Jumat, 16 Februari 2024

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

Apabila seorang pemimpin dihadapkan pada sebuah kasus dilema etika, untuk pengambilan keputusannya setidaknya harus berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka Pendidikan yang disampaikan, yaitu: Ing Ngarso Sung Tuladha: menjadi teladan, memimpin, contoh kebajikan, patut ditiru atau baik untuk dicontoh oleh orang lain; Ing Madya Mangunkarsa: memberdayakan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan, kemampuan, tenaga, akal, cara dan sebagainya demi memperbaiki kualitas diri mereka. Tut Wuri Handayani: mempengaruhi, memelihara, dan memprovokasi kebajikan serta kualitan positif agar orang lain bertumbuh maju.

Salah satu nilai kebajikan universal yang menjadi barometer dari nilai-nilai kebajikan yang lain yaitu tanggung jawab. Sebuah keputusan yang diambil harus dapat dipertangungjawabkan. Melalui sikap tanggung jawab dari dalam diri, sebuah keputusan yang kita ambil akan mencerminkan bagaimana prinsip dari kita berdasarkan ketiga prinsip pengambilan keputusan, sehingga akan mendorong terwujudnya wellbeing dalam ekosistem pendidikan.

Salah satu tujuan kegiatan coaching yaitu menggali lebih dalam lagi potensi yang dimiliki oleh seorang guru. Melalui proses coaching akan terjadi pengambilan keputusan yang mengarahkan pada hal-hal postif yang artinya keputusan-keputusan yang diambil berpihak pada murid. Melalui kegiatan coaching, pengambilan keputusan akan lebih efektif karena keputusan yang diambil berasal dari potensi yang dimiliki seseorang. Sehingga keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan yang akan mendorong terwujudnya wellbeing dalam ekosistem sekolah.

 

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangat berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya dilema etika. Guru yang memiliki kesadaran diri yang baik pasti menunjukkan integritas dan kejujuran dalam pengambilan keputusan. Memiliki kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran & perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan serta aspirasi. Kemampuan untuk memahmi sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbedabeda. Kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilkau untuk kesejahteraan psikologis diri sendiri, masyarakat, dan kelompok. Pada akhirnya keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.

 

Pada masalah moral atau etika, nilai-nilai yang dianut sebagai seorang pendidik yaitu kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut, maka sebuah keputusan yang diambil diharapkan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan prinsip berpusat pada peserta didik serta mendorong terwujudnya iklim pendidikan yang baik di sekolah.

Menjadi pemimpin pembelajaran yang memberikan perhatian, penuh pada komponen, pembelajaran seperti pada kurikulum, ektra atau intra kurikuler, proses belajar mengajar, refleksi dan asesmen yang otentik dan efektif, pengembangan guru, dan yang lain. Guru berperan besar dalam menciptakan lingkungan yang kondusif, positif, aman dan nyaman dan menyenangkan bagi muridnya. Mereka diharapkan mampu berperan sebagai seorang guru yang berorientasi pada tumbuh kembang muridnya agar mampu berkembang sesuai dengan kodratnya.

 

Pengambilan keputusan yang dilakukan berlandaskan atas tiga prinsip penyelesaian dilema, yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Pemilihan prinsip tersebut tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Meskipun setiap keputusan pasti ada resiko, pro dan kontra, namun hal ini menjadikan salah satu tantangan tersendiri. Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilemma etika adalah perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun dengan mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.

Membuat keputusan pengajaran yang tepat untuk potensi murid dapat kita awali dengan mengetahui kesiapan, minat dan profil belajar murid. Jika kita sudah mengetahui ketiga unsur tersebut selanjutnya kita dapat memutuskan untuk strategi pembelajaran yang sesuai untuk mengakomodasi kebutuhan belajar setiap murid, melalui pembelajaran yang berdiferensiasi baik konten, proses, maupun produknya. 

Seorang pemimpin pembelajaran sudah seharusnya mengambil keputusan yang bijaksana. Pengambilan keputusan yang bijaksana memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal, tanggungjawab, dan keputusan tersebut haruslah berpihak pada murid agar kehidupan masa depan murid dapat terpenuhi dan berkembang dengan baik.

Pengambilan keputusan haruslan berpegang pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Keputusan yang diambil harus memuat unsur nilai-nilai kebajikan, universal, tanggungjawab dan berpihak pada murid. Pengambilan keputusan seorang pemimpin harus berdasarkan pemikiran filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara, berlandaskan nilai dan peran sebagai guru penggerak, berpedoman pada pembelajaran berdiferensiasi yang memuat sosial dan emosional serta mempunyai keterampilan coaching yang baik dalam menjalankan langkah-langkah pengambilan keputusan.

Pemahaman saya terhadap modul 3.1 yakni 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan sebagai langkah untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk dilema etika (benar lawan benar) atau bujukan moral (apabila benar lawan salah). Hal-hal diluar dugaan yang saya hadapi adalah apabila sebuah kasus sudah dipahami sebagai pelanggaran hukum, maka langkah-langkah pengambilan keputusan tidak lah dapat dilanjutkan lagi karena sudah melewati uji legal (hukum), yang kasus tersebut menyatakan benar lawan salah (bujukan moral).

Setelah mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan kita sebagai seorang guru tidak serta merta atas otoritas atau pandangan bahwa kita dapat mengontrol murid secara penuh, tetapi keputusan yang kita ambil harus berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan, tanggungjawab, dan berpihak pada murid, Keputusan yang diambil dapat melalui langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Sangat penting mempelajari modul ini sebagai seorang pemimpin dimana sebuah keputusan yang diambil harus berdasarkan beberapa pertimbangan sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan dan tidak salah langkah atau bahkan menimbulkan kekacauan. Melalui modul ini diharapakan dapat mengambil keputusan dengan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah yang telah dipelajari.


0 komentar:

Posting Komentar