BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pemegang kendali dalam kelas ialah guru. Guru menjadi pengendali kemana
arah tujuan pembelajaran di kelas akan tercapai. Dalam mengarahkan pembelajaran
tersebut agar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, dibutuhkan kompetensi
yang baik dari guru dalam mengelola kelas dengan baik. Pengelolaan kelas
mencakup pengelolaan dalam pembelajaran maupun pengelolaan kondisi fisik
lingkungan kelas tersebut.
Keharusan mengelola kelas dengan baik menuntut kemampuan kekreativitasan
dari guru untuk mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada di kelas sehingga
mampu mencipta pembelajaran yang produktif, efektif, dan efesien dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan . Kekreativitasan guru dalam upaya pencapaian
tujuan tersebut tetap didasarkan pada aspek-aspek dasar pengelolaan kelas yaitu
asas manajemen kelas, prinsip manajemen kelas maupun faktor-faktor dalam
manajemen kelas.
B.
Rumusan Masalah
Penulisan makalah ini dimaksudkan agar pembaca memiliki wawasan tentang
manajemen kelas mengenai:
1.
Apakah asas-asas manajemen kelas?
2.
Bagaimana prinsip-prinsip manajemen kelas?
3.
Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen kelas?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui asas-asas manajemen kelas.
2.
Memahami prinsip-prinsip manajemen kelas.
3.
Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Asas Didaktik dalam Manajemen
Kelas
Istilah didaktik
berasal dari bahasa Yunani “didaskein” yang berarti pengajaran dan “didaktos”
yang berarti pandai mengajar. Didaktik
diartikan sebagai ilmu mengajar yang memberikan prinsip-prinsip atau asas-asas
tentang cara-cara menyampaikan bahan pelajaran sehingga siswa dapat menguasai dan memiliki bahan pelajaran yang disajikan. Asas-asas
didaktik yang utama yang harus dihayati dan diterapkan oleh guru dalam
mengelola pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1.
Asas Apersepsi
Apersepsi adalah memperoleh
tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada (Herbart: 1841). Pengetahuan (struktur kognitif) yang telah dimiliki siswa dapat
digunakan untuk memahami sesuatu yang belum diketahui sehingga didapat sesuatu yang bernakna bagi siswa. Apersepsi
diharapkan dapat membangkitkan minat dan
perhatian siswa terhadap sesuatu.
2.
Asas Peragaan
Peragaan merupakan metode
pembelajaran yang sangat efektif karena sangat
menarik bagi siswa apalagi jika peragaan itu menggambarkan
aktivitas yang sebenarnya. Asas
peragaan menurut Edgar Dale dapat
diwujudkan dalam bentuk: (1) pengalaman
langsung; (2) pengalaman yang diatur, (3) dramatisasi; (4) demonstrasi; (5) karyawisata; (6) pameran; (7) televisi sebagai alat
peraga; (8) film sebagai alat peraga; dan (9) gambar sebagai alat peraga.
3.
Asas Motivasi
Dalam
menjalankan tugasnya sebagai edukator, guru juga bertugas sebagai motivator yang mendorong
siswa untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu demi suksesnya tujuan
belajar. Guru harus bisa memotivasi siswa agar
memiliki semangat dan kemauan untuk lebih giat belajar. Beberapa contoh yang
dapat diterapkan guru dalam memotivasi siswa antara lain:
a.
Mendesain tujuan pembelajaran agar
lebih menarik dan jelas.
b.
Menciptakan
suasana yang kondusif dan menyenangkan
c.
Memberikan reward (penghargaan) bukan
sebaliknya memberikan hukuman (punishment). Memberikan siswa pekerjaan rumah
yang disesuaikan dengan kemampuan siswa
d.
Mendiskusikan hasil evaluasi siswa
4.
Asas Belajar Aktif
Siswa harus
didorong untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran yang dilangsungkan guru baik mental maupun fisiknya. Hal ini bertujuan agar siswa dapat menyerap kebermaknaan pembelajaran yang akan berguna bagi dirinya.
5.
Asas Kerjasama
Prosesbelajar
mengajar harus memberikan kesempatan bagi siswa untukberlatih bagaimana hidup dalam kelompok dan
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi secara bersama-sama. Diharapkan siswa dapat menghayati makna kerjasama dan nantinya dapat
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, karena siswa juga merupakan pelaku
masyarakat yang sangat dituntut untuk dapat memajukan masyarakat secara
bersama-sama.
6.
Asas Mandiri
Guru sebagai
fasilitator harus dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang
telah dimiliki siswa agar siswa dapat memaknai pembelajaran secara mandiri.
Masalah yang diajukan guru untuk diselesaikan oleh siswa harus sesuai
dengan perkembangan usia dan kematangan siswa sehingga
diharapkan secara bertahap siswa akan
mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya tanpa bantuan orang lain.
7.
Asas Penyesuaian dengan Individu
Siswa
Kemampuan
tiap siswa dalam menguasai suatu materi pelajaran
berbeda-beda,sehingga guru dituntut untuk mampu
menyesuaikan iklim pembelajaran dengan
kecepatan masing-masing anak. Guru perlu paham benar
karakteristik masing-masing anak didiknya untuk dapat menciptakan pembelajaran
yang adaptif dengan karakteristik semua anak didiknya.
8.
Asas Korelasi
Asas korelasi adalah
mengaitkan pokok bahasan yang diajarkan dengan pokok bahasan lain dalam satu
mata pelajaran ataupun dengan pelajaran lain. Asas ini
digunakan untuk dapat membuat suatu pokok bahasan lebih bermakna bagi siswa.
Tidak jarang siswa melupakan apa yang telah diajarkan sebelumnya. Korelasi
pokok bahasan yang diajarkan dengan pokok bahasan lain misalnya dengan pokok
bahasan yang sudah diajarkan akan membuat siswa mengingat kembali dan menemukan
kebermaknaan pembelajaran dengan tepat. Misalnya untuk pokok bahasan perkalian
dalam Matematika, guru dapat mengkorelasikannya dengan pokok bahasan
penjumlahan yang sebelumnya sudah dikuasai siswa. Guru memfasilitasi siswa
dalam pembelajaran untuk mengkaitkan hubungan antara pokok bahasan tersebut dan
diharapkan siswa dapat menyerap makna pembelajaran tanpa melupakan apa yang
sudah pernah dikuasainya.
9.
Asas Evaluasi yang Teratur
Melakukan evaluasi terhadap
proses belajar mengajar yang ditunjukan oleh kinerja siswa dalam belajar perlu
dilakukan secara teratur dan berkesinambungan selama dan setelah proses belajar
mengajar berlangsung.
Evaluasi dilaksakan dengan
menganut prinsip-prinsip: (1) menyeluruh; (2) berkesinambungan; (3) berorientasi
pada tujuan; (4) obyektif; dan (5) terbuka.
B.
Prinsip manajemen
Dalam rangka memperkecil masalah
gangguan dalam pengelolaan kelas dapat digunakan prinsip-prinsip pengelolaan kelas. Prinsip adalah dasar,
acuan, panduan atau pedoman bagi sesorang untuk melakukan tindakan atau
perbuatan yang dianggap atau diyakininya benar terhadap sesuatu hal. Dalam perannya sebagai
pengelola kelas, guru dapat melaksanakan tugas-tugas pengelolaan kelas dengan
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.
Hangat dan Antusias
Guru yang
hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan keantusiasan dalam mengerjakan
tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan
kelas.
2.
Tantangan
Penggunaan
kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan dengan sajian yang menantang akan
meningkatkan gairah dan menarik perhatian siswa untuk belajar sehingga
mengurangi kemungkinan munculnya perilaku yang menyimpang.
3.
Bervariasi
Penggunaan
alat atau media, model mengajar guru, dan pola interaksi antara guru dengan
anak didik akan mengurangi munculnya gangguan dan akan meningkatkan perhatian siswa.
Kevariasian ini merupakan kunci dalam pencapaian pengelolaan kelas yang efektif
dan menghindari kejenuhan.
4.
Keluwesan
Keluwesan
tingkah laku guru dalam mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan timbulnya gangguan siswa serta mampu menciptkan iklim belajar
mengajar yang efektif.Selain itu, keluwesan dalam pengajaran juga dapat
mencegah timbulnya gangguan seperti keributan siswa, kurangnya perhatian, tidak
mengerjakan tugas dan sebagainya.
5.
Menekankan hal-hal positif
Dalam mengajar
dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal positif dan menghindari
pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal
positif dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif bukan memarahi
tingkah laku siswa yang negatif. Penekaanan tersebut dapat dilakukan dengan
pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan
yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.
6.
Penanaman disiplin diri
Pencapaian
tujuan akhir pengelolaan kelas ialah mengembangkan disiplin diri anak didik.
Guru sendiri hendaknya dapat mengendalikan diri serta melaksanakan
tanggungjawabnya. Oleh karena itu, guru harus dapat disiplin dalam segala hal
apabila menginginkan anak didiknya disiplin dalam segala hal. Guru sebaiknya mendorong
anak didik untuk melaksanakan disiplin diri dan menjadi teladan dalam
pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.
Untuk anak
usia Sekolah Dasar waktu istirahat dan konsekuensi merupakan dua hal yang
efektif dalam mendisiplinkan anak. Sejalan dengan kedewasaan serta tuntutan
kemandirian dan tanggungjawabnya, mengajari menghadapi konsekuensi merupakan
hal yang tepat.Konsekuensi yang diberikan sebaiknya tidak mengada-ada tetapi
dengan konsekuensi yang alamiah. Misalnya: anak tetap harus masuk kelas
setelah waktu istirahat habis, jika ada anak yang terlambat masuk kelas maka
guru berhak memberikan konsekuensi agar anak berlatih disiplin. Contoh
konskuensinya adalah: Membuang sampah yang berserakan di lantai, dll..
Penguasaan terhadap prinsip mengelola
kelas merupakan keterampilan yang harus dikuasai sebagai bagian profesionalitas
seorang guru. Dimana selain harus menguasai pengetahuan atau ilmu yang akan
diajarkannya, guru juga harus menguasai cara menyampaikan materi dan penguasaan ruang
belajar sehingga akan tercapai proses belajar mengajar yang efektif, produktif dan
menarik.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka besar kemungkinan proses belajar
mengajar tidak akan membuahkan hasil sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ditetapkan.
Guru seyogyanya dapat menghiasi dirinya dengan
perilaku yang dapat diteladanioleh peserta didik, baik itu dalam pergaulan di
sekolah maupun ketika berinteraksi di luar sekolah sebagai bagian
dari penguasaan
terhadap prinsip pengelolaan kelas dan pengajaran. Tentunya akan
lebih bermakna apabila guru memberikan teladan bagi kehidupan siswa ke depan daripada
sekadarmemberikan ceramah tentang keteladanan di depan kelas. Hal-hal yang
dilihat siswa dari sikap dan perilaku seorang guru akansenantiasa diingat dan dikenang oleh para
siswanya dibandingkan apa yang didengarnya.
Tugas guru sebagaimana dikemukakan Crow and Crow hendaknyamemiliki sifat
kepribadian yang disepakati sebagai syarat seorang pendidik,yaitu:
1.
Perhatian dan kesenangan pada subyek didik. Hal urgent dalam proses pendidikan adalah memberi
perhatian pada
subyek didik. Siswa sebagai subyek didik tentunya memiliki
banyak kekurangandan kelemahan. Disinilah tugas pokok guru untuk mengisi kekurangan dan
kelemahan siswa dengan hal-hal yang bermanfaat bagi masa depan siswa, baik
berupa pengetahuan, pengalaman, dsb. Dengan mendapat perhatian guru siswaakan merasa bahwa
dia tidak belajar sendiri, siswa akan merasa senang dan termotivasi untuk belajar lebih baik
lagi.
2.
Kecakapan pengelolaan sarana pendidikan.Sarana pendidikan
meliputi segala sesuatu yang dapat menunjang proses pembelajaran agar dapat berlangsung dengan
baik, seperti: media,
kursi, meja danalat-alat lainnya. Guru yang cakap mengelola saranadan prasarana pendidikan
akanlebih mudah melangsungkan proses belajar mengajar dan meski sarana yang tersedia kurang
memadai proses belajar mengajar tetap dapat berlangsung dengan produktif. Namunsebaliknya,
ketersediaan sarana pembelajaran akan sia-sia belaka apabila tidak didukung oleh
kemampuan guru dalam mengelola sarana tersebut.
Dari uraian di atas, kita dapat
memahami bahwa prinsip-prinsippengelolaan kelas bertujuan agar proses
pendidikan dapat berlangsung dengan efektif. Dengankata lain pengelolaan ini
ditujukan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan. Jika tujuan tersebut dapat
dicapai barulah pengelolaan dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan
efektif.
C.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengelolaan Kelas
Masalah pembelajaran merupakan masalah
yang cukup kompleks. Guru merupakan komponen pembelajaran yang memegang peranan
penting karena keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai penyampai materi kepada siswa. Pembelajaran akan
berhasiljika interaksi pembelajaran guru terhadap siswa lancar.Ketidaklancaran
pembelajaranakan membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru. Adakalanya
pesan tersebut berhasil disampaikan dan terkadang mengalami hambatan. Hambatan
dalam proses pembelajaran misalnya: (1) tidak ada respon dari murid; (2) perhatian murid yang
bercabang; (3) kekacauan
penafsiran antara guru dan murid; (4) kurang perhatian murid karena guru
sangat monoton; (5) verbalisme,
guru hanya berkata-kata, sedang murid dalam kondisi yang pasif; dan (6) keadaan lingkungan fisik
yang sangat mengganggu.
Guru hendaknya dapat mengelola
kondisi kelas secara baik untuk mengatasi
hambatan-hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran. proses
pembelajaran yang terjadi dalam kelas perlu dipertimbangkan, direncanakan dan
dikelola dengan baik dalam usaha meningkatkan keberhasilan proses
belajar-mengajar.
Untuk dapat mencapai tujuan yang
diinginkan maka perlu diketahui faktor-faktor apa yang dapat mendukung dan
menghambat pencapaian tujuan yang diinginkan. Pemahaman mengenai faktor-faktor
yang turut mempengaruhi manajemen kelas kiranya sangat penting untuk diketahui
sebagai bekal kelak dalam menyukseskan pendidikan pada utamanya dan
keberhasilan proses pembelajar khususnya. Beberapa faktor yang mempenaruhi perwujudan
manajemen kelas, antara lain sebagai berikut:
1.
Faktor Dinamika Kelas
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh
penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan
memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran
dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran.
Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:
a.
Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa
bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara siswa
yang satu dengan lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar.Besarnya ruangan
kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan
kegiatan.Jika ruangan itu mempengaruhi hiasan, pakailah hiasan-hiasan yang
mempunyai nilai pendidikan.
Syarat-syarat kelas yang baik adalah :
1)
Rapi, bersih, sehat dan tidak lembab
2)
Cukup cahaya dan sirkulasi udara
3)
Sirkulasi udara cukup
4)
Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya, dan ditata
dengan rapi
5)
Jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang
6)
Ukuran ruang kelas 8m x 7m
7)
Dapat memberikan keleluasaan gerak, komunikasi pandangan dan
pendengaran
8)
Pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan siswa dapat
bergerak leluasa
9)
Daun jendela tidak mengganggu lalu lintas. Terdapat beberapa syarat
yang perlu diupayakan agar kelas nyaman dan menyenangkan :
a)
Penataan ruang kelas
b)
Perlengkapan kelas
c)
Perlengkapan yang harus ada dan diperlukan di kelas meliputi
: papan tulis dan penghapusnya, meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa,
almari kelas, jadwal pelajaran, papan absensi, daftar piket kelas, kalender
pendidikan, gambar presiden dan wakil presiden serta lambang Garuda Pancasila,
tempat cuci tangan dan lap tangan, tempat sampah, sapu lidi, sapu ijuk dan
sulak, gambar-gambar lain / alat peraga dan kapur atau spidol.
d)
Ruang laboraturium
SD yang memiliki laboraturium, agar berfungsi sebagai
tempat praktik, harus ditata dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a.
Tata letak peralatan kelas mudah diatur sesuai dengan
keperluan pada setiap saat
b.
Diatur sedemikian rupa sehingga mudah bergerak dan mudah
dimanfaatkan
c.
Fasilitas air dan penerangan cukup tersedia
d.
Air limbah dari saluran ruang laboraturium tidak mencemari
lingkungan sekitarnya
e.
Tersedia lemari penyimpanan untuk bahan dan alat yang tidak
digunakan sehari-hari
f.
Lantai tidak licin dan dinding sebaiknya berwarna putih
g.
Bahan yang membahayakan harus disimpan pada tempat yang aman
e)
Ruang auditorium / ruang serbaguna
Berfungsi sebagai tempat diskusi, harus diatur dengan
baik dan dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :
a.
Panggung pertunjukan
b.
Ruang pakaian pria / wanita secara terpisah
c.
Kamar mandi / WC Pria / wanita secara terpisah
d.
Lantai harus datar dan tidak licin
e.
Dinding aula harus dilapisi oleh lapsan peredam suara supaya
suara tidak bergema
f.
Bak pasir dan matras
b.
Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah
memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengaontrol
tingkah laku siswa. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses
belajar mengajar.
1)
Pola berderet / berbaris-berjajar
Tipe pengaturan tempat duduk seperti ini cocok untuk
pengajaran formal. Semua siswa duduk dalam deretan lurus dengan siswa yang
tertinggi duduk dibelakang dan yang pendek duduk di depan. Tempat duduk seperti
ini memudahkan para siswa / guru bergerak dari deetan satu kederetan yang lain.
Namun, terdapat kelemahan-kelemahan yaitu ; mengurangi keleluasaan siswa
belajar siswa. Posisi guru membuat dirinya mempunyai otoritas mutlak dan
memberikan pengaruh langsung yang besar pada siswa.Akhirnya siswa menjadi
terlalu tergantung, tidak ada kegiatan kerja kelompok yang dapat dilakukan, dan
komunikasi antarsiswa menjadi terbatas.
2)
Pola susunan berkelompok
Pola ini memungkinkan siswa dapat berkomunikasi dengan
mudah satu sama laindan dapat berpindah dari kelompok satu ke kelompok lain.
Otoritas guru berperan dalam posisi desentralisasi, guru hanya memberikan
bimbingan pada siswa.
3)
Pola formasi tapal kuda
Pola ini menempatkan posisi guru berada di
tengah-tengah para siswanya.Pengaturan formasi ini memberikan kemudahan pada
siswa untuk saling berkomunikasi dan berkonsultasi.Pola tapal kuda biasa
dipakai jika pelajaran banyak memerlukan diskusi antarsiswa atau dengan guru.
4)
Pola lingkaran atau persegi
Dalam pola lingkaran atau persegi biasanya tidak ada
pemimpin kelompok.Bla ada yang harus direkam atau dicatat, bentuk pola inilah
yang tepat.Seandainya ada suau kegiatan / alat yang harus ditunjukkan /
diperagakan, kegiatan atau alat itu dapat diletakkan di tengah-tengah sehingga
mudah dilihat dan dikomentari oleh siswa.
c.
Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendati pun guru sulit
mengatur karena sudah ada) adalah asset penting untuk terciptanya suasana
belajar yang nyaman.Oleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan
siswa.
d.
Pengaturan penyimpanan barang-barang.
Barang-barang hendanya disimpan pada tempat khusus
yang mudah dicapai kalau segera diperlakukan dan akan dipergunakan bagi
kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan
dapat disimpan di ruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu
pribadi dan sbb, hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu gerak kegiatan siswa.Tentu saja masalah pemeliharaan yang sangat
penting dan secara periodik harus dicek.Hal lainnya adalah pengamatan
barang-barang tersebut.Baik dari pencurian maupun barang-barang yang mudah
meledak atau terbakar.
2.
Faktor Kurikulum
Kurikulum kaitannya dengan pengelolaan kelas haruslah
dirancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung jawab
sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya yang
diselenggarakan secara berencana dan terarah secara terorganisir, karena kegiatan
kelas bukan sekadar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran atau
pengetahuan yang bersifat intelektual, akan tetapi juga memperhatikan aspek
pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk sosial maupun
sebagai makhluk yang bermoral.
3.
Faktor gedung dan sarana kelas
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah
sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak, dan dekorasinya
yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan.Akan tetapi karena kurikulum
selalu dapat berubah, sedang ruangan atau gedung bersifat permanen maka
diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang/gedung yang tersedia
berdasarkan kurikulu yang dipergunakan.Dalam konteks ini, kepandaian guru dalam
pengelolaan kelas sangat dibutuhkan.
4.
Faktor Guru atau Pengajar
Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan
dan pengajaran yang bertanggungjawab dalam membantu anak mencapai kedewasaan
masing-masing. Guru bukan hanya berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi
atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat yang harus
aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak
didiknya untuk menjadi anggota masyarakat. Guru juga harus bisa menciptakan
suasana dalam kelas agar terjadi interaksi pembelajar yang dapat memotivasi
siswa untuk belajar dengan baik dan bersungguh-sungguh.
5.
Faktor murid
Murid
merupakan unsur kelas yang memiliki perasaan kebersamaan (sense of colective) merupakan kondisi
yang penting dalam menciptakan kelas dinamis.Oleh karena itu, murid harus
memiliki perasaan diterima (sense of
membershif) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas.
Perasaan ini yang akan menumbuhkan rasa tanggungjawab (sense of respsibility) terhadap kelasnya. Sikap demikian dapat
tumbuh dengan baik apabila dilakukan tindakan-tindakan pengelolaan kelas
sebagai berikut:
a.
Melibatkan murid dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
tindakan kelas, guru hanya memberi petunjuk dan bimbingan agar kegiatan
pembelajaran sejalan dengan kurikulum.
b.
Memberi kesempatan murid dalam pembagian tugas-tugas untuk
kepentingan kelas.
c.
Apabila guru atau wali kelas berhalangan, membagi dan
menyerahkan kepercayaan berupa tanggungjawab mengatur rumah tangga serta
disiplin kelas diantara murid.
d.
Memotivasi murid agar selalu bersedia mengatur kelasnya
secara rutin, misalkan dalam hal membersihkan kelas.
e.
Mengembangkan kesediaan bekerjasama dalam setiap kegiatan.
f.
Menyusun bersama dengan murid tata tertib dan disiplin kelas
serta membentuk kepengurusan kelas yang bekerja sama selama satu tahun ajaran.
g.
Mendorong murid agar senantiasa ikut memikirkan kegiatan
kelas dan berani mengusulkannya untuk dilakukan bersama didalam atau diluar
kelas.
Terdapat
beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh guruuntuk menumbuhkan sikap murid
seperti diataskarena berpengaruh dalam pengelolaan murid sebagai anggota
kelas.Secara umum faktor tersebut digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern
dan faktor ektern.
Faktor intern
siswa berkaitan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku.Kepribadian siswa
yang unik menyebabkan siswa berbeda dari berbagai aspek yaitu perbedaan
biologis, intelektual, dan psikologis.Sedangkan faktor ekstern siswa terkait
dengan pengelolaan suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokkan
kelas dan jumlah siswa di kelas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
terjadinya kenyamanan di dalam kelas disebabkan oleh dua faktor yaitu intern
dan ekstern siswa.Sedangkan usaha untuk mengatasi terjadinya kekacauan di kelas
dibutuhkana adanya suatu usaha dari guru dalam rangka meminimlisir gangguan
kenyamaan dalam pengelolaan kelas.
Jabatan guru sebagai profesi tidak
saja mulia, karena berhubungan langsung dengan masalah pendewasaan anak-anak
tetapi juga merupakan tugas yang cukup berat dan hanya dapat diwujudkan oleh
orang-orang yang memiliki kecintaan terhadap pekerjaan mendidik. Selain itu,
tugas guru sebagai seorang manajer harus dapat menciptakan suasana kelas yang nyaman
bagi siswa untuk mengikuti dan melakukan proses belajar mengajar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Asas didaktik dalam manajemen kelas yang perlu yang dapat
dihayati dan diterapkan dalam mengelola pembelajaran adalah asas
apersepsi, asas peragaan, asas motivasi, asas belajar aktif, asas kerjasama,
asas mandiri, asas penyesuaian dengan siswa, asas korelasi, dan asas evaluasi
yang teratur.
2.
Prinsip yang dapat dijadikan pedoman/acuan bagi guru dalam
menjalankan tugas-tugas pengelolaan kelas adalah hangat dan antusias,
tantangan, bervariasi, keluwesan, menekankan hal-hal positif, dan penanaman
disiplin diri.
3.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi manajemen kelas antara lain faktor kurikulum, kondisi fisik, guru
atau pengajar, peserta didik, dinamika kelas, dan lingkungan.
B.
Saran
1.
Guru harus dapat menghayati asas-asas dalam manajemen kelas
agar dapat menciptakan pembelajaran yang mampu mengakomodasi peserta didik
untuk memaknai kegiatan pembelajaran.
2.
Guru harus berpedoman pada prinsip-prinsip manajemen kelas
dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan kelas dalam rangka memperkecil
masalah gangguan dalam pengelolaan kelas.
3.
Guru harus dapat mempertimbangkan faktor-faktor manajemen
kelas baik faktor yang mendukung pencapaian tujuan maupun faktor yang dapat
menghambat pencapaian tujuan dalam upaya peningkatan keberhasilan proses
pembelajaran.
0 komentar:
Posting Komentar