengenai semua pihak yang
terkait dengan organisasi.
c.
Sesudah dianalisis oleh pihak-pihak yang terkait
selesai maka tiap anggota mengisi formulir misi dengan rumusan masing-masing,
kemudian disulkan dengan diskusi kelompok.
d.
Apa yang dirumuskan oleh kelompok tadi harus sudah
merupakan rencana misi.
e.
Kalau pernyataan misi sudah disepakati, pernyataan
ini harus dipegang dan dipergunakan sebagai acuan dan petunjuk dalam
mengidentifikasi isu-isu strategis, merumuskan strategi yang efektif,
menyiapkan visi keberhasilan, dan dapat memecahkan konflik antara kelompok.
f.
Segera setelah rumusan akhir diacapai akan
ditetapkan, misi itu hars disosialisasikan kepada semua anggota organisasi.
Untuk memahami berbagai rumusan misi apakah sesuai
dengan tidak dengan visinya dan memenuhi karakteristik misi yang baik atau
tidak maka harus sering mengamati, mengkaji dan bila perlu mencoba melatih diri
untuk merumuskannya. Manajer sekolah yang handal akan banyak dituntut untuk
mampu mengkaji, meneliti, dan merealisasi misi dalam praktik nyata secara
meyakinkan sehingga cita-cita sekolah dapat tercapai secara memuaskan.
D. Tujuan
1.
Pengertian
Tujuan
Menurut KBBI, tujuan adalah arah atau haluan.
Menurut Mohammad Syaifuddin, tujuan adalah tahapan
atau langkah untuk mewujudkan visi sekolah yang telah dicanangkan.
Menurut Yayasan Trisakti dalam http//carapedia.com/pengertian ̠definisi
̠tujuan ̠info2100.html, tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan
apa yang akan dikerjakan, ketika pekerjaan itu harus dilaksanakan dan disertai
pula dengan jaringan polotik, prosedur, anggaran serta penentuan program.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan sekolah merupakan “apa” yang akan dicapai/
dihasilkan oleh sekolah yang bersangkutan dan “kapan” tujuan akan dicapai. Jika visi dan misi terkait
dengan jangka waktu yang panjang, tujuan dikaitkan dengan jangka waktu yang
pendek, yaitu kurang
lebih 3 sampai
dengan 5 tahun. Dengan demikian,
tujuan pada dasarnya merupakan tahapan wujud sekolah menuju visi yang telah dicanangkan.
Jika visi merupakan
gambaran sekolah di masa depan secara utuh (ideal), tujuan yang ingin
dicapai dalam jangka waktu 3 sampai dengan 5 tahun mungkin belum seideal visi atau belum selengkap
visi. Dengan kata lain, tujuan dapat terwujud sebagian dari visi.
2.
Karakteristik
Tujuan
Karakteristik merumuskan tujuan, diantaranya:
a.
Tujuan harus
serasi dan mengklarifikasikan visi dan misi.
b.
Pencapaian tujuan akan dapat memenuhi atau
berkontribusi memenuhi misi, program dan sub program organisasi.
c.
Tujuan akan menjangkau hasil-hasil penilaian
lingkungan internal/ eksternal dan yang diprioritaskan serta mungkin dikembangkan
dalam merespon isu-isu strategi.
d.
Tujuan cenderung tidak berubah kecuali terjadi
penggeseran lingkungan atau dalam hal isu strategic hasil yang diinginkan telah
tercapai.
e.
Tujuan biasanya secara relative berjangka panjang,
yaitu sekurang-kurangnya tiga tahun atau lebih.
f.
Tujuan harus mengatasi kesenjangan antara tingkat
pelayanan saat ini dengan yang diinginkan.
g.
Tujuan mengambarkan hasil program.
h.
Tujuan menggambarkan arah yang jelas dari organisasi,
program dan sub program, tetapi belum menetapkan ukuran-ukuran spesifik atau
strategi.
i.
Tujuan harus menantang.
3.
Fungsi
Tujuan
Fungsi merumuskan tujuan sekolah yaitu:
a. Sebagai
tahapan wujud sekolah menuju visi yang telah dicanangkan.
b. Untuk
menjelaskan apa yang ingin dicapai dalam upaya pengembangan sekolah pada kurun
waktu menengah (misalnya dalam kurun waktu 3˗5 tahun).
c. Sebagai
acuan dalam menyusun sasaran.
4.
Merumuskan
Tujuan
Tujuan menggambarkan arahan yang jelas bagi sekolah.
Perumusan tujuan akan strategi atau perlakuan, arah kebijakan dan program suatu
sekolah. Oleh karena itu perumusan tujuan harus memberikan ukuran lebih
spesifik dan akuntabel.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
merumuskan tujuan sekolah, antara lain:
a. Tujuan
sekolah harus memberikan ukuran yang spesifik dan akuntabel (dapat diukur).
b. Tujuan
sekolah merupakan penjabaran dari misi, oleh karena itu tujuan harus selaras
dengan visi dan misi.
c. Tujuan
sekolah menyatakan kegiatan khusus apa yang akan disesaikan dan kapan
diselesaikannya.
Teknik penulisan tujuan harus dinyatakan dalam
kalimat yang disusun dengan metode SMART yang merupakan kepanjangan dari Specific, Measurable, Attainable,
Responsible, Time frame.
a. Specific
artinya bahwa kalimat tujuan harus mampu diukur.
b. Measurable berarti
bahwa pernyataan tujuan mampu untuk dicapai dengan mendasarkan pada sumber daya
yang ada.
c. Attainable ,
d. Responsible berarti
bahwa pernyataan dalam tujuan memiliki penanggung jawab.
e. Time frame berarti
tujuan harus memiliki kerangka waktu pencapaian.
E. Sasaran/
Tujuan Situasional
1.
Pengertian
Sasaran
Menurut Mohammad Syaifuddin, sasaran (tujuan situasional) adalah tujuan
yang dirumuskan dengan memperhitungkan tantangan yang dihadapi sekolah. Sasaran
dapat disebut juga juga tujuan jangka pendek (misalnya satu tahun).
Menurut KBBI, sasaran sesuatu yang menjadi tujuan.
Menurut Depdiknas tahun 2002, sasaran ialah penjabaran tujuan. Sasaran harus mengandung
peningkatan baik mutu, produktivitas, efektivitas, maupun efisiensi. Sasaran sebaiknya dibuat satu tahun
ajaran.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa sasaran adalah penjabaran tujuan,
yaitu suatu yang akan dihasilkan/ dicapai oleh sekolah dalam jangka waktu lebih
singkat dibanding tujuan sekolah. Agar sasaran dapat dicapai dengan efektif,
maka sasaran harus dibuat spesifik, terukur, jelas kriterianya, dan disertai
indikator-indikator yang rinci dan mengacu pada visi, misi dan tujuan sekolah.
2.
Karakteristik Sasaran
Karakteristik
sasaran yang baik yaitu:
a.
Sasaran
merupakan tujuan jangka pendek (misalnya 1 tahun).
b.
Sasaran mengandung peningkatan baik peningkatan kualitas,
efektivitas, produktivitas, maupun efisiensi.
c.
Prioritas harus dipertimbangkan sungguh-sungguh
d.
Sasaran harus dibuat secara spesifik.
e.
Kriteria sasaran harus jelas dan disertai indikator-indikator yang
rinci.
f.
Sasaran
didasarkan pada tantangan, visi, misi dan tujuan.
3.
Fungsi Sasaran
Fungsi
merumuskan sasaran bagi sekolah yaitu:
a. Sebagai arah dalam mencapai tujuan jangka pendek.
b. Sebagai target mutu yang akan dicapai sekolah.
c. Sebagai gambaran mutu dan kuantitas yang ingin
dicapai dan terukur agar mudah melakukan evaluasi keberhasilannya.
4.
Merumuskan Sasaran (Tujuan Situasional)
Berdasarkan tantangan
nyata yang dihadapi sekolah, maka dirumuskanlah sasaran/ tujuan situasional
yang akan dicapai oleh sekolah. Meskipun sasaran dirumuskan berdasarkan atas
tantangan nyata yang dihadapi oleh sekolah, namun perumusan sasaran tersebut
harus tetap mengacu pada visi, misi dan tujuan sekolah merupakan sumber
pengertian (sumber referensi) bagi perumusan sasaran sekolah. Karena itu,
sebelum merumuskan sasaran sekolah yang akan dicapai, setiap sekolah harus
memiliki visi, misi dan tujuan sekolah.
Sasaran sebaiknya hanya
untuk waktu yang relatif pendek, misalnya untuk satu tahun ajaran. Dengan
demikian sasaran (misalnya untuk 1 tahun) pada dasarnya merupakan tahapan untuk
mencapai tujuan jangka menegah (misalnya untuk jangka 3 tahun). Ketika
menentukan sasaran, prioritas harus dipertimbangkan sungguh-sungguh. Jika
tujuan yang telah dicanangkan mencakup 5 aspek, apakah kelimanya akan digarap
pada tahun pertama, atau hanya beberapa saja. Hal itu sangat tergantung kondisi
sekolah.
5.
Mengindentifikasi Fungsi-fungsi yang
Diperlukan untuk Mencapai Sasaran
Setelah sasaran dipilih,
maka langkah berikutnya adalah menindentifikasi fungsi-fungsi yang perlu
dilibatkan untuk mencapai sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat
kesiapannya. Fungsi-fungsi yang dimaksud, misalnya, fungsi proses belajar
mengajar beserta fungsi-fungsi pendukungnya yaitu fungsi pengembangan
kurikulum, fungsi perencanaan dan evaluasi, fungsi ketenagaan, fungsi keuangan,
fungsi pelayanan kesiswaan, fungsi pengembangan iklim akademik sekolah, fungsi
hubungan sekolah masyarakat, dan fungsi pengembangan fasilitas.
6. Merumuskan Sasaran Mutu Baru
Untuk merumuskan sasaran yang baru, evaluasi berguna untuk
dijadikan alat bagi perbaikan kinerja program yang akan datang.
Namun yang tidak kalah pentingnya, hasil evaluasi merupakan masukan bagi
sekolah dan orang tua peserta didik untuk merumuskan sasaran mutu baru untuk
tahun yang akan datang. Jika dianggap berhasil, sasaran mutu dapat ditingkatkan
sesuai dengan kemampuan sumberdaya yang tersedia. Jika tidak, bisa saja
sasaran mutu tetap seperti sediakala, namun dilakukan perbaikan
strategi dan mekanisme pelaksanaan kegiatan. Namun tidak tertutup kemungkinan,
bahwa sasaran mutu diturunkan, karena dianggap terlalu berat atau tidak sepadan
dengan sumberdaya pendidikan yang ada (tenaga, sarana dan prasarana) yang
tersedia.
Setelah sasaran baru ditetapkan, kemudian dilakukan analisis SWOT untuk
mengetahui tingkat kesiapan masing-masing fungsi dalam sekolah, sehingga dapat
diketahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Dengan informasi ini, maka
langkah-langkah pemecahan persoalan segera dipilih untuk mengatasi
faktor-faktor yang mengandung persoalan. Setelah ini, rencana peningkatan mutu
baru dapat dibuat. demikian seterusnya.
F. CONTOH RENCANA
PENGEMBANGAN SEKOLAH
Sekolah X merumuskan rencana
pengembangan sekolah yang terdiri beberapa tahap yaitu:
1.
Tantangan Nyata Sekolah
Sekolah X melihat tantangan nyata
pada saat ini yaitu berupa berkembangnya
IPTEKS yang belum diimbangi dengan pendidikan karakter. Banyak orang
memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, tetapi mereka tidak memiliki moral
yang baik. Tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa,
disamping itu pendidikan juga harus dapat menciptakan manusia yang berkarakter.
Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga pendidikan dituntut mampu mengahasilkan
lulusan yang cerdas secara intelektual dan baik secara moral.
2.
Visi Sekolah
Berdasarkan tantangan nyata yang
dihadapi sekolah X tersebut, maka dirumuskan suatu kalimat visi yaitu
“BERKARAKTER KUAT DAN CERDAS”
Visi
|
Indikator
|
Berkarakter Kuat
|
Unggul dalam
18
nilai pendidikan karakter bangsa yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin,
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat /komunikatif,
cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
|
Cerdas
|
1. Unggul dalam perolehan UASBN
2. Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang
pendidikan di atasnya
3. Unggul dalam berbagai lomba mapel
4. Unggul dalam lomba kreativitas
5. Unggul dalam lomba kesenian
6. Unggul dalam lomba olahraga
7. Unggul
dalam penguasaan teknologi informasi
8. Unggul
dalam outcome
|
3.
Misi sekolah
1.
Melaksanakan
pembiasaan berperilaku sesuai dengan nilai luhur bangsa yang berasal dari ajaran
agama yang dianut dan nilai sosial budaya.
2.
Melaksanakan
pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang
secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
3.
Menumbuhkan
semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.
4.
Menyelenggarakan
pembelajaran untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan
aktif dalam memecahkan masalah.
5.
Mendorong
dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat
dikembangkan secara optimal.
6.
Menerapkan
manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok
kepentingan yang terkait dengan sekolah (stakeholders).
7.
Menyelengarakan pembelajaran berbasis IT
4.
Tujuan Sekolah
a. Pada
tahun 2014 tercipta lingkungan sekolah yang kondusif bagi pembelajaran.
b. Pada
tahun 2014 semua siswa mampu menjalankan hak dan kewajiban di sekolah, rumah,
dan masyarakat.
c. Pada tahun 2014 rata-rata UASB N mencapai nilai minimal 7,0
d. Pada tahun 2014 memiliki tim olahraga minimal 3 cabang dan mampu menjadi
finalis tingkat nasional.
e. Pada tahun 2014 memiliki tim kesenian yang mampu tampil pada acara
berskala nasional.
f. Pada
tahun 2014 partisipasi stakeholder tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan.
g. Pada tahun 2014 proporsi lulusan yang melanjutkan ke sekolah unggul minimal 50%.
h. Pada tahun 2014 proporsi penggunaan IT dalam
pembelajaran minimal 75%.
5.
Sasaran Sekolah
Pada
akhir tahun ajaran 2013/ 2014 sekolah dapat;
a. Membekali sekurang-kurangnya 95% peserta didik mampu mengamalkan
ajaran agama yang dianut.
b. Membekali 100% peserta didik mampu mengakses informasi
yang positif dari internet.
c. Membiasakan sekurang-kurangnya 95% peserta didik terbiasa
sholat berjamaah bagi yang beragama islam.
d. Membiasakan
sekurang-kurangnya
95% semua warga sekolah bertindak sesuai dengan 18 nilai pendidikan karakter.
e. Memperoleh nilai UN rata-rata 7,0.
f. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan yang
bervariasi, inovatif, dan bermakna, di antaranya CTL dan
inkuiri serta layanan
bimbingan dan konseling.
g. Meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik
melalui pelaksanaan kegiatan intra dan ekstrakurikuler
h. Mengembangkan kedisiplinan dariseluruh komponen madrasah
(stake holder) untuk membentuk kepribadian yang tangguh dan kokoh sebagai dasar
dalam setiap aktivitas serta sebagai aset madrasah.
i.
Meningkatkan
jumlah peserta didik yang diterima di sekolah favorit/ unggul sekurang-kurangnya 75% dari jumlah yang lulus.
j.
Mampu
menempatkan diri sebagai sekolah yang mengembangkan perdidikan berbasis ICT.
BAB III
A.
Kesimpulan
Dalam mewujudkan sekolah yang
memiliki kualitas yang baik perlu direncanakan merumuskan visi
sekolah, misi sekolah, tujuan pengembangan sekolah, tantangan nyata yang harus
dihadapi sekolah, dan identifikasi fungsi-fungsi yang berperan penting dalam
pencapai sasaran. Perumusan visi, misi, tujuan dan
program sekolah yang berkualitas akan menentukan gambaran masa depan sekolah
yang di inginkan dan akan menjadi acuan sekolah dalam melakukan aktivitasnya
sebagai lembaga pendidikan.
1.
Tantangan nyata yang harus diatasi
sekolah, yaitu gambaran kesenjangan dari tujuan yang diinginkan dan kondisi
sekolah saat ini.
2.
Visi sekolah merupakan gambaran sekolah
yang diinginkan di masa mendatang (jangka panjang).
3.
Misi sekolah berisi tindakan/ upaya
untuk mewujudkan visi sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya.
4.
Tujuan pengembangan sekolah menjelaskan
apa yang ingin dicapai dalam upaya pengembangan sekolah pada kurun waktu
menengah, misalnya untuk 3-5 tahun.
5.
Sasaran pengembangan sekolah, yaitu apa
yang diinginkan sekolah untuk jangka pendek, misalnya untuk satu tahun.
B.
Saran
1.
Perumusan tantangan nyata sekolah harus
benar˗benar melihat kondisi saat ini dan prospek kondisi masa depan agar sesuai
dengan harapan masyarakat.
2.
Seyogyanya perumusan visi disesuaikan
dengan keadaan lingkungan dimana sekolah berada dan tantangan nyata yang ada.
3.
Misi sebaiknya dapat direalisasikan
dalam bentuk tindakan nyata bukan hanya dijadikan sebagai pajangan sekolah.
4.
Sebaiknya tujuan pengembangan sekolah
disesuaikan dengan apa yang ingin dicapai oleh sekolah dan selaras dengan
tujuan pendidikan nasional.
5.
Perumusan sasaran seharusnya dicapai
dalam jangka waktu 1 tahun, karena setelah jangka waktu tersebut sasaran akan
diubah untuk menyesuaikan hal yang ingin dicapai.
6.
Perumusan rencana pengembangan sekolah
mulai tantangan, visi, misi, tujuan, dan sasaran hendaknya saling berkaitan
agar dapat berjalan dengan selaras, seimbang, dan tercapai tujuan pembelajaran.
STUDI
KASUS
Di sekolah Y pada tahun 2013 merumuskan
rancangan pengembangan sekolah yang berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran yang
sesuai dengan tantangan pada tahun tersebut.
Setelah
berjalan satu tahun, tantangan nyata yang dihadapi sekolah berubah drastis.
Sehingga rancangan pengembangan sekolah sudah tidak sesuai dengan tantangan
yang ada. Apa yang perlu dilakukan oleh sekolah Y dalam menanggapi permasalahan
tersebut?
Solusi
yang ditawarkan yaitu:
1. Sekolah
Y mengubah visi, misi, tujuan dan sasaran yang sudah ada melalui
tahapan˗tahapan dalam perencanaan pengembangan sekolah.
2. Sekolah
Y tidak mengubah visi, misi, tujuan dan sasaran tetapi menambahkan perumusan
rencana pengembangan sekolah yang sesuai dengan tantangan yang ada.
3. Sekolah
Y tidak mengubah visi, misi, dan tujuan sampai akhir berlakunya visi, misi, dan
tujuan dalam jangka waktu 3 tahun.
DAFTAR
PERTANYAAN
1.
M.
Faturrohman
Bagaimana agar tantangan, visi,
misi, tujuan, dan sasaran sekolah tidak hanya dijadikan pajangan saja?
Jawab:
Dalam perumusan tantangan, visi,
misi, tujuan, dan sasaran sekolah harus melibatkan stakeholder (pihak yang berkepentingan) sehingga semua warga
sekolah dan stakeholder mempunyai
rasa tanggungjawab untuk melaksanakan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah
sesuai dengan yang direncanakan (Nani
Wahyuni)
2.
Puguh
Gita Januar
Apa yang mempengaruhi sehingga
sekolah harus mengubah dan memodifikasi visi, misi, tujuan, dan sasaran
sekolah?
Jawab:
Dasar untuk
merumuskan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah adalah tantangan. Jadi, hal
yang mempengaruhi suatu visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah perlu diubah
apabila tantangan nyata sekolah berubah. (Tati
Kurniati)
3.
Muh.
Fatkhu Rohman A.
Bagaimana
agar pelaksanaan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah di tengah perjalanan
tidak terjadi penyelewengan terhadap
rencana awal?
Jawab:
Dalam
perumusan tantangan, visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah harus melibatkan stakeholder (pihak yang berkepentingan)
sehingga semua warga sekolah dan stakeholder
mempunyai rasa memiliki (sense of belonge).
(Meilyani Wiguna)
DARTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasisi
Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direkrorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Dewi Arianti. 2012. Makalah MBS Visi, Misi, Tujuan,
dan Sasaran. Diakses melalui http://dewiariantiuin.blogspot.com/2012/07/makalah-mbs-visimisi-tujan-dan-sasaran.html pada tanggal 25 Maret 2013.
Nanang Fattah dan H. Mohammad Ali.
2006. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Muhammad
Syaifuddin, dkk. 2007. Manajemen Berbasis
Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
SD Kedungdoro
308 Surabaya. 2012. Panduan Membuat Visi,
Misi, dan Tujuan Sekolah. Diakses melalui
http://sdnkedungdoro308surabaya.blogspot.com/2012/05/panduan-membuat-visi-misi-tujuan.html pada tanggal 25 Maret 2013.
Trimakasih sangat membantu bagi kami dalam menyusun visi dan misi sekolah
BalasHapusCarta de Conducao
BalasHapusthanks for the content
similar content.