BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap
manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada.
Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit
berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus
betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu
bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.
Tujuan pendidikan yang kita harapkan adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan”. Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat
berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif, kreatif,
terampil, jujur, berdisiplin dan bermoral tinggi, demokratis, dan toleran
dengan mengutamakan persatuan bangsa dan bukannya perpecahan.
Di era informasi yang serba instan ini setiap masyarakat
pasti membutuhkan pusat informasi dan pengetahuan. Informasi pengetahuan dan
teknologi didapat dari sekolah yang merupakan lembaga pendidikan untuk melatih
kompetensi siswa agar mampu dapat bersaing dalam era informasi teknologi.
Didalam menentukan pilihan untuk menyekolahkan anaknya, setiap masyarakat
menginginkan sekolah mempunyai asset/modal pendidikan yang tetap yaitu tanah,
bangunan, guru dan administrator agar nantinya tidak hanya menghasilkan
output/keluar secara kuantitas saja namun dapat menghasilkan outcome/dampak
yang dapat memberikan peranan yang lebih bagi masyarakat sekitarnya. Sering
kali kita berbicara berapi-api tentang keinginan memiliki sekolah unggul namun
pada praktiknya sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah merasa puas dengan
kualitas yang sedang-sedang saja. Sehingga peranan masyarakat dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan dapat memberikan kontribusinya perlu dikembangkan
agar dapat mendukung sekolah untuk
mampu tetap konsisten dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan bagi siswanya, tidak hanya sedang-sedang saja namun lebih optimal.
Tidak bosan-bosannya para pakar pendidikan berusaha meningkatkan mutu
pendidikan sekolah, tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat mempunyai
peranan yang cukup penting pula dalam masalah peningkatan mutu pendidikan.
Konsep manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang berorientasi pada peran
serta masyarakat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan mulai dikembangkan di
sekolah-sekolah seiring dengan berlakunya otonomi daerah yang menuju
otonomi sekolah. Sekolah dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan berusaha untuk mewujudkan sekolah unggul. Di dalam sekolah unggul
mempunyai pusat-pusat sumber daya yang memiliki sebuah pendidikan pra sekolah,
sebuah sekolah dasar, kelas-kelas dewasa, para dokter dan perawat,
seorang psikoterapis, seorang ahli pengobatan alami, kelas
kebugaran, program keterampilan asuh, pendeta, dan koran sendiri.
Kehidupan suatu bangsa juga ditentukan oleh tingkat
pendidikanya. Suatu bangsa yang pendidikanya maju, tentu kehidupanya juga maju,
demikian pula sebaliknya. Misalnya, Malaysia tingkat pendidikanya maju, tentu
kehidupanya maju pula. Bangsa Indonesia tingkat pendidikanya kurang maju, tentu
kehidupanya juga kurang maju.[3]
Pendidikan dalam hal ini harus peka terhadap persoalan masa depan dan persoalan
ketidak adilan social, maka diperlukan visi yang sesuai dengan formasi social
agar pendidikan dapat diterjemahkan menurut realitas social.
Manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan suatu konsep yang
menawarkan otonomi pada sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi dan
pemerataan pendidikan yang dapat mengakomodasi keinginan masyarakat serta
menjalin kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Pendidikan merupakan suatu proses yang
sangat kompleks dan berjangka panjang, di mana berbagai aspek yang tercakup
dalam proses saling erat berkaitan satu sama lain dan bermuara pada terwujudnya
manusia yang memiliki nilai hidup, pengetahuan hidup dan keterampilan hidup.
Prosesnya bersifat kompleks dikarenakan interaksi di antara berbagai aspek
tersebut, seperti guru, bahan ajar, fasilitas, kondisi siswa, kondisi
lingkungan, metode mengajar yang digunakan, tidak selamanya memiliki sifat dan
bentuk yang konsisten yang dapat dikendalikan. Hal ini mengakibatkan penjelasan
terhadap fenomena pendidikan bisa berbeda-beda baik karena waktu, tempat maupun
subjek yang terlibat dalam proses. Dalam proses pendidikan tersebut diatas,
kurikulum menempati posisi yang menentukan. lbarat tubuh, kurikulum merupakan
jantungnya pendidikan. Kurikulum merupakan seperangkat rancangan nilai,
pengetahuan, dan keterampilan yang harus ditransfer kepada peserta didik dan
bagaimana proses transfer tersebut harus dilaksanakan.
Proses-pendidikan adalah mempersiapkan manusia untuk
dapat hidup layak di masa depan, suatu masa yang tidak mesti sama bahkan
cenderung berbeda dengan masa kini. Berkaitan dengan kurikulum, dimensi jangka
panjang ini memberikan pemahaman bahwa suatu kurikulum harus merupakan jembatan
bagi peserta didik untuk dapat mengantarkan dari kehidupan masa kini ke
kehidupan masa depan. Peserta didik yang berada di bangku sekolah dewasa ini
dipersiapkan untuk dapat hidup secara layak dan bermanfaat baik bagi diri,
keluarga dan masyarakatnya pada abad XXI
B.
Rumusan Masalah
i.
Pengertian
ii.
Faktor Pendukung Pengembangan Pendidikan Masa Depan
iii.
Ciri-ciri Pengembangan Pendidikan Masa Depan
iv.
Syarat-Syarat Pengembangan Pendidikan Masa Depan
v.
Implementasi Pengembangan Pendidikan Masa Depan
C.
Tujuan
i.
Pengertian
ii.
Faktor Pendukung Pengembangan Pendidikan Masa Depan
iii.
Ciri-ciri Pengembangan Pendidikan Masa Depan
iv.
Syarat-Syarat Pengembangan Pendidikan Masa Depan
v.
Implementasi Pengembangan Pendidikan Masa Depan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengembangan
adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan (menjadikan maju yaitu baik dan
sempurna) atau pemerintah yang selalu berusaha dan pembangunan secara bertahap dan
teratur yg menjurus ke sasaran yg dikehendaki. (KBBI).
Pendidikan adalah memberi
kita perbekalan yang ada pada masa kanak-kanak sampai remaja yang nantinya akan
dibutuhkan pada saat kita dewasa nanti. (J.J. Rousseau).
Menurut Juhn Dewey (dalam http://www.beritaterhangat.net/2012/08/definisi-dan-pengertian-pendidikan.html)
Pendidikan
adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi
di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin
pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan
kesinambungan sosial.
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 1)
Jadi
dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mendapatkan
pengalaman dan mengembangkan potensi diri dengan proses pembelajaran sepanjang hidup.
Masa
Depan adalah
gambaran tentang kehidupan kita pada beberapa kurun waktu ke depan.
Jadi Pengembangan Pendidikan Masa Depan
adalah proses, cara, atau perbuatan untuk menjadi maju dalam proses
pembelajaran yang dilakukan untuk kehidupan dikurun waktu yang akan datang.
B.
Faktor Pendukung Pengembangan Pendidikan Masa Depan
Pendidikian merupakan
penggerak utama (before to move) bagi pembangunan. Negara-negara sedang
berkembang memandang pembangunan yang telah terjadi di dunia barat seakan-akan
merupakan cermin bagi diri mereka. Pendidikan modern yang telah berhasil mengantarkan
negara-negara maju (developped countries) dari kemiskinan dan keterbelakangan
pada masa lampau sehingga mencapai tingkat seperti yang bisa disaksikan dewasa
ini, sudah barang tentu akan berhasil pula mengantarkan negaranegara yang
sedang berkembang mencapai tingkat pembangunan sebagaimana yang telah dicapai
negara-negara maju.
Empat
pilar pendidikan
Belajar
untuk mengetahui (Learning to know)
Belajar
untuk berbuat (Learning to do)
Belajar
untuk hidup bersama (Learning to life together)
Belajar
untuk menjadi diri sendiri (Lerning to be)
C.
Ciri-ciri Pendidikan Masa Depan
1.
Berfokus pada pemupukan potensi unggul setiap peserta didik.
2.
Keseimbangan beragam kecerdasan (intelektual, emosional, sosial,
spritual, kinestetis, dst.)
3.
Mengajarkan life skills.
4.
Sistem penilaiannya berbasis portofolio dari hasil karya siswa.
5.
Pembelajaran berbasis kehidupan nyata dan praktik di
lapangan.
6.
Guru lebih berperan sebagai motivator dan fasilitator agar peserta didik
mengembangkan minatnya masing-masing.
7.
Pembelajaran didasarkan pada kemampuan, cara/gaya belajar, dan
perkembangan psikologis anak masing-masing.
Untuk
bisa mengikuti perkembangan zaman dengan baik, maka dari itu pendidikan masa
depan setidaknya memiliki ciri, sebagai berikut.
1.
Peserta didik secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang
dipelajarinya.
2.
Peserta didik secara aktif terlibat di dalam mengelola pengetahuannya.
3.
Penguasaan materi dan juga mengembangkan karakter peserta didik (life-long
learning).
4.
Penggunaan multimedia.
5.
Guru sebagai fasilitator, evaluasi dilakukan bersama dengan peserta didik.
6.
Terpadu dan berkesinambungan.
7.
Menekankan pada pengembangan pengethuan. Kesalahan menunjukkan proses belajar
dan dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar.
8.
Iklim yang tercipta lebih bersifat kolaboratif, suportif, dan kooperatif.
9.
Peserta didik dan guru belajar bersama dalam mengembangkan, konsep, dan
keterampilan.
10.
Penekanan pada pencapaian target kompetensi dan keterampilan.
11.
Pemanfaatan berbagai sumber belajar yang ada di sekitar.
Untuk memantapkan ciri pendidikan masa depan yang diuraikan sebelumnya, maka dengan demikian pendidikan masa depan harus mengarahkan pembelajarannya terfokus pada beberapa keterampilan yang harus ditanamkan pada pebelajar. Keterampilan tersebut, antara lain :
1.
Keterampilan Penelitian
2.
Keterampilan Komunikasi
3.
Keterampilan Berpikir
4.
Keterampilan Sosial
5.
Keterampilan Mengatur diri sendiri
6.
Keterampilan Hidup
Sehingga
pada akhir pembelajaran suatu jenjang pendidikan setiap pebelajar bisa menjadi
seperti yang diungkapkan oleh Ken Kay, President Partnership for 21st Century Skills,
antara lain :
•
Pemikir yang kritis
•
Seorang penyelesai masalah
•
Seorang inovator
•
Dapat berkomunikasi secara efektif
•
Dapat berkolaborasi secara efektif
•
Dapat mengarahkan diri sendiri
•
Paham akan informasi dan media
•
Paham dan sadar akan masalah global
•
Memikirkan kepentingan umum
•
Terampil dalam keuangan, ekonomi dan kewirausahaan
Dengan
demikian pendidikan akan membawa angin segar bagi seluruh umat manusia. Satu
hal yang perlu kita pahami melalui ungkapan McKenzie, yaitu “untuk mendidik dan
menghasilkan orang dewasa yang tidak sekedar menjadi penduduk dunia namun juga
mencoba untuk menciptakan dunia masa depan yang cocok untuk semua penduduknya”.
Inilah sebenarnya yang diharapkan. Mudahan apa yang diharapkan ini bisa
terwujud dengan cepat.
D.
Syarat-Syarat Pendidikan Masa Depan
1.
Materi Pendidikan Masa Depan
2. Global
Awareness (kesadaran global)
3. Keterampilan
dalam keuangan, ekonomi, bisnis dan kewirausahaan
4. Pemikiran
untuk kepentingan umum
5. Kesadaran
akan kesehatan dan kesejahteraan
E.
Implementasi Pengembangan Pendidikan Masa Depan
1.
Sekolah Masa Depan
Untuk
membiayai perlengkapan teknologi sering menjadi kendala sehingga beban untuk
pendidikan semakin berat terutama penyelenggara pemerintah setempat. Tetapi
kebanyakan pemerintahan setempat tidak mempunyai cara untuk mendapatkan dana
ekstra untuk pengeluaran tersebut. Ujung-ujungnya yang miskin menjadi semakin
miskin dan yang kaya semakin kaya, sehingga terjadi kesenjangan antara
pendidikan di sekolah-sekolah favorit dan sekolah-sekolah yang berfasilitas
kurang.
Perubahan
paradigma baru mengenai sekolah dimana sekolah dalam peradaban yang semakin
tinggi diperlukan informasi teknologi yang memadai agar tidak tertinggal jauh
dan dapat bersaing dalam era global yang mengalami perubahan sangat cepat.
Berikut
ini dibahas studi keefektifan sekolah masa depan:
1.
Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan.
Masa
depan para guru dan siswa pada era teknologi yang tinggi tidak lagi dibatasi
waktu dan ruang
kelas
yang terdapat dilembaga pendidikan namun guru dan siswa sudah dihubungkan
dengan sebuah jaringan komputer dan Net. Begitu pulang kalau para siswanya
ingin konsultasi dengan sang guru dapat mereka lakukan lewat net.
Sekolah-sekolah bahkan dapat mendirikan ruang kelas maya bagi para siswa untuk
memecahkan masalah masalah mereka atau untuk mengeksplorasi pelajaran yang
berbeda beda, yang menarik mereka. Para guru dan siswa dari berbagai kelas dan tingkatan
dapat bergabung dalam diskusi diruang kelas maya ini. Pembelajaran menjadi tak
terbatas dalam ruang dan waktu. Pembelajaran jarak jauh dan pengajaran lewat
internet dapat dilakukan dengan efektif sehingga siswa pergi ke sekolah memberi
kemungkinan tidak hanya mendapat pengetahuan dan proses sosialisasi yang tidak
dapat diperoleh dalam pembelajaran lewat internet. Komputer tidak dapat
mengambil seluruh fungsi sekolah namun dalam penyebaran teknologi informasi,
dapat bergeser dari pembelajaran bersama yang disentralisasikan menjadi
pembelajaran yang diindividualkan, yang di desentralisasikan.
2.
Pembelajaran Pendidikan dan Pengetahuan di Rumah.
Pada
masa depan nanti menurut Wen (2003:93) ada orang yang akan kembali ke zaman
ketika mereka kebanyakan diajar di rumah. Orang tua memikirkan dan
mempertimbangkan bahwa anaknya lebih baik dididik dengan cara lain seperti
diajari di rumah atau berpartisipasi dalam kelompok–kelompok pendidikan kecil
secara privat. Tingkat pencapaian dapat dipantau dengan uji publik.
3.
Pembelajaran Pendidikan dan Pengetahuan yang bersifat keterampilan khusus.
Sekolah
masa depan akan berubah dari sekolah dengan maksud umum menjadi sekolah dengan maksud
khusus. Yang diajarkan sekolah di masa lalu adalah pengetahuan umum, tetapi
sekolah masa depan mungkin akan menjadi pusat pelatihan dalam ketrampilan atau
pembelajaran khusus, sehingga siswa dapat menganggap di mana-mana adalah
sekolahku dan semua orang adalah guruku.
4.
Sekolah yang direformasikan.
Di
masa depan sekolah-sekolah yang baik bisa berkembang tanpa batas. Sekolah-sekolah
yang rendah kualitasnya akan tersingkirkan karena kurangnya siswa. Sekarang
sekolah-sekolah masih terbatas pada ruang kampus dan tersedianya guru. Mereka
hanya dapat menampung siswa hingga jumlah tertentu, tetapi dengan Net sebuah
sekolah yang semula hanya dapat menampung beberapa ribu siswa bisa menjadi
sebuah sekolah besar dengan beberapa juta siswa, hal ini bukannya mustahil.
Menurut
Mortimore (1991) faktor yang sensitif dalam perkembangan manajemen siswa dan guru
di sekolah, keterlibatan siswa, lingkungan yang kondusif dan iklim sekolah
positip, merupakan hal yang penting diidentifikasi. Sebuah contoh kongkret,
seorang kepala sekolah harus melakukan pengecekan secara langsung ke bawah di
mana ditemukan outcomes siswa sangat rendah dan guru-guru kurang perhatian. Orang
tua wali murid sangat vokal dan kritis serta komunitas yang menginginkan
perubahan ke arah kebaikan siswa dan staff. Dalam hal ini diperlukan strategi
manajemen dan kemampuan dari seorang kepala sekolah menjadikan sekolah tersebut
sebuah model sekolah yang efektif.
Untuk
menjadikan sekolah efektif diperlukan pilihan suatu proses perkembangan secara cepat
untuk melakukan perubahan setelah pengecekan langsung ke bawah. Di Inggris
misalnya sekolah dipercaya untuk :
1)
Membuat Pengantar Kurikulum Nasional dengan keputusan yang penting dalam
pembuatan
program
individu siswa.
2)
Mengoperasikan sistem manajemen lokal sekolah dengan pelatihan ilmu manajemen
yang berbasis sekolah.
3)
Kompetensi siswa yang rendah dikembangkan menjadi lebih optimal
(Mortimore,1991:159). Untuk perkembangan masa depan sekolah diperlukan sebuah
bentuk model keluaran sekolah.
Spesifikasi
sebuah model sekolah yang penting adalah:
1)
Membuat siswa dalam kelompok-kelompok besar dan khusus dengan melakukan control
secara optimal.
2)
Pembagian waktu secara proporsional yang lebih besar.
3)
Pemberian pengetahuan setiap hari dimulai dengan bel atau sirene.
4)
Keputusan untuk memilih kepala sekolah, merupakan hal penting membawa output
dari sekolah menjadi lebih baik, teknik formal yang biasanya ditempuh yaitu
lewat testing.
(Mortimore,1991:162).
2.
Kepemimpinan
Kepala Sekolah Yang Efektif
Dalam
pengelolaan sekolah peran kepala sekolah sangat menonjol. Bukti bahwa peran tersebut
sangat kuat, hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan kepala sekolah yang
baik, sangat besar sumbangannya terhadap sekolah yang efektif. Menurut
Standfield dkk (dalam Mudjiarto, 2001: 12) berdasarkan hasil penelitian dari
pola sekolah yang efektif kepala sekolah dipandang sebagai “Ksatria” yang
menyelamatkan anak-anak dengan memberikan pendidikan yang efektif. Perubahan
perbaikan dari prestasi rendah, disiplin yang tak terwujud dan moral staf yang kurang
baik diharapkan menjadi lebih baik, dengan pendekatan terhadap perbaikan
pengajaran dalam empat aspek yaitu: disiplin, prestasi, sikap dan kepribadian. Semua
aspek tersebut ditumbuhkan dengan berdasarkan pada harapan-harapan yang tinggi,
terciptanya suasana emosi yang positip, pelaksana supervisi yang obyektif, dan
penggunaan teknik kepemimpinan yang sesuai oleh kepala sekolah. Untuk mencapai
itu dibutuhkan kepemimpinan kepala sekolah yang kuat harapan yang tinggi yang
disuarakan oleh seluruh warga sekolah, iklim belajar di sekolah yang teratur,
penekanan yang kuat pada ketrampilan-ketrampilan dasar mengajar, evaluasi yang
sering diadakan serta pemantauan terhadap kemajuan siswa secara kontinyu. (Mujiarto,
2001: 13-14).
Dalam
pelaksanaannya, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah sangat dipengaruhi hal-hal
sebagai berikut :
1.
Kepribadian yang kuat, percaya diri, berani, bersemangat murah hati, dan memilih
kepekaan sosial.
2.
Memahami tujuan pendidikan dengan baik.
3.
Pengetahuan yang luas.
4.
Keterampilan profesional (tehnis, hubungan kemanusiaan, konseptual).
5.
Memiliki prinsip kepemimpinan yang baik yaitu konstruktif, kreatif, partisipatif,
kooperatif, delegatif, integratif, rasional dan obyektif, pragmatis,
keteladanan, adaptasi dan fleksibel.
(Depdiknas,
2000: 12-13).
Selain
itu diperlukan penampilan dan kinerja yang baik dari kepala sekolah. Menurut Wahyosumidjo
(2002: 433) kepemimpinan kepala sekolah diperlu-kan kekuatan pendorong sehingga
anak buah selalu mengikuti apa yang diinginkannya dan sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu: kewibawaan (power), sifat-sifat dan ketrampilan,
perilaku (behaviour) serta
fleksibilitas
pemimpin.
3.
Guru
Masa Depan
Untuk
memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa di sekolah yang baik dibutuhkan guru yang
memenuhi syarat kualifikasi yang tinggi dan mampu menghadapi banyak perubahan
dalam pendidikan masa depan dan membimbing para siswanya dengan lancar di abad
baru ini.
Peran
Guru di Masa Lalu, Zaman Sekarang, dan Masa Depan
Peran
guru di masa lalu sangat mempengaruhi pola pikir, cara pandang dan perilaku
seumur hidup siswanya dan sangat dihormati serta dianggap orang terpenting kedua
setelah orang tua, namun di jaman sekarang perkembangan guru mulai jatuh dan
mengenaskan, ini karena selama beberapa puluh tahun terakhir menganggap guru
sebagai tenaga kerja murahan untuk meneruskan
pengetahuan.
Ada anggapan bahwa apa yang diajarkan tidak sesuai dengan muatan ujian sehingga
guru les privat menjadi populer karena mengkompensasi apa yang kurang diajarkan
guru di sekolah dan sesuai dengan muatan ujian.
Peranan
guru di masa depan dapat ditingkatkan dengan penggunaan teknologi komputer, peran
guru semakin nyata, pengetahuan informasi teknologi dapat dikembangkan secara
maksimal dan membimbing kurikulum. Guru dituntut kreatif yang mampu memenuhi
kebutuhan orang lain, mempunyai kompetensi-kompetensi inti dan
kemampuan-kemampuan khusus. Peran guru di masa depan mencakup bimbingan
kurikulum, mengevaluasi kemajuan pembelajaran, bimbingan dalam seni menjalani
kehidupan, konseling dalam perencanaan kehidupan dan pengembangan kreativitas serta
potensi.
2.
Kemampuan-kemampuan Penting Guru di Masa Depan
a.
Ketrampilan berkomunikasi.
b.
Ketrampilan computer.
c.
Memberikan Pengaruh Positip (Wen ,2003: 99-118).
Keefektifan
dan kemampuan guru merupakan salah satu karakteristik yang berpengaruh pada
prestasi akademik siswa di sekolah dimana semakin efektif dan kemampuan tinggi
guru melakukan tugas maka akan semakin tinggi prestasi akademik siswa
(Mujiarto, 2001: 53). Di PBM guru sangat menentukan kualitas lulusan, namun
perlu kebersamaan dalam unsure komponen sekolah yaitu kepala sekolah, guru
administratif serta keterlibatan orang tua guna mendukung keberhasilan anak
didik.
4.
Peran Orang Tua dalam
Pendidikan
Di
dalam pendidikan anak-anak seharusnya mempunyai kebebasan sendiri untuk menentukan
apa yang akan dipelajari apakah mereka mengejar studi akademik ataukah hanya sampai
pada sekolah menengah. Sama dengan pengembangan pengetahuan, kalau seseorang
anak ingin meningkatkan cadangan pengetahuannya, ia bisa terus belajar, kalau
ia merasa cukup pengetahuannya dan ingin bekerja seharusnya mereka diizinkan
untuk bekerja. Namun orang tua harus mengetahui kemampuan dasar yang harus
dimiliki seorang anak untuk masa depan yaitu:
pertama
mengenal sebanyak mungkin kemampuan berbahasa, yang nantinya berhubungan dengan
orang lain. Di masa depan apabila tidak mengenal bahasa asing maka akan
memiliki daya saing yang terkikis. Kemampuan dasar yang kedua yaitu
pertimbangan. Pendidikan pengetahuan dapat
diefektifkan
dengan bantuan komputer. Hanya pertimbangan yang baiklah maka dapat mencegah seorang
anak kehilangan arah dan teguh terhadap prinsip-prinsip yang dipegang
seandainya dilingkungan yang tidak sehat. Peranan orang tua dalam pendidikan
diantaranya :
1.
Pembelajaran mandiri bagi anak maupun orang tua sendiri setelah anak besar.
2.
Mengubah peranan dari melindungi menjadi penolong.
3.
Mengubah anggapan bahwa anak lemah (Wen , 2003: 119-126).
Menurut
Mudjiarto (2001: 74) peranan orangtua perlu dilibatkan dalam kegiatan sekolah termasuk
dukungan orangtua terhadap program dan tujuan yang ingin dicapai sekolah secara
konsisten. Pengontrolan anak dapat lebih ketat dan disiplin dalam keaktifan
dalam mengikuti PBM. Pelibatan orangtua tidak hanya bersifat bantuan dana saja
namun program dan perencanaan partisipatori sekolah sehingga tercipta hubungan
yang baik antara sekolah dan orangtua.
Keberanian
sekolah dibutuhkan untuk menggugah orangtua agar perlu memperhatikan sekolah anaknya
dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswanya.
Perubahan
dalam Pendidikan
Kualitas
Pendidikan
Di
jaman yang berbeda dimana tuntutan terhadap kebutuhan semakin berkembang
apalagi kita telah memasuki zaman internet dimana dapat membebaskan kualitas-kualitas
khusus individual yang seringkali tertindas di zaman industri. Dalam era
industri dituntut standarisasi dan tidak menekankan kualitas dan talenta
individual.
1.
Pendidikan yang berorientasi pada pengetahuan dikembangkan ke segala arah yang
seimbang.
Di
antara banyaknya teori tentang pendidikan ada dua teori yang selalu
bertentangan. Ada aliran pendidikan yang menekankan bahwa apapun yang
dipelajari seseorang di sekolahnya harus bermanfaat bagi masyarakat nantinya.
Maka pendidikan harus praktis, yang dipelajari harus diterapkan dengan baik.
Aliran yang lain justru melihat sasaran pendidikan sebagai media pengembangan
potensi manusia sepenuhnya, terlepas dari nilai manfaatnya bagi masyarakat di masa
depan.
Keterbatasan
terbesar dalam pendidikan sekarang adalah kurikulumnya. Siswa harus mempelajari
semua pelajaran yang ditetapkan, tanpa memperhitungkan disukai atau tidak oleh siswa.
Bahkan ada siswa yang dipaksa untuk melakukan sesuatu yang bukan bidangnya
sehingga ia tidak mau mempelajarinya.
2.
Pembelajaran bersama yang disentralisasikan menjadi pembelajaran individual
yang didesentralisasikan.
Dalam
kebanyakan sistim pendidikan di dunia sekarang ini, fasilitas-fasilitas
perangkat keras dibangun terlebih dahulu dan para guru direkrut, sebelum siswa
dari berbagai tempat dikumpulkan di sekolah untuk mengikuti pelajaran. Ini
disebut pembelajaran yang disentralisasikan. Di masa depan ketika teknologi
komputer sudah mencapai tingkatan tertentu para siswa tidak lagi berkumpul di
sekolah, cukup dengan tinggal di rumah dengan menggunakan akses internet mereka
mengikuti pelajaran, sehingga guru dapat menghemat energi dan waktu untuk menertibkan
siswa. Namun diperlukan kesadaran orang tua untuk di setiap rumah memiliki sebuah
fasilitas komputer dan internet serta biaya akses internet sehingga
pembelajaran dapat dilakukan setiap saat dan tergantung minat dari siswanya.
Sedangkan jumlahnya siswanya tidak terbatas ratusan namun bisa ribuan atau
jutaan dengan mengakses lewat internet. Inilah yang disebut pembelajaran
individual yang didesentralisasikan.
3.
Pembelajaran yang terbatas pada tahapan pendidikan menjadi pembelajaran seumur
hidup. Sekarang ini di Indonesia terdapat pendidikan wajib belajar sembilan
tahun yaitu 6 tahun berada di sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah menegah
tingkat pertama dan setelah tamat melanjutkan ke SLTA lalu ke perguruan tinggi.
Kemudian setelah lulus bekerja di masyarakat sampai akhirnya pensiun. Kalau
kita hitung jenjang pendidikan sekitar 12-17 tahun, apakah sudah cukup padahal
perubahan di masyarakat sangat cepat? Pengetahuan yang diperoleh sudah tidak
memadai untuk sisa penghidupan mereka, sehingga apa yang kita pelajari bisa
menjadi usang oleh karena itu kita harus senantiasa belajar hal-hal baru kalau
tidak kita menghadapi risiko tersingkir dari pasar kerja.
4.
Pengakuan diploma menjadi pengakuan kekuatan nyata.
Di
masyarakat sekarang ini dapatlah dikatakan bahwa yang terpenting adalah diploma
atau gelar. Di dalam dunia kerja sering kali gelar dijadikan standar untuk
mengukur kemampuan seseorang, namun kenyataan di dalam dunia kerja tidak hanya
memperhitungkan hal tersebut, tetapi juga memperhitungkan universitas dan
fakultas apa ia belajar, dan apakah penuh waktu atau paruh waktu. Seringkali
kita keliru dalam penentuan kemampuan, misalnya seseorang hanya lulusan sekolah
menengah tetapi kemampuannya sama dengan yang memperoleh gelar. Seseorang dapat
diketahui kemampuannya apabila diuji dengan kefasihan Bahasa Inggris dan
kemampuan
komputer sehingga dapat diketahui kompetensi nyata seseorang, ketimbang mengandalkan
diploma atau gelar (Wen, 2003: 63-85).
B.
Strategi Pengembangan
Pendidikan Masa Depan
Untuk
membekali terjadinya pergeseran orientasi pendidikan di era global dalam
mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, diperlukan strategi
pengembangan pendidikan, antara lain:
1.
Mengedepankan model
perencanaan pendidikan (partisipatif) yang berdasarkan pada need assessment
dan karakteristik masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan
pendidikan merupakan tuntutan yang harus dipenuhi.
2.
Peran pemerintah bukan
sebagai penggerak, penentu dan penguasa dalam pendidikan, namun pemerintah
hendaknya berperan sebagai katalisator, fasilitator dan pemberdaya masyarakat.
3.
Penguatan fokus
pendidikan, yaitu fokus pendidikan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan
masyarakat, kebutuhan stakeholders, kebutuhan pasar dan tuntutan teman
saing.
4.
Pemanfaatan sumber luar
(out sourcing), memanfaatkan berbagai potensi sumber daya (belajar) yang
ada, lembaga-lembaga pendidikan yang ada, pranata-pranata kemasyarakatan,
perusahaan/industri, dan lembaga lain yang sangat peduli pada pendidikan.
5.
Memperkuat kolaborasi
dan jaringan kemitraan dengan berbagai pihak, baik dari instansi pemerintah
mapun non pemerintah, bahkan baik dari lembaga di dalam negeri maupun dari luar
negeri.
6.
Menciptakan soft
image pada masyarakat sebagai masyarakat yang gemar belajar, sebagai
masyarakat belajar seumur hidup.
7.
Pemanfaatan teknologi
informasi, yaitu: lembaga-lembaga pendidikan baik jalur pendidikan formal,
informal maupun jalur non formal dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam
mengakses informasi dalam mengembangkan potensi diri dan lingkungannya (misal;
penggunaan internet, multi media
pembelajaran, sistem informasi terpadu, dsb)
8.
C.
Model Pendidikan Abad
XXI
1.
Life Skill
a.
Kepemimpinan
b.
Etika
c.
Akuntabilitas (dpt dimintai pertanggung
jawaban)
d.
Kemampuan beradaptasi
e.
Produktifitas individu
f.
Tanggungjawab individu
g.
Keterampilan personal
h.
Arah/tujuan hidup pribadi
i.
Tanggungjawab sosia
2.
Materi Pendidikan Abad 21
a.
Global Awareness (kesadaran global)
b.
Keterampilan dalam keuangan, ekonomi, bisnis dan kewirausahaan.
c.
Pemikiran untuk kepentingan umum
d.
Kesadaran akan kesehatan dan kesejahteraan
3.
Core Subject ????
4.
Keterampilan Berfikir dan Belajar
a.
Berpikir kritis dan keterampilan mencari solusi.
b.
Kreatifitas dan keterampilan inovasi.
c.
Keterampilan komunikasi dan informasi.
d.
Keterampilan untuk berkolaborasi.
e.
Pendidikan kontektual.
f.
Keterampilan informasi dan media.
5.
Pemahaman Informasi dan Teknologi
a.
Berpikir kritis dan keterampilan mencari solusi
b.
Kreatifitas dan keterampilan inovasi
c.
Keterampilan komunikasi dan informasi
d.
Keterampilan untuk berkolaborasi
e.
Pendidikan kontekstual
f.
Keterampilan informasi dan media
F.
Perubahan dalam Pendidikan
1.
Peran Guru
Guru tidak lagi memberikan informasi dalam bentuk
ceramah dan buku teks. Guru akan berperan sebagai fasilitator, tutor dan
sekaligus pembelajar.
2.
Peran Siswa
Siswa tidak perlu lagi menjadi pengingat fakta dan
prinsip tapi akan berperan sebagai periset, problem-solver, dan pembuat
strategi.
3.
Peran Materi Pendidikan
Materi tidak lagi berbentuk informasi dalam bidang
studi terlepas tapi siswa akan mempelajari hubungan antar informasi.
thanks ats datanya. ku save ya
BalasHapuskeren-keren. Ijin aku muat dalam tugasku ya.
BalasHapussalut
BalasHapussangat sanlut kepada penulis, sebab melalui ini banyak orag mengerti menyesuaikan, memahami dan di berkati apa yang termuat dalamnya...
BalasHapusTUHAN YESUS BERKATI ......KOYAO
baiklah
BalasHapusTerima kasih pak, saya simpan untuk bacaan
BalasHapusmas kok gk ada daftar pustaka/sumber referensinya... gmana donk
BalasHapusmas kok gk ada daftar pustaka/sumber referensinya... gmana donk
BalasHapusmenarik sekali, bagaimana pendidikan di masa depan harus mulai kita perhatikan bersama. pendidikan saat ini harus menyesuaikan dengan apa yang mungkin ada di masa depan, jika tidak maka kita tetap akan tertinggal dengan negara-negara yang sudah mempersiapkan diri untuk persaingan di abad 21 ini, dan persaingan abaad berikutnya
BalasHapusoke
BalasHapus