BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembelajaran yang dikemas oleh
seorang guru harus dikemas sebaik-baiknya agar seluruh potensi yang ada pada
diri siswa berkembang sesuai tingkat perkembangan mereka. Strategi yang
digunakan untuk upaya tersebut secara sistematis perlu memperhitungkan hubungan
kurikulum dan proses pembelajaran dengan karakteristik murid sekolah dasar,
tuntutan pembentukan pengalaman, pemahaman, dan ketrampilan secara utuh, mengadakan
refleksi yang dapat membuahkan pengembangan pemahaman melalui proses belajar
individual dan kelompok, serta teraktualisasinya beberapa dampak pengiring yang
mengembangkan pemahaman, keterampilan, dan sikap siswa.
Harus dicari suatu inovasi dalam
pembelajaran guna mencapai cita-cita pendidikan. Inilah yang melatar belakangi
munculnya pembelajaran terpadu di sekolah dasar. Pembelajaran akan lebih
bermakna menggunakan pendekatan terpadu, karena pembelajaran terpadu memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk belajar sesuai dengan minat dan
kebutuhannya. Pembelajaran terpadu didasarkan pada tiga konsep tentang proses
belajar anak yaitu anak-anak tidak membedakan antara bidang-bidang pelajaran,
anak memandang bidang mata pelajaran sebagai sesuatu yang berkaitan secara
keseluruhan; pembelajaran terpadu berdasarkan pada konsep bahwa berbagai mata
pelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan belajar; pembelajaran terpadu
berdasarkan metode mengajar induktif, yang menghubungkan berbagai kegiatan
dengan topik tertentu
yang diintegrasikan ke dalam satu kesatuan. Pembelajaran terpadu memungkinkan
peserta didik menggunakan ketrampilan-ketrampilan dalam suatu mata pelajaran
dengan cara yang bermakna.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini, yaitu:
1.
Apa yang dimaksud
Pembelajaran Terpadu?
2.
Apa saja keterbatasan
Pembelajaran Terpadu?
3.
Bagaimana cara
mengatasi keterbatasan Pembelajaran Terpadu?
C.
Tujuan
Pembahasan
Tujuan pembahasan
makalah ini, yaitu:
1.
Mengetahui apa yang
dimaksud Pembelajaran Terpadu.
2.
Mengetahui apa saja
keterbatasan Pembelajaran Terpadu.
3.
Mengetahui cara
mengatasi keterbatasan Pembelajaran Terpadu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pembelajaran
Terpadu
Pembelajaran
terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan
dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung
dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun
antar mata pelajaran.
Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang
dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
1. Menurut
Collin dan Dixon dalam Pembelajaran Terpadu Untuk Guru SD (2012: 12) menyatakan
bahwa pembelajaran terpadu terjadi jika peristiwa otentik atau eksplorasi topik
siswa dapat belajar proses maupun content dalam hubungan yang lebih luas dari
kurikuum yang telah tersusun dalam satuan waktu tertentu. Pembelajaran terpadu memberi
kesempatan kepada siswa untuk memusatkan belajarnya melalui topik, sehingga
menghasilkan:
a. Tersedianya
kerangka kerja untuk mendorong penemuan secara mandiri.
b. Membantu
siswa belajar bagaimana merencanakan dan menyelidiki secara mandiri dengan
menggunakan berbagai sumber.
c. Mendorong
siswa saling bertukar ide dan pengetahuan.
2. Menurut
Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi
pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam
suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata
keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang
membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang
studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa
perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk
mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka.
Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang
terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu
atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core/center of
interest).
3. Menurut
Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan
melibatkan atau mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang
perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran
terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Menurut Prabowo
(2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang
melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini
diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik
kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan
anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari
dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
sudah mereka pahami. Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar
yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical).
Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system
sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak
B.
Keterbatasan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut ini.
1.
Aspek Guru
Guru harus berwawasan luas, memiliki
kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya
diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara
akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar
penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa
kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
2.
Aspek peserta didik
Pembelajaran terpadu menuntut
kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena
model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai),
kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan
elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka
penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
3.
Aspek sarana dan sumber pembelajaran
Pembelajaran terpadu memerlukan
bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin
juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah
pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan
pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
4.
Aspek kurikulum
Kurikulum harus luwes,
berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada
pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam
mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta
didik.
5.
Aspek penilaian
Pembelajaran terpadu membutuhkan
cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan
belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam
kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur
pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk
berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang
berbeda.
6.
Suasana pembelajaran
Pembelajaran terpadu
berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dibandingkan bidang kajian lain. Dengan kata
lain, pada saat mengajarkan sebuah tema, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi
gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang
pendidikan guru itu sendiri.
C.
Cara Mengatasi Keterbatasan Pembelajaran Terpadu
Memang begitu banyak keterbatasan dari Pembelajaran Terpadu, namun semua
keterbatasan dapat diatasi jika ada kemauan keras dari guru untuk mencari
solusinya dengan berbagai cara. Jika guru terus menerus membatasi diri,
Pembelajaran Terpadu tidak akan berjalan dengan optimal. Beberapa cara untuk mengatasi
keterbatasan Pembelaran Terpadu antara lain ialah sebagai berikut:
1.
Terkait dengan penyelenggaraannya
a.
Guru rutin mendekati siswa dan
memahami karakter mereka satu per satu sehingga guru akan mengetahui
kecenderungan atau bakat siswa maupun sifat anak sehingga nantinya akan mudah
bagi guru untuk mengarahkan anak sesuai potensinya.
b.
Jika sarana dan prasarana belum
seiring dengan inovasi pembelajaran, tentunya guru harus segera melengkapinya
dengan menggunakan dana yang ada yaitu BOS. BOS diupayakan seoptimal mungkin
untuk kemajuan pendidikan. Jika BOS tidak mencukupi, guru dapat mengadakan
pertemuan dengan wali murid untuk mencari solusinya bersama-sama.
c.
Mengubah kebiasaan kultural yang
sudah berakar memang tak mudah. Para pejabat seharusnya membuat regulasi yang
mendukung inovasi pembelajaran, mendukung kebebasan guru untuk berkreasi,
berinovasi, demi kemajuan anak bangsa.
2.
Keterbatasan konteks pelaksanaan
a.
Mengetahui evaluasi dalam
Pembelajaran Terpadu sangat beragam, guru harusnya mempersiapkan teknik
evaluasi dengan matang. Tentunya agar sumber daya manusia yang progresif maju
ke depan dapat terwujud, guru harus terus menambah ilmu, wawasan, dan
keterampilan mereka terutama yang berkaitan dengan keterampilan mengajar.
b.
Meningkatkan kesadaran bagi
tiap-tiap guru untuk mengubah pola pembelajaran yang semula start mata pelajaran ke start tema. Kesadaran memang datang dari
hati. Namun banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempertinggi rasa kesadaran
itu. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan seminar, sosialisasi,
KKG, yang membahas Pembelajaran Terpadu. Dengan kegiatan tersebut, diharapkan
kesadaran guru akan pentingnya pembelajaran terpadu dapat meningkat. Sehingga
Pembelajaran Terpadu dapat berjalan dengan optimal.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Diakses dari http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/13/mengatasi-keterbatasan-pembelajaran-terpadu-seri-pt-04-288591.html pada
tanggal 7 Maret 2013.
Diakses dari http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2010/04/26/kelebihan-dan-kekurangan-pembelajaran-terpadu/ pada
tanggal 7 Maret 2013.
Diakses dari http://yuli-iluy.blogspot.com/2012/04/kelemahan-dan-kelebihan-model.html pada
tanggal 7 Maret 2013.
Padmono, Yohanes. 2012. Pembelajaran Terpadu Untuk Guru SD. Surakarta: Yuma Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar