BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembelajaran
terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar
mengajar yang dapat melibatkan beberapa kajian dalam satu mata pelajaran,
beberapa mata pelajaran, atau antar dan inter mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman bermakna kepada anak. Dengan demikian pembelajaran terpadu tidak
memaksakan keterpaduan antar bidang studi, akan tetapi lebih menekankan
keterpaduan untuk kebermaknaan belajar. Sehingga keterpaduan antar bidang studi
yang dipaksakan justu tidak dikehendaki oleh pendekatan ini. Kebermaknaan
terjadi karena dalam pembelajaran terpadu anak memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung yang alamiah dan keterhubungan
antar konsep satu dengan konsep lain yang sudah dialami, dan hubungan tersebut
bersifat alamiah.
Pada prakteknya, pembelajaran
terpadu bersifat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan kemampuan, keinginan
dan kebutuhan siswa. Bahkan disesuaikan dengan pengalaman yang pernah dialami
siswa sehingga siswa tidak hanya berperan sebagai obyek pendidikan bagi
pendidik tetapi siswa mengalami sendiri sehingga pengetahuan yang diperoleh
menjadi lebih bermakna.
Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai arti kefleksibelan, , pengertian pembelajaran terpadu, dan
kefleksibelan pembelajaran terpadu khususnya di sekolah dasar.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian fleksibel dan kefleksibelan?
2. Apa
pengertian pembelajaran terpadu?
3. Bagaimana
kefleksibelan pembelajaran terpadu?
C.
Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah yang berjudul “Kefleksibelan Pembelajaran Terpadu”
antara lain:
1. Memahami
pengertian fleksibel dan kefleksibelan.
2. Memahami
pengertian pembelajaran terpadu.
3. Memahami
kefleksibelan pembelajaran terpadu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Fleksibel dan Kefleksibelan
Fleksibel
memiliki arti luwes, mudah dan cepat menyesuaikan diri, sedangkan kefleksibelan
memiliki arti keluwesan, kemampuan untuk menyesuaikan diri.
B.
Pengertian
Pembelajaran Terpadu
Menurut
Cohen, Manion, dan Brand pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar
yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema
tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center
of interest).
Menurut
Prabowo, Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang
melibatkan beberapa bidang studi.
Berdasarkan
dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu adalah
pendekatan pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik
dalam intra pelajaran maupun antar mata pelajaran dan disesuaikan dengan
tingkat perkembangan peserta didik sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
C.
Kefleksibelan
Pembelajaran Terpadu
Di
dalam praktiknya, pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh guru tidak hanya
satu dimensi.
1. Pembelajaran
terpadu secara spontan
Dalam
proses pembelajaran guru dapat mengkaitkan materi lain dengan materi yang
diajarkannya. Misalnya: Seorang guru IPA akan membahas pokok bahasan air. Ia
bermaksud memperpadukan pokok bahasan ini dengan pokok bahasan lain dalam IPA
dan pokok bahasan yang relevan dalam mata pelajaran yang lain. Untuk keperluan
ini, sebelum pokok bahasan itu disajikan guru merencanakan dan menemukan
keterkaitan konseptual inter dan antar mata pelajaran tersebut.
Misalnya dalam
keterkaitan konseptual inter mata pelajaran IPA pada pokok bahasan kegunaan air
dan pokok bahasan siklus air. Sedangkan dalam keterkaitan antar mata pelajaran,
contohnya mata pelajaran IPA pokok bahasan kegunaan air dikaitkan dengan mata
pelajaran IPS pokok bahasan kenampakan alam.
2. Pembelajaran
terpadu terencana.
Pembelajaran
terpadu terencana dilaksanakan atas suatu tema tertentu dan dilaksanakan setiap
periode waktu tertentu. Melalui proses perencanaan, guru merancang sejak awal
pembelajaran dan segala aktivitasnya diarahkan untuk menciptakan keterpaduan.
Guru memilih tema dan menyusun tema/kegiatan berdasarkan tema tersebut. Misalkan
seorang guru merencanakan pembelajaran terpadu pada hari Kamis setiap minggunya
dengan tema yang berbeda-beda. Tema-tema tersebut misalnya air, udara, uang,
dan bumi.
Contoh: Seorang guru
kelas IV mengangkat pokok bahasan “bumi” untuk menampilkan pokok bahasan
terpadu. Untuk keperluan ini guru menjadikan pokok bahasan bumi ini sebagai
inti (center core).
Pada dasarnya langkah-langkah
pembelajaran terpadu tidak jauh berbeda dengan pembelajaran pada umumnya, yang
meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Hanya langkah
- langkah pembelajaran terpadu tidak bersifat statis namun bersifat dinamis,
luwes atau fleksibel, dan dapat diakomodasikan dari berbagai model pembelajaran.
1. Kefleksibelan
pembelajaran terpadu pada tahap perencanaan
Kefleksibelan
pembelajaran terpadu pada tahap perencanaan khususnya pada penetapan tema. Tema merupakan
gagasan pokok atau pokok pikiran yang menjadi pusat pembicaraan atau bahasan.
Dalam pembelajaran terpadu penentuan tema merupakan hal yang sangat penting,
karena dengan adanya tema materi pelajaran dapat dipadukan.
Dalam penentuan tema pembelajaran, khususnya
pada jenjang sekolah dasar, tema yang dipilih harus disesuaikan dengan usia,
perkembangan siswa, minat (kesukaan), dan kemampuan peserta didik, selain itu
tema harus dipilih berkaitan dengan lingkungan terdekat siswa dan dipilih dari
hal yang kongkrit menuju hal yang abstrak.
Berikut
ini merupakan contoh jaring- jaring tema “Bumi”.
2. Kefleksibelan pembelajaran terpadu
pada tahap pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran
terpadu, guru dapat mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh, dinamis, dan
bermakna sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan guru dan kesiapan siswa dalam
belajar. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran terpadu memberikan
peluang terjadinya pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tema
atau pokok bahasan yang disampaikan. Pendekatan pembelajaran terpadu menghubungkan
berbagai kajian, bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan
dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak. Tema sentral dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu harus dapat dikendalikan dengan memberi batas-batas
transparan (oleh guru) sesuai tingkat kemampuan anak, karakteristik anak,
ketersediaan sumber, kemampuan guru mengorganisasi, dan pengendalian
agar jangan terlalu overlapping ke tingkat berikutnya sehingga mempersulit
penekanan konsep-konsep inti sesuai tingkat kelas.
Contoh:
Guru merencanakan suatu kegiatan pembelajaran terpadu dengan tema “AIR” dengan
urutan materi sifat air, kegunaan air dan siklus air. Pada saat pelaksanaan, ternyata siswa lebih tertarik
untuk mempelajari kegunaan air terlebih dahulu. Maka guru hendaknya mengajar
dan mengembangkan kegiatan pembelajaran
sesuai kemauan siswa dengan mempelajari materi kegunaan air terlebih dahulu,
kemudian dilanjutkan dengan mengaitkan pada materi yang lain.
3. Kefleksibelan pembelajaran terpadu
pada tahap evaluasi
Evaluasi pada pembelajaran terpadu
dapat memilih berbagai jenis penilaian, misalnya skala sikap, lembar pengamatan, daftar check list, rubrik, dan
protofolio disesuaikan dengan tujuan evaluasi dan perkembangan anak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat
disimpulkan:
1.
Fleksibel memiliki arti
luwes, mudah dan cepat menyesuaikan diri, sedangkan kefleksibelan memiliki arti
keluwesan, kemampuan untuk menyesuaikan diri.
2.
Pembelajaran
terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa
aspek, baik dalam intra pelajaran maupun antar mata pelajaran dan disesuaikan
dengan tingkat perkembangan peserta didik sehingga pembelajaran akan lebih
bermakna.
3.
Kefleksibelan
pembelajaran terpadu, tercermin pada setiap tahap pembelajaran yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap perencanaan, kefleksibelan
pembelajaran terpadu dapat dilihat dari pemilihan tema. Pada tahap pelaksanaan,
kefleksibelan pembelajaran terpadu dapat terlihat dari kegiatan pembelajaran
yang disesuaikan dengan keinginan dan kemampuan siswa. Sedangkan pada tahap
evaluasi, kefleksibelan pembelajaran terpadu terdapat pada pemilihan jenis
evaluasi yang digunakan.
B. Saran
1.
Seorang guru sebaiknya lebih jeli dalam mengkaitkan kemungkinan
arahan konseptual antar bidang studi.
2.
Seorang guru harus meningkatkan penguasaan material dan
metodologi terhadap bidang-bidang studi yang perlu dikaitkan.
3.
Seorang guru harus
meningkatkan wawasan kependidikan sehingga mampu dan waspada memanfaatkan
setiap keputusan dan tindakannya untuk memberikan urutan nyata bagi pencapaian
tujuan utuh pendidikan.
0 komentar:
Posting Komentar