Sebagai calon guru atau pendidik
kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang luas
untuk memahami peserta didiknya. Selain itu kita
harus mengerti perkembangan dan pertumbuhan anak, psikokologi anak,
kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan anak yang mempunyai bakat
tertentu.
Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala
aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non
fisik. Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Menurut Kartono
dalam Alex Sobur (2009: 128) menyatakan yang dimaksud dengan
perkembangan adalah proses transmisi daripada konstitusi psiko-fisis
(resam psikis dan fisis) yang herediter, distimulisasikan oleh
faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan, dalam perwujudan proses
aktif menjadi kontinu.
Beberapa teori perkembangan manusia telah
mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi
kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam
menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka
berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi
dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan
penting. Proses tersbut merupakan proses sosialisai yang mendudukkan
anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses
sosialisasi
Perkembangan sosial dapat pula
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral dan tradisi; meleburkan diri menjadi satu
kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia
dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan
dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh
dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang
dilingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang
lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah
mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak
mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti
marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Hubungan
sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh
kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.
Dapat lebih jelas bahwa semakin
bertambah usia anak maka semakin kompleks perkembangan sosialnya, dalam
arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa
manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri,
mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial
merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.
0 komentar:
Posting Komentar